Selasa, 18 Mei 2010

AYAM JANTAN DAN MUTIARA

Ayam jantan berjalan dengan sombong keatas dan kebawah di ladanag diantara induk ayam saat tiba-tiba dia melihat dari kejauhan sesuatu yang bersinar diantara jerami.

“Ho!ho! katanya,”itu untuk saya,” dan segera mengambilnya keluar dari bawah jerami. Apa yang terjadi jika keluar kecualimutiara itu dalam beberapa kesempatan bisa hilang di lapangan? “kamu mungkin sebuah harta yang berharga,” kata ayam jantan,” ke orang yang menghadiahkan kamu, tetapi untuk saya saya lebaih baik memiliki sebuah jagung-gandum-daripada sebuah mutiara.”
Sesuatu yang berharga adalah untuk mereka yang dapat menghargainya.

Selasa, 04 Mei 2010

LIMA PULUH ORANG TERKENAL

Siapa mereka, apa pekerjaannya dan dimana mereka tinggal.

1. Aesop Fabulist Greece 550--? B.C.
2. Alexander King Macedon 356--323 B.C.
3. Alfred the Great King England 849--901
4. Al Mansour Caliph Spain 939--1002
5. Al Mansur Caliph Persia 712--775
6. Arion Musician Greece 6th Century B.C.
7. Aristomenes General Greece 685--? B.C.
8. Bruce, Robert King Sweden 1274--1329
9. Burritt, Elihu Philanthropist Connecticut 1811--1879
10. Caedmon Poet England 650--720 (?)
11. Charles XII King Sweden 1682--1718
12. Coriolanus General Rome 5th Century B.C.
13. Cyrus King Persia 6th Century B.C.
14. Davenport, A. Legislator Connecticut 1715--1780
15. Everett, Edward Statesman Massachusetts 1794--1865
16. Franklin, Benj. Statesman Pennsylvania 1706--1790
17. Frederick the Great King Prussia 1712--1786
18. Fulton, Robert Inventor New York 1765--1815
19. Gautama Prince India 562--472 B.C.
20. Giotto, Bondone Painter Italy 1276--1337
21. Haroun al Raschid Caliph Bagdad 750--809
22. Henry IV King France 1553--1610
23. Hogg, James Poet Scotland 1770--1835
24. Jackson, Andrew President United States 1767--1835
25. Jefferson, Thos. President United States 1743--1826
26. Jones, Sir William Scholar England 1746--1794
27. Lafayette General France 1757--1834
28. Lee, Robert E. General Virginia 1807--1870
29. Lincoln, Abraham President United States 1809--1865
30. Longfellow, H. W. Poet Massachusetts 1807--1882
31. Louis XIV King France 1638--1715
32. Mamoun Caliph Persia 785--?
33. Marshall, John Statesman Virginia 1755--1835
34. Otanes General Persia 6th Century B.C.
35. Psammeticus King Egypt 7th Century B.C.
36. Putnam, Israel General Connecticut 1718--1790
37. Randolph, John Statesman Virginia 1773--1833
38. Revere, Paul Patriot Massachusetts 1735--1818
39. Richard III King England 1452--1485
40. St. Francis Saint Italy 1182--1226
41. Selkirk, Alexander Sailor Scotland 1676--1723
42. Solomon King Jerusalem 10th Century B.C.
43. Solon Philosopher Athens 6th Century B.C.
44. Swift, Jonathan Author Ireland 1667--1745
45. Tamerlane Conqueror Tartary 1333--1405
46. Thales Philosopher Miletus 6th Century B.C.
47. Washington, G. President United States 1732--1799
48. Webster, Daniel Statesman Massachusetts 1782--1852
49. West, Benjamin Painter Pennsylvania 1738--1820
50. Zeuxis Painter Greece 5th Century B.C.

Beberapa orang terkenal lainnya, yang disebutkan dalam buku ini.


Astyages King Media 6th Century B.C.
Bias Philosopher Priene 6th Century B.C.
Chilon Philosopher Sparta 6th Century B.C.
Cimabue Painter Florence 1240--1302
Cleobulus King Rhodes 6th Century B.C.
Defoe, Daniel Author England 1661--1731
Mazarin Cardinal France 1602--1661
Parrhasius Painter Greece --400 B.C.
Periander King Corinth 6th Century B.C.
Pittacus Philosopher Mitylene 6th Century B.C.
Sheba, The Queen of 10th Century B.C.

SANDARAN EMAS BERKAKI TIGA

I

Suatu pagi, beberapa waktu yang lalu, seorang pedagang bernama Miletus berjalan disepanjang pantai laut. Beberapa nelayan mengumpulkan jala yang besar, dan berhenti untuk melihat mereka.

“Orang-orang baikku,” katanya,”Berapa banyak ikan yang kamu harapkan untuk diambil kali ini?”

“Kami tidak dapat mengatakannya,” jawab mereka. “Kami tidak pernah menghitung ikan kami sebelum mereka di tangkap.”

Jalanya terlihat berat. Pasti ada sesuatu didalamnya. Pedagang itu cukup yakin bahwa nelayan itu memiliki hasil tangkapan yang bagus.

“Berapa harga yang kamu berikan untuk ikan yang kamu tangkap?” tanyanya.

“Berapa banyak yang akan kamu berikan?” kata nelayan.

“Baiklah saya akan memberikan tiga keping perak untuk semua yang ada dalam jala.” Jawab pedagang.

Nelayan berbicara dengan suara pelan ke nelayan yang lain sebentar, dan kemudian seseorang berkata,” ini adalah sebuah tawaran. Mereka bisa sedikit ataupun banyak, kamu dapat memiliki tiga keping perak untuk semuanya.”

