Selasa, 18 Mei 2010

AYAM JANTAN DAN MUTIARA

Ayam jantan berjalan dengan sombong keatas dan kebawah di ladanag diantara induk ayam saat tiba-tiba dia melihat dari kejauhan sesuatu yang bersinar diantara jerami.

“Ho!ho! katanya,”itu untuk saya,” dan segera mengambilnya keluar dari bawah jerami. Apa yang terjadi jika keluar kecualimutiara itu dalam beberapa kesempatan bisa hilang di lapangan? “kamu mungkin sebuah harta yang berharga,” kata ayam jantan,” ke orang yang menghadiahkan kamu, tetapi untuk saya saya lebaih baik memiliki sebuah jagung-gandum-daripada sebuah mutiara.”
Sesuatu yang berharga adalah untuk mereka yang dapat menghargainya.

Selasa, 04 Mei 2010

LIMA PULUH ORANG TERKENAL

Siapa mereka, apa pekerjaannya dan dimana mereka tinggal.

1. Aesop Fabulist Greece 550--? B.C.
2. Alexander King Macedon 356--323 B.C.
3. Alfred the Great King England 849--901
4. Al Mansour Caliph Spain 939--1002
5. Al Mansur Caliph Persia 712--775
6. Arion Musician Greece 6th Century B.C.
7. Aristomenes General Greece 685--? B.C.
8. Bruce, Robert King Sweden 1274--1329
9. Burritt, Elihu Philanthropist Connecticut 1811--1879
10. Caedmon Poet England 650--720 (?)
11. Charles XII King Sweden 1682--1718
12. Coriolanus General Rome 5th Century B.C.
13. Cyrus King Persia 6th Century B.C.
14. Davenport, A. Legislator Connecticut 1715--1780
15. Everett, Edward Statesman Massachusetts 1794--1865
16. Franklin, Benj. Statesman Pennsylvania 1706--1790
17. Frederick the Great King Prussia 1712--1786
18. Fulton, Robert Inventor New York 1765--1815
19. Gautama Prince India 562--472 B.C.
20. Giotto, Bondone Painter Italy 1276--1337
21. Haroun al Raschid Caliph Bagdad 750--809
22. Henry IV King France 1553--1610
23. Hogg, James Poet Scotland 1770--1835
24. Jackson, Andrew President United States 1767--1835
25. Jefferson, Thos. President United States 1743--1826
26. Jones, Sir William Scholar England 1746--1794
27. Lafayette General France 1757--1834
28. Lee, Robert E. General Virginia 1807--1870
29. Lincoln, Abraham President United States 1809--1865
30. Longfellow, H. W. Poet Massachusetts 1807--1882
31. Louis XIV King France 1638--1715
32. Mamoun Caliph Persia 785--?
33. Marshall, John Statesman Virginia 1755--1835
34. Otanes General Persia 6th Century B.C.
35. Psammeticus King Egypt 7th Century B.C.
36. Putnam, Israel General Connecticut 1718--1790
37. Randolph, John Statesman Virginia 1773--1833
38. Revere, Paul Patriot Massachusetts 1735--1818
39. Richard III King England 1452--1485
40. St. Francis Saint Italy 1182--1226
41. Selkirk, Alexander Sailor Scotland 1676--1723
42. Solomon King Jerusalem 10th Century B.C.
43. Solon Philosopher Athens 6th Century B.C.
44. Swift, Jonathan Author Ireland 1667--1745
45. Tamerlane Conqueror Tartary 1333--1405
46. Thales Philosopher Miletus 6th Century B.C.
47. Washington, G. President United States 1732--1799
48. Webster, Daniel Statesman Massachusetts 1782--1852
49. West, Benjamin Painter Pennsylvania 1738--1820
50. Zeuxis Painter Greece 5th Century B.C.

Beberapa orang terkenal lainnya, yang disebutkan dalam buku ini.


Astyages King Media 6th Century B.C.
Bias Philosopher Priene 6th Century B.C.
Chilon Philosopher Sparta 6th Century B.C.
Cimabue Painter Florence 1240--1302
Cleobulus King Rhodes 6th Century B.C.
Defoe, Daniel Author England 1661--1731
Mazarin Cardinal France 1602--1661
Parrhasius Painter Greece --400 B.C.
Periander King Corinth 6th Century B.C.
Pittacus Philosopher Mitylene 6th Century B.C.
Sheba, The Queen of 10th Century B.C.

SANDARAN EMAS BERKAKI TIGA

I

Suatu pagi, beberapa waktu yang lalu, seorang pedagang bernama Miletus berjalan disepanjang pantai laut. Beberapa nelayan mengumpulkan jala yang besar, dan berhenti untuk melihat mereka.

“Orang-orang baikku,” katanya,”Berapa banyak ikan yang kamu harapkan untuk diambil kali ini?”

“Kami tidak dapat mengatakannya,” jawab mereka. “Kami tidak pernah menghitung ikan kami sebelum mereka di tangkap.”

Jalanya terlihat berat. Pasti ada sesuatu didalamnya. Pedagang itu cukup yakin bahwa nelayan itu memiliki hasil tangkapan yang bagus.

“Berapa harga yang kamu berikan untuk ikan yang kamu tangkap?” tanyanya.

“Berapa banyak yang akan kamu berikan?” kata nelayan.

“Baiklah saya akan memberikan tiga keping perak untuk semua yang ada dalam jala.” Jawab pedagang.

Nelayan berbicara dengan suara pelan ke nelayan yang lain sebentar, dan kemudian seseorang berkata,” ini adalah sebuah tawaran. Mereka bisa sedikit ataupun banyak, kamu dapat memiliki tiga keping perak untuk semuanya.”

Dalam beberapa menit, jala yang besar itu diangkat keatas keluar dari air. Tidak ada satupun ikan didalamnya. Tetapi jala itu berisi sebuah sandaran emas berkaki tiga yang indah yang lebih berharga dari seribu ikan.

Pedagang itu senang.”Ini adalah uangmu,” katanya.”Berikan saya sandaran emas berkaki tiga itu.”

“Tentu tidak,” kata nelayan itu.”Kamu akan memiliki semua ikan yang akan ada didalam jala dan bukan yang lainnya. Kami tidak menjual sandaran emas berkaki tiga ini padamu.”

Mereka mulai bertengkar. Mereka berbicara dan bertengkar untuk waktu yang lama dan tidak mencapai kesepakatan. Kemudian salah seorang nelayan berkata,”mari kita tanyakan ke gubernur tentang ini dan lakukan sesuai dengan perintahnya.”

“Ya, mari kita tanyakan ke gubernur,” kata pedagang. “Biarkan dia yang memutuskan masalah ini bagi kita.”

Dan mereka pun membawa sandaran emas berkaki tiga itu ke gubernur dan setiap orang mengatakan ceritanya.

