Kamis, 29 April 2010

SEBUAH PELAJARAN DALAM SEBUAH KEADILAN

Alexander raja Mecedon. Berharap menjadi tuan dari seluruh dunia. Dia memimpin pasukannya melalui banyak negara. Dia merampas kota-kota, dia membakar kota, dan menghancurkan ribuan nyawa.

Pada akhirnya, jauh di timur, dia datang ke tanah yang belum pernah dia dengar sebelumnya. orang-orang disana tidak tahu tentang perang dan penaklukan. Walaupun mereka sangat kaya, mereka hidup sederhana dan damai dengan semua dunia.

Shah atau pempimpin orang-orang tersebut, pergi keluar menemui Alexander dan menyambutnya di negeri mereka. Dia memimpin raja yang besar itu ke istananya dan memohon untuk bisa makan malam dengannya.

Saat mereka duduk di meja, pelayan dari shah berdiri untuk menyajikan makanan, mereka membawa seperti buah-buahan, kacang-kacangan, kue dan yang enak lainnya; tetapi saat Alexander hendak makan, dia menemukan bahwa semua terbuat dari emas.

“Apa!” katanya,”apakah kamu makan emas dinegri ini?”

“Kami sendiri makan makanan biasa,” jawah Shah.” Tetapi kami mendengar bahwa hasrat anda adalah emas yang menyebabkan anda meninggalkan negri anda sendiri; dan dengan demikian kami berharap kami memuaskan selera anda.”

“Bukan karena emas saya datang kesini,” kata Alexander.” Saya datang untuk belajar adat istiadat dari rakyat anda.”

“Baiklah kalu begitu,: kata shah,”tinggallah dengan saya beberapa saat dan amati apa yang anda bisa.”


Sementara shah berbicara dengan raja, dua orang negarawan datang masuk.” Tuanku,” kata satunya,”kami memiliki perselisihan pendapat, dan berharap anda untuk menyudahi persoalan ini.”

“Katakan pada saya,” kata shah.

“Baiklah, ini adalah jalan,” jawab orang itu:” saya membeli sebagian tanah dari tetangga saya, dan membayarnya harga yang sesuai untuk itu. Kemarin, saat saya menggalinya, saya menemukan sebuah kotak penuh dengan emas dan permata. Harta ini bukan milik saya, karena saya hanya membeli tanah; tetapi saat saya menawarkan ke tetangga saya dia menolaknya.”

Orang kedua kemudian berbicara dan berkata,”benar saya menjual tanah padanya, tetapi saya tidak menyediakan sesuatu yang akan dia temukan didalamnya. Harta itu bukan milik saya dan karenanya saya tidak ingin mengambilnya.”

Shah duduk tenang sebentar, seperti saat dia berfikir. Kemudian katanya ke orang pertama,” apakah kamu memiliki anak?”

“Ya, seorang laki-laki muda yang menjanjikan,” jawabnya.

Shah kembali bertanya kepada orang kedua:”Apkah kamu mempunyai anak perempuan?”

“Saya punya,” jawab orang itu, --Seorang gadis yang cantik!.”

“Baiklah, kalu begitu, ini adalah penilaian saya, ijinkan anak laki-laki menikahi anak perempuan, jika keduanya setuju, dan berikan mereka harta itu sebagai pemberian pernikahan.”

Alexander mendengarnya dengan ketertarikan yang besar.” Anda sudah menghakimi dengan bijaksana dan dengan benar,” katanya pada shah, ‘ tetapi di negeri saya, kami akan melakukannya dengan berbeda.”
“Apa yang akan anda lakukan?”

“baiklah, kami akan melemparkan kedua orang itu ke penjara dan harta itu akan diberikan kepada raja.”

“Dan anda akan menyebut itu keadilan?” tanya shah.

“Kami menyebutnya kebijakan politik,” kata Alexander.

“Maka ijinkan saya bertanya satu pertanyaan,” kata shah. “Apakah matahari bersinar di negerimu?”

“Tentu saja.”

“Apakah hujan turun disana?”

“Oh, iya!”

“Apakah mungkin ! tetapi apakah ada beberapa hewan yang lembut dan tidak berbahaya di ladangmu?”

“ Ada banyak.”

“Kemudian,” kata shah,” pastilah matahari bersinar dan hujan turun demi binatang buas yang buruk; untuk orang yang tidak adil tidak layak mendapatkan berkat itu.

0 komentar:

Posting Komentar