Dalam beberapa menit, jala yang besar itu diangkat keatas keluar dari air. Tidak ada satupun ikan didalamnya. Tetapi jala itu berisi sebuah sandaran emas berkaki tiga yang indah yang lebih berharga dari seribu ikan.

Pedagang itu senang.”Ini adalah uangmu,” katanya.”Berikan saya sandaran emas berkaki tiga itu.”

“Tentu tidak,” kata nelayan itu.”Kamu akan memiliki semua ikan yang akan ada didalam jala dan bukan yang lainnya. Kami tidak menjual sandaran emas berkaki tiga ini padamu.”

Mereka mulai bertengkar. Mereka berbicara dan bertengkar untuk waktu yang lama dan tidak mencapai kesepakatan. Kemudian salah seorang nelayan berkata,”mari kita tanyakan ke gubernur tentang ini dan lakukan sesuai dengan perintahnya.”

“Ya, mari kita tanyakan ke gubernur,” kata pedagang. “Biarkan dia yang memutuskan masalah ini bagi kita.”

Dan mereka pun membawa sandaran emas berkaki tiga itu ke gubernur dan setiap orang mengatakan ceritanya.

Gubernur mendengarkannya, tetapi tidak dapat memutuskannya siapa yang benar. “Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting,” katanya.” Kita harus mengirimkan ke Delphi dan bertanya ke peramal apakah sandaran berkaki tiga ini akan diberikan ke nelayan atau ke pedagang. Tinggalkan sandaran berkaki tiga ini dalam penjagaan saya sampai kita mendapatkan jawabannya.”

Sekarang peramal itu ada di Delphi dan sangat bijaksana. Orang dari semua bagian dunia pergi kesana, untuk mengatakan masalahnya dan mendapatkan nasihat.

Jadi gubernur mengirimkan seorang pesuruh ke Delphi untuk menanyakan ke peramal tentang apa yang harus dilakukan dengan sandaran berkaki tiga itu. Pedagang dan nelayan menunggu dengan tidak sabar sampai jawaban itu datang, dan inilah yang dikatakan peramal itu:--
“Jangan berikan ke pedagang ataupun ke nelayan hadiah tersebut; tetapi berikan kepada seseorang yang paling bijak dari yang bijak.”

Gubernur sangat senang dengan jawaban ini.

“Hadiah itu semua akan diberikan ke orang yang paling layak,”katanya. “Ada tetangga kita, Thales, yang semua orang tahu dan cintai. Dia terkenal diseluruh dunia. Orang datang dari berbagai negara untuk mencari dan dan belajar darinya. Kita akan berikan hadiah itu kepadanya.”

Jadi dengan tangannya dia membawa sandaran emas berkaki tiga itu ke rumah kecil dimana Thales tinggal. Dia mengetuk pintu dan orang bijak itu sendiri yang membukanya.

Kemudian gubernur mengatakan padanya bagaimana sandaran berkaki tiga itu ditemukan, dan bagaimana peramal mengatakan bahwa sandaran berkaki tiga itu harus diberikan kepada orang yang paling bijaksana dari yang bijak.

“Dan jadi saya membawa hadiahnya kepadamu, temanku Thales.”

“Pada saya!” kata Thales dengan terkejut.” Kenapa, ada banyak orang yang lebih bijak dari saya. Ada temanku Bias dari Priene. Dia sempurna dari semua orang. Berikan hadiah indah ini kepadanya.”

Dan kemudian Gubernur memanggil dua pegawai kepercayaannya dan memberitahu mereka untuk membawa sandaran berkaki tiga itu ke Priene dan menawarkannya ke Bias.

“Katakan pada orang bijak itu kenapa kamu membawanya dan ulangi apa yang dikatakan peramal kepadanya.”
II

Sekarang seluruh dunia sudah mendengar kebijaksanaan Bias. Dia mengajarkan orang-orang harus berbuat baik bahkan kepada musuh mereka. Dia juga mengajarkan, bahwa seorang teman adalah berkat terbesar yang dapat dimiliki seseorang.

Dia adalah seorang yang miskin dan tidak berharap kaya.”Lebih baik menjadi bijaksana daripada kekayaan,” katanya.

Saat pesuruh gubernur tiba di Priene dengan sandaran berkaki tiga itu, mereka menemui Bias yang bekerja di kebunnya. Mereka mengatakan apa yang disuruh dan menunjukkan hadiah indah itu kepadanya.

Dia tidak akan mengambilnya.

“Yang peramal maksudkan bukan saya yang akan memilikinya,” katanya.”Saya bukan yang terbijak dari yang bijak.”

“Tetapi apa yang harus kami lakukan dengannya.” Dimana kami akan menemukan orang yang paling bijak?”

“Di Mitylene,”jawab Bias,” disana ada seorang yang besar yang bernama Pittacus. Dia mungkin sekarang adalah raja di negerinya, tetapi dia lebih suka untuk memberikan semua waktunya untuk mempelajari kebijaksanaan. Dia adalah orang yang dimaksudkan oleh peramal.”




III

Nama Pittacus dikenal diseluruh dunia. Dia adalah seorang prajurit yang berani dan seorang guru yang bijaksana. Orang-orang dinegerinya mejadikannya dia raja mereka; tetapi segera setelah dia membuat aturan yang bagus untuk mereka, dia menyerahkan mahkotanya.

Salah satu dari motto nya adalah:”Apapun yang kamu lakukan, lakukan dengan baik.”

Para pesuruh itu menemuinya di rumahnya sedang berbicara dengan temannya dan mengajarkan mereka kebijaksanaan. Dia melihat sandaran berkaki tiga itu.”Betapa bagusnya sandaran berkaki tiga ini!” katanya.