Gubernur mendengarkannya, tetapi tidak dapat memutuskannya siapa yang benar. “Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting,” katanya.” Kita harus mengirimkan ke Delphi dan bertanya ke peramal apakah sandaran berkaki tiga ini akan diberikan ke nelayan atau ke pedagang. Tinggalkan sandaran berkaki tiga ini dalam penjagaan saya sampai kita mendapatkan jawabannya.”

Sekarang peramal itu ada di Delphi dan sangat bijaksana. Orang dari semua bagian dunia pergi kesana, untuk mengatakan masalahnya dan mendapatkan nasihat.

Jadi gubernur mengirimkan seorang pesuruh ke Delphi untuk menanyakan ke peramal tentang apa yang harus dilakukan dengan sandaran berkaki tiga itu. Pedagang dan nelayan menunggu dengan tidak sabar sampai jawaban itu datang, dan inilah yang dikatakan peramal itu:--
“Jangan berikan ke pedagang ataupun ke nelayan hadiah tersebut; tetapi berikan kepada seseorang yang paling bijak dari yang bijak.”

Gubernur sangat senang dengan jawaban ini.

“Hadiah itu semua akan diberikan ke orang yang paling layak,”katanya. “Ada tetangga kita, Thales, yang semua orang tahu dan cintai. Dia terkenal diseluruh dunia. Orang datang dari berbagai negara untuk mencari dan dan belajar darinya. Kita akan berikan hadiah itu kepadanya.”

Jadi dengan tangannya dia membawa sandaran emas berkaki tiga itu ke rumah kecil dimana Thales tinggal. Dia mengetuk pintu dan orang bijak itu sendiri yang membukanya.

Kemudian gubernur mengatakan padanya bagaimana sandaran berkaki tiga itu ditemukan, dan bagaimana peramal mengatakan bahwa sandaran berkaki tiga itu harus diberikan kepada orang yang paling bijaksana dari yang bijak.

“Dan jadi saya membawa hadiahnya kepadamu, temanku Thales.”

“Pada saya!” kata Thales dengan terkejut.” Kenapa, ada banyak orang yang lebih bijak dari saya. Ada temanku Bias dari Priene. Dia sempurna dari semua orang. Berikan hadiah indah ini kepadanya.”

Dan kemudian Gubernur memanggil dua pegawai kepercayaannya dan memberitahu mereka untuk membawa sandaran berkaki tiga itu ke Priene dan menawarkannya ke Bias.

“Katakan pada orang bijak itu kenapa kamu membawanya dan ulangi apa yang dikatakan peramal kepadanya.”
II

Sekarang seluruh dunia sudah mendengar kebijaksanaan Bias. Dia mengajarkan orang-orang harus berbuat baik bahkan kepada musuh mereka. Dia juga mengajarkan, bahwa seorang teman adalah berkat terbesar yang dapat dimiliki seseorang.

Dia adalah seorang yang miskin dan tidak berharap kaya.”Lebih baik menjadi bijaksana daripada kekayaan,” katanya.

Saat pesuruh gubernur tiba di Priene dengan sandaran berkaki tiga itu, mereka menemui Bias yang bekerja di kebunnya. Mereka mengatakan apa yang disuruh dan menunjukkan hadiah indah itu kepadanya.

Dia tidak akan mengambilnya.

“Yang peramal maksudkan bukan saya yang akan memilikinya,” katanya.”Saya bukan yang terbijak dari yang bijak.”

“Tetapi apa yang harus kami lakukan dengannya.” Dimana kami akan menemukan orang yang paling bijak?”

“Di Mitylene,”jawab Bias,” disana ada seorang yang besar yang bernama Pittacus. Dia mungkin sekarang adalah raja di negerinya, tetapi dia lebih suka untuk memberikan semua waktunya untuk mempelajari kebijaksanaan. Dia adalah orang yang dimaksudkan oleh peramal.”




III

Nama Pittacus dikenal diseluruh dunia. Dia adalah seorang prajurit yang berani dan seorang guru yang bijaksana. Orang-orang dinegerinya mejadikannya dia raja mereka; tetapi segera setelah dia membuat aturan yang bagus untuk mereka, dia menyerahkan mahkotanya.

Salah satu dari motto nya adalah:”Apapun yang kamu lakukan, lakukan dengan baik.”

Para pesuruh itu menemuinya di rumahnya sedang berbicara dengan temannya dan mengajarkan mereka kebijaksanaan. Dia melihat sandaran berkaki tiga itu.”Betapa bagusnya sandaran berkaki tiga ini!” katanya.

Kemudian pesuruh itu mengatakan bagaimana sandaran berkaki tiga itu diambil dari laut dan mereka mengulangi apa yang dikatakan oleh peramal:--

“Jangan berikan pada pedagang ataupun nelayan hadiah itu; Tetapi berikan pada seorang yang terbijak dari yang bijak.”

“Baiklah,”katanya,”tidak dari pedagang ataupun nelayan yang akan memilikinya; karena orang itu hanya memikirkan bisnis mereka dan tidak mempedulikan apapun untuk kebaikan.”

“Kami sependapat dengan anda,” kata pesuruh itu;”dan kami akan mempesembahkan hadiah ini kepada anda karena anda adalah yang terbijak dari yang bijak.”

“Kamu salah,” jawab Pittacus.”saya akan senang untuk memiliki sebuah benda yang begitu indah yang dikerjakan oleh orang yang membuatnya, tetapi saya tahu saya tidak layak.”

“Jadi kepada siapa kami harus membawanya?” tanya pesuruh.
“Bawalah ke Cleobulus Raja Rhodes, jawab orang bijak itu.”Dia adalah seorang yang paling tampan dan terkuat, dan saya yakin dia juga yang terbijak.”


IV

Pesuruh itu pergi sampai akhirnya mereka tiba di pulau Rhodes. Disana semua orang berbicara tentang Raja Cleobulus dan kebijaksanaannya yang baik. Dia sudah mempelajari semua di sekolah besar didunia dan tidak ada yang tidak dia ketahui.

“Ajarlah anak-anak,” katanya; dan karena alasan itulah namanya masih dikenang sampai sekarang.

Saat pesuruh menunjukkannya sandaran berkaki tiga, dia berkata,”itu pasti hasil karya yang indah. Apakah kamu akan menjualnya? Berapa harganya?”

Mereka memberitahunya ini tidak untuk dijual, tetapi akan diberikan pada yang paling bijak dari yang bijak.

“Kalau begitu, kamu tidak akan menemukan orang itu di Rhodes,” katanya. “Dia tinggal di Corinth dan namanya adalah Periander. Bawalah hadiah itu kepadanya.







V

Semua orang sudah mendengar tentang Periander, Raja di Corinth. Beberpa mendengar tentang pembelajarannya yang hebat dan yang lainnya mendengar tentang keegoisan dan kekejamannya.

Orang asing mengagumi karena kebijaksanaannya. Orang-orangnya sendiri mengganggapnya bodoh karena kejahatannya.

Saat dia mendengar beberapa orang datang ke Corint dengan sandaran emas berkaki tiga yang sangat mahal, dia membawanya kehadapannya.

