Kamis, 29 April 2010

MENYELAMATKAN BURUNG

Suatu hari pada musim semi, empat pria menunggang kuda di jalan. Pria tersebut adalah pengacara, dan mereka akan pergi ke kota berikutnya untuk menghadiri pengadilan.

Pada saat itu habis hujan, dan tanah sangat basah. Air bertetasan dari pohon dan rumput sangat basah.

Keempat pengacara tersebut terus menunggang, satu dibelakang yang lainnya; karena jalannya sempit dan lumpur disetiap sisi lumayan dalam. Mereka menunggang dengan pelan dan mengobrol dan tertawa dan bergembira ria.

Pada saat mereka melintasi belukar pohon-pohon kecil, mereka mendengar suara kicau kebingungan di kepala mereka dan suara yang sayup burung di rumput pada sisi jalan

"Stith! stith! stith!" berasal dari cabang pohon diatas mereka.
"Cheep! cheep! cheep!" datang dari rumput yang basah

“Ada apa disini?” Tanya pengacara pertama, yang namanya adalah Speed. “oh ini hanya beberapa burung murai yang sudah tua!” jawab pengacara kedua, yang namanya Hardin. “ angin membawa dua dari burung tersebut keluar dari sarangnya. Mereka terlalu kecil untuk terbang dan ibunya membuat keributan tentang itu.”

“Kasihan ! mereka akan mati dibawah sana di rumput,” kata pengacara ketiga yang namanya saya lupa.
“oh, ya! Mereka bukan apa-apa kecuali burung,” kata Mr. Hardin. “ kenapa kita harus repot?”
“Ya, kenapa kita harus repot?” kata Mr. Speed.

Ketiga pria tersebut, mereka melewatinya, melihat kebawah dan melihat burung yang kecil tersebut kebingungan dalam dinginnya, rumput basah. Mereka melihat ibu burung tersebut terbang dan menangis ke pasangannya.

Kemudian mereka terus berjalan, mengobrol dan tertawa seperti sebelumnya. dalam beberapa menit mereka sudah melupakan tentang burung tersebut.

Tetapi pengacara keempat, yang namanya adalah Abraham Lincoln, berhenti. Dia turun dari kudanya dan dengan lembut mengambil burung yang kecil itu dengan tangannya yang besar dan hangat.
Mereka tidak terlihat takut, tetapi berkicau lembut, sepertinya mereka tahu mereka akan selamat.
“Tidak apa-apa, sobat kecil,” kata Mr.Lincoln “ aku akan menaruh kamu di tempat tidur kecilmu yang nyaman.”
Kemudian dia melihat keatas untuk menemukan sarang dimana mereka jatuh. Itu tinggi, dan lebih tinggi dari yang bisa dia capai.

Tetapi Mr. Lincoln memanjat. Dia sudah memanjat banyak pohon pada saat dia masih anak-anak. Dia menaruh burung tersebut pelan-pelan, satu per satu ke rumah hangat mereka. Dua bayi burung ada disana yang tidak ikut terjatuh. Semua berdekatan bersama-sama dan mereka sangat senang.

Segera ketiga pengacara yang sudah berjalan didepan berhenti untuk memberi air pada kuda mereka.

“Dimana Lincoln?” tanyanya.
Semua terkejut mengetahui bahwa beliau tidak ada bersama dengan mereka.
“Apakah kalian ingat burung tadi?” kata Mr.Speed. “kemungkinan besar dia berhenti untuk menjaga mereka.”

Dalam beberapa menit Mr. Lincoln bergabung dengan mereka. Sepatunya dipenuhi dengan lumpur; mantelnya terkena duri dari pohon berduri.
“Hello, Abraham!” kata Mr.Hardin. “Dari mana saja kamu?”
“Aku berhenti semenit untuk mengembalikan burung tersebut ke ibunya,” jawabnya.
“Kami selalu berfikir kau adalah seorang pahlawan,” kata Mr.Speed.” Sekarang kami mengatahuinya.”

Kemudian semua ketiga dari mereka tertawa dengan sepenuh hati. Mereka berfikir sungguh bodoh untuk seorang pria yang kuat harus repot hanya untuk burung kecil yang tidak berharga.
“Tuan-tuan,” kata Mr.Lincoln, “Saya tidak akan bisa tidur semalaman, jika saya membiarkan burung-burung kecil tersebut tanpa pertolongan untuk mati dalam rumput yang basah.

Sesudah itu Abraham Lincoln menjadi pengacara yang sangat terkenal dan negarawan. Dia terpilih sebagai presiden. Setelah Washington dia adalah seorang Amerika yang terhebat.

Sumber:FIFTY FAMOUS PEOPLE A BOOK OF SHORT STORIES
BY JAMES BALDWIN

0 komentar:

Posting Komentar