Kemudian pesuruh itu mengatakan bagaimana sandaran berkaki tiga itu diambil dari laut dan mereka mengulangi apa yang dikatakan oleh peramal:--

“Jangan berikan pada pedagang ataupun nelayan hadiah itu; Tetapi berikan pada seorang yang terbijak dari yang bijak.”

“Baiklah,”katanya,”tidak dari pedagang ataupun nelayan yang akan memilikinya; karena orang itu hanya memikirkan bisnis mereka dan tidak mempedulikan apapun untuk kebaikan.”

“Kami sependapat dengan anda,” kata pesuruh itu;”dan kami akan mempesembahkan hadiah ini kepada anda karena anda adalah yang terbijak dari yang bijak.”

“Kamu salah,” jawab Pittacus.”saya akan senang untuk memiliki sebuah benda yang begitu indah yang dikerjakan oleh orang yang membuatnya, tetapi saya tahu saya tidak layak.”

“Jadi kepada siapa kami harus membawanya?” tanya pesuruh.
“Bawalah ke Cleobulus Raja Rhodes, jawab orang bijak itu.”Dia adalah seorang yang paling tampan dan terkuat, dan saya yakin dia juga yang terbijak.”


IV

Pesuruh itu pergi sampai akhirnya mereka tiba di pulau Rhodes. Disana semua orang berbicara tentang Raja Cleobulus dan kebijaksanaannya yang baik. Dia sudah mempelajari semua di sekolah besar didunia dan tidak ada yang tidak dia ketahui.

“Ajarlah anak-anak,” katanya; dan karena alasan itulah namanya masih dikenang sampai sekarang.

Saat pesuruh menunjukkannya sandaran berkaki tiga, dia berkata,”itu pasti hasil karya yang indah. Apakah kamu akan menjualnya? Berapa harganya?”

Mereka memberitahunya ini tidak untuk dijual, tetapi akan diberikan pada yang paling bijak dari yang bijak.

“Kalau begitu, kamu tidak akan menemukan orang itu di Rhodes,” katanya. “Dia tinggal di Corinth dan namanya adalah Periander. Bawalah hadiah itu kepadanya.







V

Semua orang sudah mendengar tentang Periander, Raja di Corinth. Beberpa mendengar tentang pembelajarannya yang hebat dan yang lainnya mendengar tentang keegoisan dan kekejamannya.

Orang asing mengagumi karena kebijaksanaannya. Orang-orangnya sendiri mengganggapnya bodoh karena kejahatannya.

Saat dia mendengar beberapa orang datang ke Corint dengan sandaran emas berkaki tiga yang sangat mahal, dia membawanya kehadapannya.

“Saya telah mendengar semua tentang sandaran berkaki tiga itu,” katanya,”dan saya tahu kenapa kamu membawanya dari satu tempat ke tempat lain. Apakah kamu berharap akan menemukan seseorang di Corinth yang layak untuk pemberian yang mahal itu?”

“Kami berharap andalah orang tersebut,” kata pesuruh itu.

“Ha! Ha! Tawa Periander.”Apakah saya terlihat seperti orang yang terbijak dari yang bijak? Tentu saja tidak. Tetapi di Lacedaemon ada seorang yang baik dan terhormat bernama Chilon. Dia mencintai negerinya, dia mencintai teman-temannya, dia suka belajar. Dalam pikiran saya dia layak menerima hadia emas itu. Saya perintahkan kamu untuk membawanya kepadanya.”

VI

Pesuruh itu terkejut. Mereka belum pernah mendengar Chilon, karena namanya sulit dikenal di negerinya. Tetapi saat mereka datang ke Lacedaemon, mereka mendengar pujian untuknya disetiap sisi.


Mereka mempelajari bahwa Chilon adalah seorang yang sangat pendiam, dan dia tidak pernah berbicara tentang dirinya sendiri dan dia mnghabiskan waktunya untuk membuat negerinya besar dan kuat dan bahagia.

Chilon sangat sibuk saat itu sehingga pesuruh-peseuh itu harus menunggu beberapa hari sebelum mereka dapat menemuinya. Akhirnya mereka diijinkan untuk pergi kehadapannya dan mengemukakan urusan mereka.

“Kami memmiliki sandaran berkaki tiga ini yang sangat indah,” kata mereka.”Peramal di Delphi mengatakan untuk memerintahkan bahwa seharusnya ini diberikan kepada orang terbijak dari yang bijak, dan karena alasan itu kami membawanya kepadamu.”

“Kamu membuat kesalahan,” kata Chilon. “Di seberang Athena, ada seorang yang bijak bernama Solon. Dia adalah seorang penyair, seorang prajurit dan seorang pembuat aturan. Dia adalah musuh terbesar saya, tetapi saya juga mengaguminya sebagai orang terbijak didunia. Kepadanya seharusnya kamu memberikan sandaran berkaki tiga itu.



VII

Pesuruh-pesuruh itu seharusnya bergegas untuk membawa hadiah emas itu ke Athena. Mereka tidak menemukan masalah untuk menemui Solon. Dia adalah pemimpin penguasa kota yang besar itu.

Semua orang yang mereka lihat berbicara memuji kebijaksanaannya.
Saat mereka memberitahunya apa yang disuruhkan pada mereka, dia diam sejenak; kemudian dia berkata:--

“Saya tidak akan berpikir bahwa saya adalah seorang yang bijaksana, dan oleh karena itu hadiah ini bukan untuk saya. Tetapi saya tahu setidaknya ada enam orang yang terkenal karena kebijaksanaan mereka, dan satu dari mereka pasti adalah yang terbijak dari yang bijak.”
“Siapa mereka? Tanya pesuruh.