“Saya telah mendengar semua tentang sandaran berkaki tiga itu,” katanya,”dan saya tahu kenapa kamu membawanya dari satu tempat ke tempat lain. Apakah kamu berharap akan menemukan seseorang di Corinth yang layak untuk pemberian yang mahal itu?”

“Kami berharap andalah orang tersebut,” kata pesuruh itu.

“Ha! Ha! Tawa Periander.”Apakah saya terlihat seperti orang yang terbijak dari yang bijak? Tentu saja tidak. Tetapi di Lacedaemon ada seorang yang baik dan terhormat bernama Chilon. Dia mencintai negerinya, dia mencintai teman-temannya, dia suka belajar. Dalam pikiran saya dia layak menerima hadia emas itu. Saya perintahkan kamu untuk membawanya kepadanya.”

VI

Pesuruh itu terkejut. Mereka belum pernah mendengar Chilon, karena namanya sulit dikenal di negerinya. Tetapi saat mereka datang ke Lacedaemon, mereka mendengar pujian untuknya disetiap sisi.


Mereka mempelajari bahwa Chilon adalah seorang yang sangat pendiam, dan dia tidak pernah berbicara tentang dirinya sendiri dan dia mnghabiskan waktunya untuk membuat negerinya besar dan kuat dan bahagia.

Chilon sangat sibuk saat itu sehingga pesuruh-peseuh itu harus menunggu beberapa hari sebelum mereka dapat menemuinya. Akhirnya mereka diijinkan untuk pergi kehadapannya dan mengemukakan urusan mereka.

“Kami memmiliki sandaran berkaki tiga ini yang sangat indah,” kata mereka.”Peramal di Delphi mengatakan untuk memerintahkan bahwa seharusnya ini diberikan kepada orang terbijak dari yang bijak, dan karena alasan itu kami membawanya kepadamu.”

“Kamu membuat kesalahan,” kata Chilon. “Di seberang Athena, ada seorang yang bijak bernama Solon. Dia adalah seorang penyair, seorang prajurit dan seorang pembuat aturan. Dia adalah musuh terbesar saya, tetapi saya juga mengaguminya sebagai orang terbijak didunia. Kepadanya seharusnya kamu memberikan sandaran berkaki tiga itu.



VII

Pesuruh-pesuruh itu seharusnya bergegas untuk membawa hadiah emas itu ke Athena. Mereka tidak menemukan masalah untuk menemui Solon. Dia adalah pemimpin penguasa kota yang besar itu.

Semua orang yang mereka lihat berbicara memuji kebijaksanaannya.
Saat mereka memberitahunya apa yang disuruhkan pada mereka, dia diam sejenak; kemudian dia berkata:--

“Saya tidak akan berpikir bahwa saya adalah seorang yang bijaksana, dan oleh karena itu hadiah ini bukan untuk saya. Tetapi saya tahu setidaknya ada enam orang yang terkenal karena kebijaksanaan mereka, dan satu dari mereka pasti adalah yang terbijak dari yang bijak.”
“Siapa mereka? Tanya pesuruh.

"Nama mereka adalah Thales, Bias, Pittacus, Cleobulus, Periander, and
Chilon," jawab Solon.

“Kami sudah menawarkan hadiah ini kepada setiap mereka,” kata pesuruh itu, “dan mereka semua menolaknya.”

“Maka hanya ada satu hal lain yang harus dilakukan,” kata Solon.”Bawalah ini kembali ke Delphi dan tinggalkan ini di Kuil Apollo; karena Apollo adalah sumber kebijaksanaan, yang terbijak dari yang bijak.”

Dan pesuruh-pesuruh tersebut melakukannya.
Orang-orang yang terkenal yang saya ceritakan pada mu ini biasanya disebut Tujuh Orang Bijaksana Yunani. Mereka hidup kebih dari dua ribu tahun lalu dan setiap mereka membantu membuat negerinya terkenal.

YANG MANAKAH RAJA?

Suatu hari raja Henry ke empat dari Perancis sedang berburu di hutan yang besar. Menjelang malam dia memberitahu orang-orangnyauntuk menunggang pulang melalui jalan utama sementara dia akan pergi melaui jalan lain yang lebih panjang.

Saat dia datang keluar hutan dia melihat anak kecil disisi jalan, yang terlihat sedang mencari seseorang.

“Hei, anakku,” kata raja,”Apakah kamu mencari ayahmu?”

“Tidak pak,” jawabnya.”Saya sedang mencari raja. Mereka mengatakan dia sedang berburu di dalam hutan, dan mungkin akan menunggang keluar di jalan ini. Jadi saya menunggu untuk melihatnya.”

“Oh, itu yang kamu harapkan,” kata Raja Henry, “bangunlah kebelakang saya di kuda saya dan saya akan membawamu ke tempat dimana kamu dapat melihatnya.”

Anak itu bangun, dan duduk dibelakang raja. Dan kuda berlari kecil dengan cepat dan raja dan anak itu segera berkenalan dengan baik.

“Mereka selalu mengatakan Raja Henry selalu memiliki sejumlah orang dengannya,” kata anak itu; bagaimana saya tahu yang mana dia?”

“Oh, itu cukup mudah,” jawabnya.”semua orang akan melepas topinya, tetapi raja akan tetap memakainya.”

“Maksudmu seseorang dengan topinya adalah raja?”

“Tentu saja.”
Segera mereka tiba ke jalan utama dimana pegawai-peagawai raja sedang menunggu. Semua orang terlihat senang saat mereka melihat anak itu dan mereka bangkit berdiri, mereka menyambut raja dengan melepaskan topi mereka.

“Baiklah, anakku,”kata raja Henry,” yang mana menurutmu yang merupakan raja?”

“Saya tidak tahu,” jawab anak itu;” tetapi itu pastilah kamu atau saya, karena kita berdua memakai topi kita.”

PEMBUAT ARANG DAN RAJA

Dahulu kala hiduplah seseorang di Paris seorang pembuat arang yang miskin yang namanya Jacquot. Rumahnya kecil, dengan hanya satu kamar didalamnya; tetapi cukup luas untuk Jacquet dan isterinya dan dua anak laki-laki mereka yang kecil.

Pada satu dari akhir kamar ada sebuah pembakaran yang besar, dimana ibu memasak. Dan pada sisi yang lain ada tempat tidur. Dan ditengahnya ada meja kasar dengan bangku-bangku disekitarnya.


Bisnis Jacquet adalah menjual arang ke orang kaya di kota. Setiap hari dia terlihat membawa arang di punggungnya, membawanya ke beberapa konsumennya. Kadangkala dia membawa tiga atau empat kantung ke istana dimana raja kecil Perancis tinggal dengan ibunya.

Suatu malam dia sangat terlambat pulang. Meja sudah dirapikan dan makan malam siap. Anak-anak lapar dan tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk menunggu ayah mereka pulang.

“Makan malam akan menjadi dingin,” kata Charlot, yang tertua.

