Kamis, 29 April 2010

ANAK KECIL YANG MENUNGGANG DENGAN PELANA PEREMPUAN

Saat Daniel Webster masih anak-anak, dia tinggal di pedesaan, jauh dari kota. Dia tidak cukup kuat untuk bekerja di ladang seperti abangnya; tetapi dia menyukai buku dan belajar.

Dia masih sangat muda saat dia pertama kali dikirim ke sekolah. Gedung sekolah terletak dua atau tiga mil dari rumah, tetapi dia tidak menghiraukan jalan di sepanjang hutan dan melewati bukit.

Dia segera belajar apa yang bisa diajarkan gurunya; karena dia anak yang cerdas dan cepat, dan memiliki ingatan yang baik.

Ayahnya berharap Daniel akan bertumbuh menjadi seorang yang bijak dan terkenal. “Tetapi,” katanya,”tidak ada orang yang sukses tanpa sebuah pendidikan.”

Sehingga dia memutuskan anaknya harus ke sekolah dimana dia akan disiapkan untuk pendidikan yang lebih tinggi.

Suatu malam ayahnya berkata padanya, “Daniel, kamu harus bangun lebih awal pagi ini. kamu akan pergi ke Exeter dengan saya.”

“Ke Exeter, Ayah!” kata Daniel.

“Ya Ke Exeter. Aku akan menempatkan kamu di akademi disana.”

Akademi di Exeter adalah sekolah terkenal untuk menyiapkan anak laki-laki untuk kuliah. Itu masih sekolah yang terkenal.
Tetapi ayah Daniel tidak mengatakan apa pun tentang kuliah.
Disana belum ada rel pada waktu itu, dan Exeter hampir sejauh lima puluh mil jauhnya. Daniel dan ayahnya akan menunggang ke sana dengan kudanya.

Awal pagi ini dua kuda dibawa ke pintu. Satu adalah kuda Mr.Webster; dan yang lain yang berwarna abu-abu adalah kuda tua dengan pelana wanita dibelakangnya.

“Siapa yang akan menunggang kuda tua? “ tanya Daniel.

“Dan Webster yang muda,” jawab ayahnya.

“Tetapi saya tidak mau pelana perempuan. Saya bukan seorang wanita.”

"Saya mengerti,” kata Mr. Webster.”Tetapi tetangga kita, Johson mengirimkan kuda tua ke Exeter untuk digunakan oleh seorang perempuan yang akan menunggangnya kembali dengan saya. Dia melakukan kebaikan dengan mengijinkan kamu menungganginya, dan saya melakukan kebaikan dengan menjaganya.

“Tetapi bukankah akan terlihat lucu untuk saya menunggang ke Exeter dengan pelana perempuan?”

“Baiklah, jika seorang wanita dapat menungganginya, mungkin Dan Webster dapat melakukannya lebih baik.”

Dan mereka keluar ke perjalanan menuju Exeter. Mr. Webster menunggang di depan, dan Daniel, di kuda tua abu-abu, mengikuti dibelakang. Jalannya berlumpur, dan mereka pergi dengan lambat membutuhkan waktu dua hari untuk mencapai Exeter.

Orang-orang yang mereka temua menatap mereka dan heran siapa mereka. Mereka jarang-jarang memperhatikan pelana perempuan; yang mereka perhatikan hanya bocah dengan mata gelap dan kuat, dengan wajah bangsawan.

Bajunya adalah barang buatan rumah; sepatunya kesat dan berat; dia tidak memiliki sarung tangan di tangannya; dia agak janggal dan pemalu.
Belum lagi sesuatu dengan tata kramanya dan suara yang menyebabkan semua orang mengaguminya.

Daniel Webster menjadi orator terkenal dan negarawan yang besar. Dia dihormati di rumah dan diluar.

0 komentar:

Posting Komentar