"Nama mereka adalah Thales, Bias, Pittacus, Cleobulus, Periander, and
Chilon," jawab Solon.

“Kami sudah menawarkan hadiah ini kepada setiap mereka,” kata pesuruh itu, “dan mereka semua menolaknya.”

“Maka hanya ada satu hal lain yang harus dilakukan,” kata Solon.”Bawalah ini kembali ke Delphi dan tinggalkan ini di Kuil Apollo; karena Apollo adalah sumber kebijaksanaan, yang terbijak dari yang bijak.”

Dan pesuruh-pesuruh tersebut melakukannya.
Orang-orang yang terkenal yang saya ceritakan pada mu ini biasanya disebut Tujuh Orang Bijaksana Yunani. Mereka hidup kebih dari dua ribu tahun lalu dan setiap mereka membantu membuat negerinya terkenal.

YANG MANAKAH RAJA?

Suatu hari raja Henry ke empat dari Perancis sedang berburu di hutan yang besar. Menjelang malam dia memberitahu orang-orangnyauntuk menunggang pulang melalui jalan utama sementara dia akan pergi melaui jalan lain yang lebih panjang.

Saat dia datang keluar hutan dia melihat anak kecil disisi jalan, yang terlihat sedang mencari seseorang.

“Hei, anakku,” kata raja,”Apakah kamu mencari ayahmu?”

“Tidak pak,” jawabnya.”Saya sedang mencari raja. Mereka mengatakan dia sedang berburu di dalam hutan, dan mungkin akan menunggang keluar di jalan ini. Jadi saya menunggu untuk melihatnya.”

“Oh, itu yang kamu harapkan,” kata Raja Henry, “bangunlah kebelakang saya di kuda saya dan saya akan membawamu ke tempat dimana kamu dapat melihatnya.”

Anak itu bangun, dan duduk dibelakang raja. Dan kuda berlari kecil dengan cepat dan raja dan anak itu segera berkenalan dengan baik.

“Mereka selalu mengatakan Raja Henry selalu memiliki sejumlah orang dengannya,” kata anak itu; bagaimana saya tahu yang mana dia?”

“Oh, itu cukup mudah,” jawabnya.”semua orang akan melepas topinya, tetapi raja akan tetap memakainya.”

“Maksudmu seseorang dengan topinya adalah raja?”

“Tentu saja.”
Segera mereka tiba ke jalan utama dimana pegawai-peagawai raja sedang menunggu. Semua orang terlihat senang saat mereka melihat anak itu dan mereka bangkit berdiri, mereka menyambut raja dengan melepaskan topi mereka.

“Baiklah, anakku,”kata raja Henry,” yang mana menurutmu yang merupakan raja?”

“Saya tidak tahu,” jawab anak itu;” tetapi itu pastilah kamu atau saya, karena kita berdua memakai topi kita.”

PEMBUAT ARANG DAN RAJA

Dahulu kala hiduplah seseorang di Paris seorang pembuat arang yang miskin yang namanya Jacquot. Rumahnya kecil, dengan hanya satu kamar didalamnya; tetapi cukup luas untuk Jacquet dan isterinya dan dua anak laki-laki mereka yang kecil.

Pada satu dari akhir kamar ada sebuah pembakaran yang besar, dimana ibu memasak. Dan pada sisi yang lain ada tempat tidur. Dan ditengahnya ada meja kasar dengan bangku-bangku disekitarnya.


Bisnis Jacquet adalah menjual arang ke orang kaya di kota. Setiap hari dia terlihat membawa arang di punggungnya, membawanya ke beberapa konsumennya. Kadangkala dia membawa tiga atau empat kantung ke istana dimana raja kecil Perancis tinggal dengan ibunya.

Suatu malam dia sangat terlambat pulang. Meja sudah dirapikan dan makan malam siap. Anak-anak lapar dan tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk menunggu ayah mereka pulang.

“Makan malam akan menjadi dingin,” kata Charlot, yang tertua.

Saya heran kenapa dia begitu terlambat,” kata adiknya yang kecil, Blondel.

“Ada perayaan besar di istana ratu malam ini,” kata ibunya.” Disana akan ada musik dan tarian dan banyak orang kaya yang ada di sana. Mungkin ayah kalian menunggu untuk membantu didalam dapur.

Menit berikutnya mereka mendengar suaranya di pintu: “Cepat, anak-anak dan bergerak ke perapian. Lemparkan beberapa keping dan buat nyala api.

Mereka melakukannya, dan nyala api itu pun keatas kamar, dan mereka melihat ayah mereka masuk dengan seorang anak di tangannya.

“Ada apa?” teriak ibunya. “Siapa anak itu?”

Kemudian dia melihat wajah anak itu sangat pucat dan dia tidak membuka matanya ataupun bergerak.

“Oh, apa yang terjadi? Dimana kamu menemukannya?

“Saya akan ceritakan semua tentangnya, “ jawab Jacquet.”Tetapi ambilkan selimut dan hangatkan dia dulu, cepat. Itu di tempat tidur anak-anak yang terbaik.”

Betapa cantiknya anak itu! kata ibunya dengan segera melakukan yang diperintahkan. Dua anaknya, Charlot dan Blondel, dengan mata yang heran melihat wajah ayah dan ibu mereka membuka pakaian anak asing itu. Pakaian indahnya terendam air, dan kerah putihnya yang bagus dan kerutannya menjadi kotor dan meneteskan air.

“Dia harus mengenakan pakaian kering. Bawakan saya setelan Minggu, Charlot.”

“Ini ibu,” kata Charlot

Segera anak kecil asing itu memakai pakaian yang hangat; selimut kering yang lembut menyelimuti sekelilingnya; dan dia berada di tempat tidur anak-anak.

