Kamis, 29 April 2010

PELUKIS BESAR PERTAMA AMERIKA

Pada zaman dahulu kala, hiduplah di Pennyslvania, seorang anak laki-laki yang bernama Benjamin West.

Bocah ini menyukai gambar-gambar. Tentu saja ada beberapa hal yang lebih dia sukai . Tetapi dia tidak pernah melihat suatu gambar kecuali beberapa yang kecil dalam sebuah buku. Ayah dan ibunya adalah anggota perkumpulan Kristen yang anti perang dan anti sumpah (Quaker), dan mereka tidak berfikir bahwa untuk membelanjakan uang pada hal semacam itu adalah benar. Mereka berfikir bahwa lukisan dapat mengambil pikiran seseorang dari sesuatu yang lebih baik atau berguna.


Suatu hari ibu Benjamin harus pergi ke tetangganya untuk beberapa pesanan. Jadi dia mengatakan kepada Benjamin untuk tinggal di rumah dan menjaga adik bayi perempuannya sampai dia kembali.

Dia sangat senang melakukannya; karena dia menyayangi bayi itu.
“Ya, ibu,” katanya, “ Saya akan menjaganya setiap menit. Saya tidak akan membiarkan sesuatu melukainya,”

Bayi itu tidur di ayunannya, dan dia tidak boleh membuat keributan dan membangunkannya. Untuk beberapa waktu dia tetap masih duduk. Dia mendengar jam berdetak.
Dia mendengar kicauan burung. Dan dia mulai merasakan kesepian.
Seekor lalat kecil di pipi bayi, dan dia mengusirnya. Kemudian dia berfikir alangkah bagusnya gambar yang mungkin dibuat pada pipi adiknya yang manis dan tangan kecilnya.

Dia tidak mempunyai kertas, tetapi dia mengetahui dimana ada papan yang mulus. Dia tidak memiliki pensil tetapi ada arang pada perapian. Betapa cantiknya bayi itu! Dia mulai menggambar. Bayi itu tersenyum dan tidak terbangun.

Semakin cekatan dia menggunakan arang ke papan, gambarnya berkembang. Ini adalah kepalanya yang bulat, ditutupi dengan rambut keritingnya yang cantik. Ini adalah mulutnya. Ini adalah matanya, dan telinganya yang cantik. Disini adalah lehernya yang gemuk dan disini adalah tangannya yang cantik.

Semakin dia sibuk dengan gambarnya dia tidak memikirkan hal yang lainnya. Dia tidak mendengar detak jam, burung yang bernyanyi. Dia bahkan tidak mendengar langkah kaki ibunya saat dia datang ke kamar. Dia tidak mendengar nafas ibunya yang berdiri dibelakangnya dan melihatnya menyelesaikan gambarnya yang bagus. “O Benjamin! Apakah yang sudah kamu lakukan?” teriaknya.

Anak itu kaget.

“Ini hanyalah gambar bayi, ibu,” katanya.

“Sebuah gambar bayi! Oh, bagusnya! Ini mirip sekali dengannya!”

Ibu itu sangat gembira dan memeluk dengan tangannya dan menciumnya. Kemudian tiba-tiba dia mulai heran apakah ini benar.

“Benjamin, bagaimana kamu belajar menggambar gambar seperti itu ?”tanyanya.
“Saya tidak belajar,”jawabnya.”Saya hanya melakukannya. Tidak ada yang membantu saya, tetapi saya melakukannya.”

Saat ayah Benjamin datang pulang, ibunya menunjukkan gambarnya.
“Ini seperti adiknya, bukan?” katanya.”Tetapai saya takut. Saya tidak tahu berfikir apa. Apakah menurutmu ini sangat salah untuk Benjamin melakukan hal seperti itu?”

Ayahnya tidak menjawab. Dia mengambil gambar itu dan dia melihatnya dari berbagai sisi. Dia membandingkannya dengan wajah bayinya yang cantik. Kemudian dia mengembalikannya ke tangan istrinya dan berkata:”—
“Letakkan disana. Ini mungkin tangan Tuhan ada didalamnya.”

Beberapa minggu setelah itu, datang tamu dari Barat.
Dia adalah seorang teman lama, yang banyak dikasihi orang---berambut putih, menyenangkan, wajah pendeta, yang kata-katanya selalu bijaksana.

Orang tua Benjamin menunjukkan gambarnya. Mereka mengatakan bagaimana anaknya selalu mencoba menggambar sesuatu. Dan mereka bertanya tentang apa yang harus dilakukan dengan itu.
Pendeta yang baik itu melihat gambar untuk waktu yang lama. Kemudian dia memanggil Benjamin kecil. Dia meletakkan tangannya pada kepala anak itu dan berkata:--
“Anak ini memiliki bakat yang sangat hebat. Kita tidak akan memhami apa alasannya. Marilah kita percaya bahwa seseuatu yang besar dan baik datang darinya, dan Benjamin West bertumbuh menjadi terhormat di bangsa kami dan dunia.”

Dan perkataan pendeta tua itu menjadi kenyataan. Lukisan Benjamin West membuatnya terkenal, Dia adalah pelukis besar pertama di Amerika.

0 komentar:

Posting Komentar