Saya heran kenapa dia begitu terlambat,” kata adiknya yang kecil, Blondel.

“Ada perayaan besar di istana ratu malam ini,” kata ibunya.” Disana akan ada musik dan tarian dan banyak orang kaya yang ada di sana. Mungkin ayah kalian menunggu untuk membantu didalam dapur.

Menit berikutnya mereka mendengar suaranya di pintu: “Cepat, anak-anak dan bergerak ke perapian. Lemparkan beberapa keping dan buat nyala api.

Mereka melakukannya, dan nyala api itu pun keatas kamar, dan mereka melihat ayah mereka masuk dengan seorang anak di tangannya.

“Ada apa?” teriak ibunya. “Siapa anak itu?”

Kemudian dia melihat wajah anak itu sangat pucat dan dia tidak membuka matanya ataupun bergerak.

“Oh, apa yang terjadi? Dimana kamu menemukannya?

“Saya akan ceritakan semua tentangnya, “ jawab Jacquet.”Tetapi ambilkan selimut dan hangatkan dia dulu, cepat. Itu di tempat tidur anak-anak yang terbaik.”

Betapa cantiknya anak itu! kata ibunya dengan segera melakukan yang diperintahkan. Dua anaknya, Charlot dan Blondel, dengan mata yang heran melihat wajah ayah dan ibu mereka membuka pakaian anak asing itu. Pakaian indahnya terendam air, dan kerah putihnya yang bagus dan kerutannya menjadi kotor dan meneteskan air.

“Dia harus mengenakan pakaian kering. Bawakan saya setelan Minggu, Charlot.”

“Ini ibu,” kata Charlot

Segera anak kecil asing itu memakai pakaian yang hangat; selimut kering yang lembut menyelimuti sekelilingnya; dan dia berada di tempat tidur anak-anak.

Kemudian dengan kenyamanannya, dia mulai menjadi lebih kuat. Warnanya kembali ke pipinya. Dia membuka matanya dan melihat sekelilingnya yang sempit, kamar sederhana dan orang miskin berdiri didekatnya.

“Dimana saya? dimana saya?” tanyanya

“Didalam rumah saya, teman kecilku,” jawab Jacquot.

“ Teman kecilku!” kata anak kecil itu dengan memandang rendah.

Dia melihat api di perapian, dan meja kasar dan bangku. Kemudian dia berkata,”Rumahmu ini adalah tempat yang sangat miskin, saya kira.”
“Maaf jika kamu tidak menyukainya,” kata Janquet. “Tetapi saya tidak dapat menolongmu, kamu akan berada di tempat yang buruk.”

“Bagaimana pakaian ini ada pada saya?” teriak anak itu. “Pakaian ini bukan milik saya. Kamu sudah mencurinya dan memberikan saya sesuatu yang jelek ini.”

“Mencuri! Kata pembuat arang, dengan marah. Apa maksudmu, kamu bajingan kecil yang tidak tahu berterima kasih?”

“Hush, Jacquet,” kata isterinya, dengan lembut. “Dia tidak tahu apa yang dia katakan. Tunggu dia istirahat sebentar, dan kemudian dia akan memiliki humor yang lebih baik.”

Anak itu pastinya sangat lelah. Matanya tertutup dan segera terlelap.

“Sekarang beritahu kami, ayah,” bisik Charlot, “dimana ayah menemukannya?”
Pembuat arang itu duduk di perapian. Dua anak laki-lakinya berdiri dengan lututnya, dan isterinya duduk disampingnya.

“Saya akan mengatakannya, “ katanya.”Saya membawa arang ke dapur ratu dan hendak pulang. Saya mengambil jalan terpendek melalui taman kecil dibelakang istana. Dimana kamu tahu air mancur berada?”

“Ya, ya!” kata Blondel. “Itu cukup dekat dengan pintu gerbang.”

“Dan, saat saya terburu-buru, saya mendengar ceburan yang besar, dan saya berpikir sesuatu telah jatuh ke kolom di air terjun itu. Saya mencari dan melihat sobat kecil itu berjuang di air. Saya berlari dan mendorongnya keluar. Dia hampir tenggelam.”

“Apakah dia mengatakan sesuatu ayah?” tanya Charlot.

“Oh, tidak !” dia pingsan; tetapi saya tahu dia belum tenggelam, saya pikir ada api yang besar dari dapur ratu dan saya tahu bahwa tukang masak tidak akan mengijinkan anak yang setengah tenggelam dibawa ketempat yang bagus itu. kemudian saya pikir rumah kecil kita yang hangat, dan bagaimana kita bisa membuatnya nyaman sampai dia sadar kembali. Jadi saya mengambilnya dengan tangan saya dan berlari kerumah secepat yang saya bisa.”

“Kasihan, anak itu!” kata Mrs. Jacquot. “Saya penasaran siapa dia.”
“Dia akan menjadi saudara kecil kita,” kata Blondel, dan kedua anak itu bertepuk tangan dengan tangannya sangat pelan.

Sejenak anak kecil itu terbangun. Dia terlihat merasa nyaman dan kuat. Dia duduk di tempat tidur dan melihat sekitarnya.

“Kamu menginginkan ibumu, bukan?” kata Mrs. Jacquot. “ Dia pasti menguatirkanmu. Katakan pada kami siapa dia, dan kami akan membawamu kepadanya.” Tidak perlu terburu-buru tentang itu,” kata anak itu.

“Tetapi mereka akan mencarimu.”

“Akan lebih baik, biarkan mereka mencari. Ibuku tidak akan kuatir. Dia punya banyak hal lain yang dilakukan dan tidak ada waktu untuk mendatangi saya.”

“Apa! Ibumu sendiri, dan tidak punya waktu untuk mendatangi anaknya sendiri?”

“Ya, nyonya. Tetapi pelayan akan mendatangi saya.” “Pelayan! Ya, saya kira juga begitu,” kata Jacquot. ”Mereka membiarkanmu jatuh di air dan kamu hampir tenggelam, jika bukan karena saya. tetapi mari, anak-anak, mari kita makan malam.”
Mereka duduk di meja. Ibu memberikan setiap mereka sebuah piring kaleng dan sebuah sendok kayu, dan kemudian membantu mereka semua untuk rebusan buncis. Ayahnya memotong potongan papan roti coklat.

Anak kecil asing itu datang dan duduk dengan mereka. Tetapi dia tidak makan apapun.
“Kamu harus mengatakan pada kami siapa ibumu.” Kata Mrs.Jacquot.”Kami harus memberitahunya bahwa kamu aman..”

“Tentu saja dia akan senang mengetahuinya,” kata anak itu; ”tetapi dia tidak punya waktu untuk memperhatikan saya malam ini.”

“Apakah dia seperti ibu kami?” tanya Charlot.

“ Dia cantik.”

“Tetapi ibu kami lebih baik. Dia selalu melakukan sesuatu untuk kami,” kata Blondel.

“Ibu ku memberikan pakaian bagus dan banyak uang untuk dihabiskan,” kata anak asing itu.