Kemudian dengan kenyamanannya, dia mulai menjadi lebih kuat. Warnanya kembali ke pipinya. Dia membuka matanya dan melihat sekelilingnya yang sempit, kamar sederhana dan orang miskin berdiri didekatnya.

“Dimana saya? dimana saya?” tanyanya

“Didalam rumah saya, teman kecilku,” jawab Jacquot.

“ Teman kecilku!” kata anak kecil itu dengan memandang rendah.

Dia melihat api di perapian, dan meja kasar dan bangku. Kemudian dia berkata,”Rumahmu ini adalah tempat yang sangat miskin, saya kira.”
“Maaf jika kamu tidak menyukainya,” kata Janquet. “Tetapi saya tidak dapat menolongmu, kamu akan berada di tempat yang buruk.”

“Bagaimana pakaian ini ada pada saya?” teriak anak itu. “Pakaian ini bukan milik saya. Kamu sudah mencurinya dan memberikan saya sesuatu yang jelek ini.”

“Mencuri! Kata pembuat arang, dengan marah. Apa maksudmu, kamu bajingan kecil yang tidak tahu berterima kasih?”

“Hush, Jacquet,” kata isterinya, dengan lembut. “Dia tidak tahu apa yang dia katakan. Tunggu dia istirahat sebentar, dan kemudian dia akan memiliki humor yang lebih baik.”

Anak itu pastinya sangat lelah. Matanya tertutup dan segera terlelap.

“Sekarang beritahu kami, ayah,” bisik Charlot, “dimana ayah menemukannya?”
Pembuat arang itu duduk di perapian. Dua anak laki-lakinya berdiri dengan lututnya, dan isterinya duduk disampingnya.

“Saya akan mengatakannya, “ katanya.”Saya membawa arang ke dapur ratu dan hendak pulang. Saya mengambil jalan terpendek melalui taman kecil dibelakang istana. Dimana kamu tahu air mancur berada?”

“Ya, ya!” kata Blondel. “Itu cukup dekat dengan pintu gerbang.”

“Dan, saat saya terburu-buru, saya mendengar ceburan yang besar, dan saya berpikir sesuatu telah jatuh ke kolom di air terjun itu. Saya mencari dan melihat sobat kecil itu berjuang di air. Saya berlari dan mendorongnya keluar. Dia hampir tenggelam.”

“Apakah dia mengatakan sesuatu ayah?” tanya Charlot.

“Oh, tidak !” dia pingsan; tetapi saya tahu dia belum tenggelam, saya pikir ada api yang besar dari dapur ratu dan saya tahu bahwa tukang masak tidak akan mengijinkan anak yang setengah tenggelam dibawa ketempat yang bagus itu. kemudian saya pikir rumah kecil kita yang hangat, dan bagaimana kita bisa membuatnya nyaman sampai dia sadar kembali. Jadi saya mengambilnya dengan tangan saya dan berlari kerumah secepat yang saya bisa.”

“Kasihan, anak itu!” kata Mrs. Jacquot. “Saya penasaran siapa dia.”
“Dia akan menjadi saudara kecil kita,” kata Blondel, dan kedua anak itu bertepuk tangan dengan tangannya sangat pelan.

Sejenak anak kecil itu terbangun. Dia terlihat merasa nyaman dan kuat. Dia duduk di tempat tidur dan melihat sekitarnya.

“Kamu menginginkan ibumu, bukan?” kata Mrs. Jacquot. “ Dia pasti menguatirkanmu. Katakan pada kami siapa dia, dan kami akan membawamu kepadanya.” Tidak perlu terburu-buru tentang itu,” kata anak itu.

“Tetapi mereka akan mencarimu.”

“Akan lebih baik, biarkan mereka mencari. Ibuku tidak akan kuatir. Dia punya banyak hal lain yang dilakukan dan tidak ada waktu untuk mendatangi saya.”

“Apa! Ibumu sendiri, dan tidak punya waktu untuk mendatangi anaknya sendiri?”

“Ya, nyonya. Tetapi pelayan akan mendatangi saya.” “Pelayan! Ya, saya kira juga begitu,” kata Jacquot. ”Mereka membiarkanmu jatuh di air dan kamu hampir tenggelam, jika bukan karena saya. tetapi mari, anak-anak, mari kita makan malam.”
Mereka duduk di meja. Ibu memberikan setiap mereka sebuah piring kaleng dan sebuah sendok kayu, dan kemudian membantu mereka semua untuk rebusan buncis. Ayahnya memotong potongan papan roti coklat.

Anak kecil asing itu datang dan duduk dengan mereka. Tetapi dia tidak makan apapun.
“Kamu harus mengatakan pada kami siapa ibumu.” Kata Mrs.Jacquot.”Kami harus memberitahunya bahwa kamu aman..”

“Tentu saja dia akan senang mengetahuinya,” kata anak itu; ”tetapi dia tidak punya waktu untuk memperhatikan saya malam ini.”

“Apakah dia seperti ibu kami?” tanya Charlot.

“ Dia cantik.”

“Tetapi ibu kami lebih baik. Dia selalu melakukan sesuatu untuk kami,” kata Blondel.

“Ibu ku memberikan pakaian bagus dan banyak uang untuk dihabiskan,” kata anak asing itu.

“Ibu kami memberikan banyak ciuman,” kata Charlot.

“Ha! Itu bukanlah apa-apa. Ibuku membuat pelayan menunggui saya dan melakukan seperti yang saya katakan.”

Tetapi ibu kami tersayang menunggui kami sendiri.”

Pembuat arang dan isterinya mendengarkan perdebatan kecil ini, dan tidak mengatakan apapun. Mereka baru bangkit dari meja setelah mereka mendengar keributan besar dijalan. Kemudian ada yang mengetuk pintu.