“Ibu kami memberikan banyak ciuman,” kata Charlot.

“Ha! Itu bukanlah apa-apa. Ibuku membuat pelayan menunggui saya dan melakukan seperti yang saya katakan.”

Tetapi ibu kami tersayang menunggui kami sendiri.”

Pembuat arang dan isterinya mendengarkan perdebatan kecil ini, dan tidak mengatakan apapun. Mereka baru bangkit dari meja setelah mereka mendengar keributan besar dijalan. Kemudian ada yang mengetuk pintu.

Sebelum Mrs. Jacquot membukanya, seseorang memanggilnya keluar, “Apakah ini rumah Jacquot, orang yang membuat arang?”

“Itu adalah guru pribadi saya,” bisik anak asing itu. “Dia datang untuk saya.” kemudian dia mengumpat cepat dibawah meja dan menyembunyikan dirinya. “ Jangan katakan padanya saya disini,” katanya dengan pelan.

Dalam beberapa menit ruangan itu dipenuhi dengan orang-orang. Mereka semua berpakaian dengan sagat bagus, dan beberapa dari mereka membawa pedang.

Seorang yang tinggi yang mengenakan jubah merah terlihat sebagai pemimpin dari kumpulan orang-orang itu. Dia berkata pada seorang prajurit yang berdiri di pintu,”Katakan ceritamu lagi.”

“Baiklah,” kata prajurit itu,” sekitar dua jam yang lalu saat saya menjaga gerbang di taman ratu. Pembuat arang ini, yang saya kenal dengan baik, berlari melewati saya dengan anak ditangannya. Saya tidak tahu kalau—“

“Baiklah pak,” kata orang berbaju merah itu.”Sekarang, kamu pembuat arang, dimanakah anak itu?”

“Disini!” teriak anak itu sendiri, tiba-tiba keluar dari tempat sembunyinya.

“O, yang Mulia!” kata orang berbaju merah. “ semua penjaga telah mencari anda selama dua jam.”

“Saya senang mendengarnya, Cardinal Mazarin.” Kata anak itu.
“Ibu anda sangat cemas.”

“Saya menyesal jika saya memberikannya masalah. Tetapi sungguh, saya terjatuh ke kolam di air mancur, dan orang baik ini membawa saya kesini untuk mengeringkan saya.”

“Tentu saja!” kata cardinal. “Tetapi saya harap anda siap untuk kembali pulang dengan kami.”

“Saya akan pergi saat saya mau.”

“Ibu anda—“

“Oh, ya, saya tahu dia kuatir, dan saya akan pergi. Tetapi saya harus berterima kasih dulu ke orang miskin ini.”

“Lakukanlah, yang Mulia.”

Anak itu kembali ke pembuat arang dan berkata:--“Temanku, saya adalah raja Perancis. Nama saya adalah Louis ke Empat belas. Saya berterima kasih padamu untuk apa yang sudah kamu lakukan. Kamu akan mempunyai uang untuk membeli rumah yang lebih besar dan untuk mengirim anak-anakmu sekolah. Ini tanganku untuk dicium.” Kemudian dia berbalik ke kardinal dan berkata,” Sekarang, saya siap. Mari kita pergi.”

“Tidak berpakaian seperti itu?”kata cardinal. Dia baru memperhatikan bahwa raja menggunakan setelan Minggu Charlot daripada miliknya.

“Kenapa tidak?” jawab raja kecil.

“Pikirkan apa yang akan dikatakan ibu anda jika ibu anda melihat anda dengan pakaian dari anak seorang yang miskin.” Kata cardinal. “Pikirkan apa yang akan dikatakan semua perempuan-perempuan baik.”

“ Biarkan mereka mengatakan apa yang mereka inginkan, saya tidak akan mengganti pakaian saya.”

Saat raja kecil itu pergi keluar, dia kembali ke pintu dan memanggil Charlot.”Datanglah ke istana besok,” katanya dan kamu akan memiliki pakaianmu. Dan kamu bawa pakaian saya denganmu.”

Louis ke Empat belas menjadi raja Perancis saat dia baru berumur lima tahun. Dia dipanggil “Yang Keempat belas” karena sudah ada tiga belas raja lainnya sebelum dia yang lahir dengan nama Louis. Dalam sejarah dia sering disebut Raja Hebat.

KEKASIH SESEORANG

Di timur yang jauh, hiduplah seorang pangeran yang bernama Gautama. Dia tinggal di istana mewah dimana semuanya dapat memberikan kesenangan. Adalah harapan bagi ayah dan ibunya bahwa setiap hari hidupnya harus menjadi suatu hari bahagia yang sempurna.

Sehingga pangeran ini bertumbuh menjadi seorang pemuda, tinggi, dan baik dan anggun. Dia belum pernah pergi keluar dari tamannya yang indah yang mengelilingi istana ayahnya. Dia belum pernah melihat ataupun mendengar duka atau penyakit atau kemiskinan. Semua yang jahat atau perselisihan di jaga keluar dari pandangannya. Dia hanya mengetahui hal-hal yang memberikan sukacita dan kesehatan dan kedamaian.

Tetapi suatu hari setelah dia dewasa, dia berkata: katakan pada saya tentang dunia besar dimana, seperti yang kamu katakan; dan saya berharap tahu semua tentangnya.”

“Ya, itu adalah tempat yang indah,” jawabnya. “Didalamnya ada sejumlah pohon dan bunga dan sungai dan air terjun dan yang lainnya yang membuat hati senang.”

“Maka besok saya akan pergi keluar dan melihat beberapa hal itu,” katanya.

Orang tua dan teman-temannya memohon supaya dia tidak pergi. Mereka mengatakan ada hal-hal indah di rumah ---kenapa pergi untuk melihat lainnya yang kurang indah? Tetapi saat mereka melihat bahwa dia sudah memutuskan untuk pergi, mereka tidak berkata apapun.

Pagi berikutnya, Gautama duduk di keretanya dan menunggangnya keluar dari istana ke satu jalan di kota. Dia melihat dengan heran di rumah pada sisi yang lain, dan pada wajah anak-anak yang berdiri di jalan pintu saat dia melewatinya. Saat pertama dia tidak melihat sesuatu yang menggangunya; untuk kita pergi didepannya untuk menghilangkan pandangan apapun yang mungkin tidak menyenangkan atau menyakitkan.

Segera keretanya kembali ke jalan yang lain---sebuah jalan yang kurang dijaga hati-hati. Disana tidak ada anak-anak di pintu. Tetapi tiba-tiba, di tempat sempit, dia bertemu dengan seorang yang sangat tua, berjalan pincang disepanjang jalan berbatu.

“Siapa orang itu?” tanya Gautama,” dan kenapa wajahnya begitu kurus dan rambutnya begitu putih? Kenapa kakinya gemetar saat dia jalan, bersandar pada sebuah tongkat? Dia terlihat lemah, dan matanya tidak tajam. Apakah dia jenis orang baru?”