Sebelum Mrs. Jacquot membukanya, seseorang memanggilnya keluar, “Apakah ini rumah Jacquot, orang yang membuat arang?”

“Itu adalah guru pribadi saya,” bisik anak asing itu. “Dia datang untuk saya.” kemudian dia mengumpat cepat dibawah meja dan menyembunyikan dirinya. “ Jangan katakan padanya saya disini,” katanya dengan pelan.

Dalam beberapa menit ruangan itu dipenuhi dengan orang-orang. Mereka semua berpakaian dengan sagat bagus, dan beberapa dari mereka membawa pedang.

Seorang yang tinggi yang mengenakan jubah merah terlihat sebagai pemimpin dari kumpulan orang-orang itu. Dia berkata pada seorang prajurit yang berdiri di pintu,”Katakan ceritamu lagi.”

“Baiklah,” kata prajurit itu,” sekitar dua jam yang lalu saat saya menjaga gerbang di taman ratu. Pembuat arang ini, yang saya kenal dengan baik, berlari melewati saya dengan anak ditangannya. Saya tidak tahu kalau—“

“Baiklah pak,” kata orang berbaju merah itu.”Sekarang, kamu pembuat arang, dimanakah anak itu?”

“Disini!” teriak anak itu sendiri, tiba-tiba keluar dari tempat sembunyinya.

“O, yang Mulia!” kata orang berbaju merah. “ semua penjaga telah mencari anda selama dua jam.”

“Saya senang mendengarnya, Cardinal Mazarin.” Kata anak itu.
“Ibu anda sangat cemas.”

“Saya menyesal jika saya memberikannya masalah. Tetapi sungguh, saya terjatuh ke kolam di air mancur, dan orang baik ini membawa saya kesini untuk mengeringkan saya.”

“Tentu saja!” kata cardinal. “Tetapi saya harap anda siap untuk kembali pulang dengan kami.”

“Saya akan pergi saat saya mau.”

“Ibu anda—“

“Oh, ya, saya tahu dia kuatir, dan saya akan pergi. Tetapi saya harus berterima kasih dulu ke orang miskin ini.”

“Lakukanlah, yang Mulia.”

Anak itu kembali ke pembuat arang dan berkata:--“Temanku, saya adalah raja Perancis. Nama saya adalah Louis ke Empat belas. Saya berterima kasih padamu untuk apa yang sudah kamu lakukan. Kamu akan mempunyai uang untuk membeli rumah yang lebih besar dan untuk mengirim anak-anakmu sekolah. Ini tanganku untuk dicium.” Kemudian dia berbalik ke kardinal dan berkata,” Sekarang, saya siap. Mari kita pergi.”

“Tidak berpakaian seperti itu?”kata cardinal. Dia baru memperhatikan bahwa raja menggunakan setelan Minggu Charlot daripada miliknya.

“Kenapa tidak?” jawab raja kecil.

“Pikirkan apa yang akan dikatakan ibu anda jika ibu anda melihat anda dengan pakaian dari anak seorang yang miskin.” Kata cardinal. “Pikirkan apa yang akan dikatakan semua perempuan-perempuan baik.”

“ Biarkan mereka mengatakan apa yang mereka inginkan, saya tidak akan mengganti pakaian saya.”

Saat raja kecil itu pergi keluar, dia kembali ke pintu dan memanggil Charlot.”Datanglah ke istana besok,” katanya dan kamu akan memiliki pakaianmu. Dan kamu bawa pakaian saya denganmu.”

Louis ke Empat belas menjadi raja Perancis saat dia baru berumur lima tahun. Dia dipanggil “Yang Keempat belas” karena sudah ada tiga belas raja lainnya sebelum dia yang lahir dengan nama Louis. Dalam sejarah dia sering disebut Raja Hebat.

KEKASIH SESEORANG

Di timur yang jauh, hiduplah seorang pangeran yang bernama Gautama. Dia tinggal di istana mewah dimana semuanya dapat memberikan kesenangan. Adalah harapan bagi ayah dan ibunya bahwa setiap hari hidupnya harus menjadi suatu hari bahagia yang sempurna.

Sehingga pangeran ini bertumbuh menjadi seorang pemuda, tinggi, dan baik dan anggun. Dia belum pernah pergi keluar dari tamannya yang indah yang mengelilingi istana ayahnya. Dia belum pernah melihat ataupun mendengar duka atau penyakit atau kemiskinan. Semua yang jahat atau perselisihan di jaga keluar dari pandangannya. Dia hanya mengetahui hal-hal yang memberikan sukacita dan kesehatan dan kedamaian.

Tetapi suatu hari setelah dia dewasa, dia berkata: katakan pada saya tentang dunia besar dimana, seperti yang kamu katakan; dan saya berharap tahu semua tentangnya.”

“Ya, itu adalah tempat yang indah,” jawabnya. “Didalamnya ada sejumlah pohon dan bunga dan sungai dan air terjun dan yang lainnya yang membuat hati senang.”

“Maka besok saya akan pergi keluar dan melihat beberapa hal itu,” katanya.

Orang tua dan teman-temannya memohon supaya dia tidak pergi. Mereka mengatakan ada hal-hal indah di rumah ---kenapa pergi untuk melihat lainnya yang kurang indah? Tetapi saat mereka melihat bahwa dia sudah memutuskan untuk pergi, mereka tidak berkata apapun.

Pagi berikutnya, Gautama duduk di keretanya dan menunggangnya keluar dari istana ke satu jalan di kota. Dia melihat dengan heran di rumah pada sisi yang lain, dan pada wajah anak-anak yang berdiri di jalan pintu saat dia melewatinya. Saat pertama dia tidak melihat sesuatu yang menggangunya; untuk kita pergi didepannya untuk menghilangkan pandangan apapun yang mungkin tidak menyenangkan atau menyakitkan.

Segera keretanya kembali ke jalan yang lain---sebuah jalan yang kurang dijaga hati-hati. Disana tidak ada anak-anak di pintu. Tetapi tiba-tiba, di tempat sempit, dia bertemu dengan seorang yang sangat tua, berjalan pincang disepanjang jalan berbatu.

“Siapa orang itu?” tanya Gautama,” dan kenapa wajahnya begitu kurus dan rambutnya begitu putih? Kenapa kakinya gemetar saat dia jalan, bersandar pada sebuah tongkat? Dia terlihat lemah, dan matanya tidak tajam. Apakah dia jenis orang baru?”

“Pak,” jawab pelatihnya,”Itu adalah seorang yang tua. Dia hidup lebih dari delapan puluh tahun. Semua yang sudah mencapai umur itu akan kehilangan kekuatan mereka dan menjadi seperti dirinya, lemah dan abu-abu.”

“kesusahan!” kata pangeran. “itu adalah kondisi yang akan tiba pada saya?”

“JIka kamu hidup cukup lama,” jawabnya.

“Apa maksudmu dengan itu? tidak semua orang akan hidup delapan puluh tahun ----ya waktu yang lama delapan puluh tahun?”

Pelatih itu tidak menjawab, tetapi terus berjalan kedepan.
Mereka melewati keluar pedesaan terbuka dan melihat pondok orang-orang miskin. Dari salah satu pintu ada seorang yang sakit yangberbaring di dipan, tanpa pertolongan dan masih muda.

Kenapa orang itu berbaring disana pada waktu hari seperti ini?” tanya pangeran. “Wajahnya putih dan dia terlihat sangat lemah. Apakah dia juga orang yang sudah tua?”

“Oh tidak! Dia sedang sakit,” jawab pelatihnya.”Orang miskin sering sakit.” “Apa maksudmu?” tanya pangeran itu. “kenapa mereka sakit?”

Pelatih menjelaskan sebaik yang dia bisa; dan mereka berjalan ke depan.

Segera mereka melihat sekumpulan orang bekerja keras di sisi jalan. Wajah mereka terbakar matahari; tangan mereka keras; punggung mereka bungkuk dengan membawa beban; pakaian mereka sobek-sobek.

“Siapa orang itu, dan kenapa wajah mereka terlihat tidak gembira?” tanya pangeran. “ Apa yang mereka lakukan di sisi jalan?”

“Mereka adalah orang miskin, dan mereka sedang bekerja untuk membangun jalan raja,”jawabnya.

“Orang miskin? Apa artinya?”
“Kebanyakan orang di dunia adalah miskin,” kata pelatih. “Mereka hidup untuk bekerja untuk orang-orang kaya. Mereka sedikit gembira; dengan banyak dukacita.

“Dan apakah ini kebesaran, keindahan, dunia bahagia yang tentangnya diberitahukan pada saya?” teriak pangeran. “Betapa lemah dan bodohnya saya untuk hidup didalam kemalasan tidak berbuat apa-apa dan kesenangan sementara disana ada banyak kesedihan dan masalah disekitar saya. Bawa kembali kereta ini, pelatih dan bawa pulang. Mulai sekarang, saya tidak akan lagi mencari kesenangan saya sendiri. Saya akan menghabiskan seluruh hidup saya, dan memberikan apa yang saya miliki, untuk mengurangi keadaan sukar dan dukacita yang sepertinya memenuhi dunia.”

Pangeran ini melakukannya. Suatu malam dia meninggalkan istananya yang indah yang diberikan ayahnya dan pergi keluar ke dunia untuk melakukan sesuatu yang baik dan untuk menolong teman-temanya. Dan sampai hari ini, jutaan orang mengenangnya dan menghormati nama Gautama, sebagai seorang yang penuh cinta.

GEMBALA SAPI YANG MENJADI PENYAIR

I

Di Inggris pada suatu waktu ada sebuah biara terkenal yang disebut Whitby. Itu sangat dekat dengan laut dan siapa yang tinggal di dalamnya dapat mendengar ombak selamanya memukul daratan. Tanah disekitarnya tidak rata, hanya dengan beberapa ladang ditengah dari hutan yang luas.

Dalam kejauhan- pada hari libur, sebuah biara menjadi setengah gereja, setengah istana. Itu adalah tempat yang baik dimana orang-orang baik, dan ketakutan, orang-orang tanpa pertolongan dapat menemukan tempat berlindung pada waktu perang. Disana mereka dapat hidup dalam damai dan aman sementara seluruh negeri diserbu oleh orang-orang kasar dan barbar.

Suatu malam yang dingin di musim dingin, para pelayan biara berkumpul di dapur yang besar. Mereka duduk mengelilingi perapian dan mencoba untuk menghangatkan diri mereka sendiri.

Diluar pintu angin bertiup. Seseorang mendengarnya sebagai siulan dari pohon dan berderik dipintu dari biara itu. Mereka datang mendekat ke perapian dan merasa bersyukur karena mereka aman dari angin yang kencang. “Siapa yang akan menyanyi sebuah lagu buat kita?” kata tuan tukang kayu yang melemparkan sebuah balok kayu ke perapian.

“Ya sebuah lagu! Sebuah lagu! Teriak yang lain,” mari kita menyayikan lagu lama yang membuat kita tetap hangat.”

“Kita semua dapat menjadi penyanyi malam ini,” kata kepala koki.”Kita akan menyanyikan sebuah lagu bergantian. Bagaimana menurutmu?”