“Pak,” jawab pelatihnya,”Itu adalah seorang yang tua. Dia hidup lebih dari delapan puluh tahun. Semua yang sudah mencapai umur itu akan kehilangan kekuatan mereka dan menjadi seperti dirinya, lemah dan abu-abu.”

“kesusahan!” kata pangeran. “itu adalah kondisi yang akan tiba pada saya?”

“JIka kamu hidup cukup lama,” jawabnya.

“Apa maksudmu dengan itu? tidak semua orang akan hidup delapan puluh tahun ----ya waktu yang lama delapan puluh tahun?”

Pelatih itu tidak menjawab, tetapi terus berjalan kedepan.
Mereka melewati keluar pedesaan terbuka dan melihat pondok orang-orang miskin. Dari salah satu pintu ada seorang yang sakit yangberbaring di dipan, tanpa pertolongan dan masih muda.

Kenapa orang itu berbaring disana pada waktu hari seperti ini?” tanya pangeran. “Wajahnya putih dan dia terlihat sangat lemah. Apakah dia juga orang yang sudah tua?”

“Oh tidak! Dia sedang sakit,” jawab pelatihnya.”Orang miskin sering sakit.” “Apa maksudmu?” tanya pangeran itu. “kenapa mereka sakit?”

Pelatih menjelaskan sebaik yang dia bisa; dan mereka berjalan ke depan.

Segera mereka melihat sekumpulan orang bekerja keras di sisi jalan. Wajah mereka terbakar matahari; tangan mereka keras; punggung mereka bungkuk dengan membawa beban; pakaian mereka sobek-sobek.

“Siapa orang itu, dan kenapa wajah mereka terlihat tidak gembira?” tanya pangeran. “ Apa yang mereka lakukan di sisi jalan?”

“Mereka adalah orang miskin, dan mereka sedang bekerja untuk membangun jalan raja,”jawabnya.

“Orang miskin? Apa artinya?”
“Kebanyakan orang di dunia adalah miskin,” kata pelatih. “Mereka hidup untuk bekerja untuk orang-orang kaya. Mereka sedikit gembira; dengan banyak dukacita.

“Dan apakah ini kebesaran, keindahan, dunia bahagia yang tentangnya diberitahukan pada saya?” teriak pangeran. “Betapa lemah dan bodohnya saya untuk hidup didalam kemalasan tidak berbuat apa-apa dan kesenangan sementara disana ada banyak kesedihan dan masalah disekitar saya. Bawa kembali kereta ini, pelatih dan bawa pulang. Mulai sekarang, saya tidak akan lagi mencari kesenangan saya sendiri. Saya akan menghabiskan seluruh hidup saya, dan memberikan apa yang saya miliki, untuk mengurangi keadaan sukar dan dukacita yang sepertinya memenuhi dunia.”

Pangeran ini melakukannya. Suatu malam dia meninggalkan istananya yang indah yang diberikan ayahnya dan pergi keluar ke dunia untuk melakukan sesuatu yang baik dan untuk menolong teman-temanya. Dan sampai hari ini, jutaan orang mengenangnya dan menghormati nama Gautama, sebagai seorang yang penuh cinta.

GEMBALA SAPI YANG MENJADI PENYAIR

I

Di Inggris pada suatu waktu ada sebuah biara terkenal yang disebut Whitby. Itu sangat dekat dengan laut dan siapa yang tinggal di dalamnya dapat mendengar ombak selamanya memukul daratan. Tanah disekitarnya tidak rata, hanya dengan beberapa ladang ditengah dari hutan yang luas.

Dalam kejauhan- pada hari libur, sebuah biara menjadi setengah gereja, setengah istana. Itu adalah tempat yang baik dimana orang-orang baik, dan ketakutan, orang-orang tanpa pertolongan dapat menemukan tempat berlindung pada waktu perang. Disana mereka dapat hidup dalam damai dan aman sementara seluruh negeri diserbu oleh orang-orang kasar dan barbar.

Suatu malam yang dingin di musim dingin, para pelayan biara berkumpul di dapur yang besar. Mereka duduk mengelilingi perapian dan mencoba untuk menghangatkan diri mereka sendiri.

Diluar pintu angin bertiup. Seseorang mendengarnya sebagai siulan dari pohon dan berderik dipintu dari biara itu. Mereka datang mendekat ke perapian dan merasa bersyukur karena mereka aman dari angin yang kencang. “Siapa yang akan menyanyi sebuah lagu buat kita?” kata tuan tukang kayu yang melemparkan sebuah balok kayu ke perapian.

“Ya sebuah lagu! Sebuah lagu! Teriak yang lain,” mari kita menyayikan lagu lama yang membuat kita tetap hangat.”

“Kita semua dapat menjadi penyanyi malam ini,” kata kepala koki.”Kita akan menyanyikan sebuah lagu bergantian. Bagaimana menurutmu?”

“Setuju! Setuju!” teriak yang lain.”Dan koki itupun memulai.”


Tukang kayu menggerakkan api sampai nyala api melompat tinggi dan percikan api keluar di lubang atap. Kemudian kepala koki mulai bernyanyi. Dia bernyanyi tentang peran, dan perbuatan berani yang kasar, dan cinta dan duka.

Setelah dia, orang lain dipanggil, satu demi satu; dan setiap mereka bergantian menyanyikan lagu favoritnya. Tukang kayu bernyanyi tentang hutan liar, pembajak bernyanyi tentang ladang; gembala bernyanyi tentang dombanya; dan mereka yang mendengarkan melupakan tentang badai dan udara dingin.

Tetapi disudut, hampir tersembunyi dari teman-temannya, seorang miskin duduk tidak menikmati nyanyian itu. Dia adalah Caedmon, dia adalah seorang gembala sapi.”Apa yang harus saya lakukan jika tiba giliran saya?” katanya kepada dirinya sendiri.

“ saya tidak tahu lagu apapun. Suara saya kasar dan saya tidak dapat bernyanyi.”

Jadi dia duduk disana menggigil dan ketakutan; karena dia sangat pemalu, dan tidak suka diperhatikan.

Pada akhirnya, saat seorang pandai besi ditengah pergerakan lagu, dia naik dengan tenang dan pergi keluar ke dalam gelap. Dia menyebrangi halaman sempit dimana ternak dijaga dalam cuaca badai.

“Sapi yang lembut ini tidak akan meminta sebuah lagu dari saya,” kata orang miskin itu. dia segera menemukan sudut yang hangat, dan disana dia berbaring, menutupi dirinya dengan jerami.

Didalam dapur yang besar, disamping perapian, orang-orang bersorak dan tertawa; karena pandai besi telah selesai bernyanyi, dan itu sangat menyenangkan.

“Siapa berikutnya?” kata tukang kayu.
“Caedmon, penjaga sapi,” jawab sang kepala koki.

“Ya, Caedmon! Caedmon,” teriak mereka bersama.”Sebuah lagu dari Caedmon!”

Tetapi saat mereka mencari, mereka melihat kursinya sudah kosong.