“Setuju! Setuju!” teriak yang lain.”Dan koki itupun memulai.”


Tukang kayu menggerakkan api sampai nyala api melompat tinggi dan percikan api keluar di lubang atap. Kemudian kepala koki mulai bernyanyi. Dia bernyanyi tentang peran, dan perbuatan berani yang kasar, dan cinta dan duka.

Setelah dia, orang lain dipanggil, satu demi satu; dan setiap mereka bergantian menyanyikan lagu favoritnya. Tukang kayu bernyanyi tentang hutan liar, pembajak bernyanyi tentang ladang; gembala bernyanyi tentang dombanya; dan mereka yang mendengarkan melupakan tentang badai dan udara dingin.

Tetapi disudut, hampir tersembunyi dari teman-temannya, seorang miskin duduk tidak menikmati nyanyian itu. Dia adalah Caedmon, dia adalah seorang gembala sapi.”Apa yang harus saya lakukan jika tiba giliran saya?” katanya kepada dirinya sendiri.

“ saya tidak tahu lagu apapun. Suara saya kasar dan saya tidak dapat bernyanyi.”

Jadi dia duduk disana menggigil dan ketakutan; karena dia sangat pemalu, dan tidak suka diperhatikan.

Pada akhirnya, saat seorang pandai besi ditengah pergerakan lagu, dia naik dengan tenang dan pergi keluar ke dalam gelap. Dia menyebrangi halaman sempit dimana ternak dijaga dalam cuaca badai.

“Sapi yang lembut ini tidak akan meminta sebuah lagu dari saya,” kata orang miskin itu. dia segera menemukan sudut yang hangat, dan disana dia berbaring, menutupi dirinya dengan jerami.

Didalam dapur yang besar, disamping perapian, orang-orang bersorak dan tertawa; karena pandai besi telah selesai bernyanyi, dan itu sangat menyenangkan.

“Siapa berikutnya?” kata tukang kayu.
“Caedmon, penjaga sapi,” jawab sang kepala koki.

“Ya, Caedmon! Caedmon,” teriak mereka bersama.”Sebuah lagu dari Caedmon!”

Tetapi saat mereka mencari, mereka melihat kursinya sudah kosong.

“Kasihan, teman pemalu!” kata pandai besi.” Dia takut dan memisahkan diri dari kita.”



II

Didalam tempatnya yang aman, tempat yang hangat dengan jerami, Caedmon segera tertidur. Semua disekelilingnya adalah sapi biara, beberapa mengunyah rumput, dan yang lainnya seperti tuannya tertidur tenang. Nyanyian didapur berakhir, perapian menyala kecil dan setiap orang pergi ke tempatnya masing-masing.

Kemudian Caedmon memiliki mimpi yang aneh. Dia berpikir ada sinar indah yang bersinar disekelilingnya. Matanya terpesona dengan sinar itu. Dia menggosok dengan tangannya, dan dia berpikir dia melihat wajah yang indah melihatnya kebawah, dan dengan suara lembut berkata,--
“Caedmon, nyanyi untuk saya.”

Pertamanya dia begitu bingung dan dia tidak dapat menjawab. Kemudian dia mendengar suara itu lagi.

"Caedmon, nyanyikan sesuatu."

“Oh, saya tidak bisa benryanyi,” jawab pria miskin itu.” saya tidak tahu lagu apapun; dan suara saya kasar dan tidak menyenangkan. Itulah alasan saya kenapa saya meninggalkan teman-teman di dapur biara dan datang kesini untuk sendiri.”

“Tetapi kamu harus bernyanyi,” kata suara itu. “ Kamu harus bernyanyi.”

“Apa yang seharusnya saya nyanyikan?” tanyanya.

“Nyanyi tentang penciptaan,” adalah jawabannya

Kemudian Caedmon, hanya dengan sapi sebagai pendengarnya, membuka mulutnya dan mulai bernyanyi, dia bernyanyi tentang permulaan sesuatu; bagaimana dunia dijadikan; bagaimana matahari dan bulan terbentuk, bagaimana tanah naik dari air; bagaimana burung dan binatang liar diberikan hidup.

Walaupun sepanjang malam dia duduk diantara sapi biara, dan dia bernyanyi lagunya yang indah. Saat penjaga kandang dan gembala keluar di pagi hari, mereka mendengarnya bernyanyi; dan mereka begitu terpesona sampai mereka berdiri di timbunan salju dan mendengarkan dengan mulut ternganga.

Pada jarak itu, pelayan lain mendengarnya, dan masuk ke lagunya yang indah, dan seseorang berlari cepat dan memberitahu kepala biara wanita yang baik atau nyonya dari biara, hal aneh apa yang sedang terjadi.

“Bawa penjaga sapi itu kesini, dan saya dan semua yang ada dapat mendengarnya,” katanya.

Jadi Caedmon dibawa ke ruang besar dalam biara. Dan semua saudara perempuan dengan wajah manisnya dan wanita lainnya ditempat itu mendengarkan sementara dia menyanyikan lagi lagu yang indah tentang penciptaan.

“Tentu saja,” kata biarawati, “ ini adalah sebuah puisi, paling manis, paling benar, paling indah. Dan pasti ditulis kebawah sehingga orang-orang ditempat lain dan di lain waktu dapat mendengarnya dibaca dan dinyanyikan.”

Sehingga dia memanggil tukang tulisnya, yang merupakan seorang pelajar, dan memintanya supaya dia menuliskan lagu itu, kata demi kata, yang keluar dari bibir Caedmon. Dan dia melakukannya.

Demikianlah cara dimana puisi Inggris yang benar pertama kali ditulis. Dan Caedmon, penjaga sapi miskin di biara, adalah penyair hebat pertama di Inggris.