“Kasihan, teman pemalu!” kata pandai besi.” Dia takut dan memisahkan diri dari kita.”



II

Didalam tempatnya yang aman, tempat yang hangat dengan jerami, Caedmon segera tertidur. Semua disekelilingnya adalah sapi biara, beberapa mengunyah rumput, dan yang lainnya seperti tuannya tertidur tenang. Nyanyian didapur berakhir, perapian menyala kecil dan setiap orang pergi ke tempatnya masing-masing.

Kemudian Caedmon memiliki mimpi yang aneh. Dia berpikir ada sinar indah yang bersinar disekelilingnya. Matanya terpesona dengan sinar itu. Dia menggosok dengan tangannya, dan dia berpikir dia melihat wajah yang indah melihatnya kebawah, dan dengan suara lembut berkata,--
“Caedmon, nyanyi untuk saya.”

Pertamanya dia begitu bingung dan dia tidak dapat menjawab. Kemudian dia mendengar suara itu lagi.

"Caedmon, nyanyikan sesuatu."

“Oh, saya tidak bisa benryanyi,” jawab pria miskin itu.” saya tidak tahu lagu apapun; dan suara saya kasar dan tidak menyenangkan. Itulah alasan saya kenapa saya meninggalkan teman-teman di dapur biara dan datang kesini untuk sendiri.”

“Tetapi kamu harus bernyanyi,” kata suara itu. “ Kamu harus bernyanyi.”

“Apa yang seharusnya saya nyanyikan?” tanyanya.

“Nyanyi tentang penciptaan,” adalah jawabannya

Kemudian Caedmon, hanya dengan sapi sebagai pendengarnya, membuka mulutnya dan mulai bernyanyi, dia bernyanyi tentang permulaan sesuatu; bagaimana dunia dijadikan; bagaimana matahari dan bulan terbentuk, bagaimana tanah naik dari air; bagaimana burung dan binatang liar diberikan hidup.

Walaupun sepanjang malam dia duduk diantara sapi biara, dan dia bernyanyi lagunya yang indah. Saat penjaga kandang dan gembala keluar di pagi hari, mereka mendengarnya bernyanyi; dan mereka begitu terpesona sampai mereka berdiri di timbunan salju dan mendengarkan dengan mulut ternganga.

Pada jarak itu, pelayan lain mendengarnya, dan masuk ke lagunya yang indah, dan seseorang berlari cepat dan memberitahu kepala biara wanita yang baik atau nyonya dari biara, hal aneh apa yang sedang terjadi.

“Bawa penjaga sapi itu kesini, dan saya dan semua yang ada dapat mendengarnya,” katanya.

Jadi Caedmon dibawa ke ruang besar dalam biara. Dan semua saudara perempuan dengan wajah manisnya dan wanita lainnya ditempat itu mendengarkan sementara dia menyanyikan lagi lagu yang indah tentang penciptaan.

“Tentu saja,” kata biarawati, “ ini adalah sebuah puisi, paling manis, paling benar, paling indah. Dan pasti ditulis kebawah sehingga orang-orang ditempat lain dan di lain waktu dapat mendengarnya dibaca dan dinyanyikan.”

Sehingga dia memanggil tukang tulisnya, yang merupakan seorang pelajar, dan memintanya supaya dia menuliskan lagu itu, kata demi kata, yang keluar dari bibir Caedmon. Dan dia melakukannya.

Demikianlah cara dimana puisi Inggris yang benar pertama kali ditulis. Dan Caedmon, penjaga sapi miskin di biara, adalah penyair hebat pertama di Inggris.

KALIF DAN TUKANG KEBUN

Pada suatu waktu ada seorang kalif Cordova yang bernama Al Mansoer. Suatu hari seorang pedagang asing datang padanya dengan beberapa berlian dan mutiara yang dia bawa dari seberang lautan. Kalif begitu senang dengan perhiasan yang dia bawa tersebut dan membayar pedagang itu dengan sejumlah besar uang. Pedagang itu memasukkan emas kedalam sutera ungu yang dia ikat ke ikat pinggang didalam jubah panjangnya. Kemudian dia bersiap untuk berjalan ke kota lainnya.

Itu adalah musim panas, dan hari itu sangat panas. Saat pedagang berjalan, dia mendatangi sungai yang mengalir lembut diantara tumbuhan dan pinggir sungai yang teduh.

Dia kepanasan dan dipenuhi debu. Tidak ada orang yang dekat. Sangat sedikit orang yang pernah datang di jalan itu. Kenapa tidak sebaiknya dia mendinginkan diri di air yang menyegarkan? Dia melepaskan pakaiannya dan meletakkannya di tepi sungai. Dia meletakkan tas uang diatasnya dan melompat kedalam air. Betapa dinginnya dan enaknya.

Tiba-tiba dia mendengar suara berdesir dibelakangnya. Dia berbalik cepat dan melihat sebuah elang di udara dengan kantong uangnya dalam paruh elang itu. Tidak diragukan burung itu telah salah mengenali kantung ungu sutera itu sebagai sesuatu yang enak untuk dimakan.

Pedagang berteriak. Dia melompat keluar dari air dan berteriak lagi. Tetapi tidak ada gunanya. Burung yang besar itu tinggi di udara dan terbang maju jauh ke gunung dengan semua uangnya.

Pria malang itu tidak dapat melakukan apapun kecuali berpakaian dan menjadi muram di perjalanannya.

Setahun berlalu dan kemudian pedagang itu muncul kembali di depan Al Mansoer.”O Kalif,” katanya, “ disini ada beberapa perhiasan yang saya pesan sebagai hadiah untuk isteri saya. Tetapi saya bertemu dengan nasib buruk saat saya memaksa untuk menjualnya. Saya berdoa kiranya anda menjaga mereka dan mengambilnya kembali dengan harga anda.”

Al Mansour memperhatikan bahwa pedagang itu sangat sedih dan putus asa.”Kenapa, apa yang terjadi padamu?” tanyanya.”Apakah kamu sedang sakit?”

Kemudian pedagang itu memberitahunya bagaimana elang terbang jauh dengan uangnya.

“Kenapa kau tidak datang pada kami sebelumnya?” tanyanya.” Mungkin kami akan melakukan sesuatu untuk menolongmu. Ke arah mana tempat elang itu terbang saat kamu terakhir melihatnya?”

“Dia terbang ke arah Black Mountains,” jawab pedagang.

Pagi berikutnya kalif memanggil sepuluh pegawainya ke depannya. “Menungganglah ke Black Mountains,” katanya.”Temukan semua pria tua yang tinggal di gunung atau di pedesaan dataran sekitar, dan perintahkan mereka untuk muncul didepan saya satu minggu dari hari ini.”

Pegawainya melakukan seperti yang diperintahkan. Pada hari yang ditetapkan, empat puluh berjangut abu-abu, pria tua jujur berdiri didepan kalif. Semua ditanyakan pertanyaan yang sama. “Apakah kamu mengetahui ada orang yang dulunya miskin dan tiba-tiba menjadi kaya?”

Kebanyakan orang tua itu menjawab bahwa mereka tidak tahu ada orang yang seperti itu. Beberapa orang mengatakan ada seorang dari tetangga mereka yang terlihat memiliki keberuntungan yang baik.
Orang ini tadinya adalah tukang kebun. Setahun yang lalu dimana dia memiliki sedikit pakaian untuk tubuhnya. Anak-anaknya menangis untuk makanan. Tetapi kemudian semuanya berubah dari dia. Dia dan keluarganya berpakaian bagus; mereka memiliki banyak uang untuk makan; bahkan dia membeli kuda untuk membantunya membawa yang dia hasilkan ke pasar.

Kalif sekali lagi memberikan perintah supaya tukang kebun itu dibawa ke hadapannya pada hari berikutnya. Dia juga memerintahkan pedagang itu harus datang pada waktu yang sama.

Sebelum siang hari berikutnya tukang kebun diijinkan ke istina. Segera setelah dia masuk ke ruangan kalif pergi menemuinya. “Teman baik,” katanya,”jika kamu menemukan sesuatu yang hilang dari kami, apa yang akan kamu lakukan dengannya?”

Tukang kebun meletakkan tangannya dibawah jubahnya dan mengeluarkan kantong yang hilang dari pedagang itu.

“Ini dia, tuanku,” katanya

Melihat hartanya yang hilang, pedagang mulai menari dan bersorak gembira.

“Katakan pada kami,” kata Al Mansour ke tukang kebun,”katakan bagaimana kamu menemukan kantong itu.”

Tukang kebun itu menjawab: ”Setahun yang lalu, saat saya mencangkul kebun saya, saya melihat sesuatu jatuh dari kaki pohon palem. Saya berlari untuk mengambilnya dan sangat terkejut mendapatkan sebuah kantung penuh dengan emas. Saya mengatakan pada diri saya,”uang ini pasti milik tuan kami, Al Mansour. Beberapa burung besar telah mencurinya dari istananya.”

“Kalau begitu,” kata kalif, “kenapa kamu tidak mengembalikannya pada kami pada waktu itu?” “begini ceritanya,” kata tukang kebun itu: “saya melihat kepingan emas, dan kemudian berpikir tentang kebutuhan saya yang besar. Isteri saya dan anak-anak saya menderita karena ingin makanan dan pakaian, saya tidak punya sepatu dikaki saya, tidak ada mantel untuk tubuh saya. Sehingga saya berkata pada diri saya, “Tuanku Al Mansour adalah orang yang terkenal karena kebaikannya pada yang miskin. Dia tidak akan peduli.’ Jadi saya mengambil sepuluh keping dari yang banyak dalam tas itu.

“Saya bermaksud meminjamnya. Dan meletakkan kantung itu di tempat yang aman, dengan mengatakan saya akan mengembalikan sepuluh keping, dan saya akan mengembalikan semuanya ke tuanku Al Mansour. Dengan banyak bekerja dan pengaturan yang hati-hati saya hanya dapat menyimpan sedikit lima keping perak. Tetapi, saat saya datang ke istana tuan pagi ini, saya terus berkata pada diri saya sendiri,” saat tuan kami Al Mansor mendengar bagaimana kejadiannya bahwa saya meminjam emas, saya tidak ragu hatinya yang baik akan memaafkan hutang saya.”

Kalif sangat terkejut saat dia mendengar cerita pria miskin itu. Dia mengambil kantung uang dan memberikannya pada pedagang.”Ambil kantong itu dan hitung uang yang ada didalamnya.” Katanya.”jika ada sesuatu yang kurang, saya akan membayarnya padamu.”
Pedagang itu melakukan seperti yang dikatakan kalif.”Tidak ada yang kurang,”katanya, tetapi sepuluh keping yang dia katakan ; saya akan memberikannya sebagai hadiah.”

“Tidak,” kata Al Mansour,”itu untuk saya menghadiahkan orang ini sebagai yang layak yang dia terima.”
Dengan mengatakan ini, dia memerintahkan sepuluh keping emas diberikan kepada pedagang itu dimana yang menjadi kekurangannya. Kemudian dia menghadiahkan tukang kebun itu dengan sepuluh keping lagi karena kejujurannya.

“Hutangmu sudah dibayar. Jangan memikirkannya lagi,”katanya.

KAYUH-PERAHU BERODA

Lebih dari seratus tahun yang lalu, dua anak laki-laki sedang memancing di sebuah sungai kecil. Mereka duduk di sebuah kapal, setiap anak memegang sebuah kayu panjang bercabang ditangannya dan menunggu dengan semangat untuk sebuah “gigitan”.

Pada saat mereka ingin memindahkan kapal dari satu tempat ke tempat lain mereka harus mengayuhnya; mereka mendorong galah yang panjang, ke paling bawah yang mencapai aliran bawah.

“Ini bekerja lambat, Robert,” kata anak yang lebih tua saat mereka mengayuh ke sungai ke tempat memancing baru. “Kapal tua itu bergerak pelan-pelan pada air tidak lebih cepat dari seekor keong.

“Ya, Christopher; dan ini kerja yang berat juga,” jawab Robert.” Saya kira seharusnya ada cara yang lebih baik untuk menggerakkan sebuah kapal.”

“Ya, ada cara yang lebih baik, dan itu dengan mengayuh,” kata Christopher.
“Tetapi kita tidak punya dayung.”

“Baiklah, saya akan membuat beberapa dayung,” kata Robert;”tetapi saya kira sebaiknya masih ada jalan lain dan yang lebih baik. Saya akan menemukan jalannya jika saya bisa.”

Hari berikutnya bibi Robert mendengar pemukulan dan penggergajian di gudangnya. Dua orang anak laki-laki ada disana, mereka sibuk bekerja dengan palu dan gergaji, “Apa sedang kamu buat Robert?” tanyanya.

“Oh, saya berencana untuk membuat sebuah kapal bergerak tanpa menggalah atau mendayungnya,” jawabnya
Bibinya tertawa dan berkata,” Baiklah, saya harap kamu berhasil.”

Setelah mengerjakan sesuatu tanpa keahlian dan mencoba, mereka berhasil membuat dua dayung beroda. Mereka sangat kasar dan sederhana, tetapi kuat dan dapat digunakan. Mereka memasang setiap roda ke akhir dari batang besi yang mereka lewati melalui kapal sisi demi sisi. Batang itu dibengkokkan ketengah sehingga dapat dibalikkan seperti dengan engkol. Saat pekerjaan itu selesai, kapal pancing tua itu terlihat lebih aneh, dengan sebuah kayuh beroda pada setiap sisi yang dicelupkan hanya beberapa inci ke air. Anak-anak itu tidak kehilangan waktu untuk mencobanya.

“Dia mulai berjalan maju sesuai,” kata Christopher,”tetapi bagaimana kita mengarahkannya?”

“Oh, saya belum memikirkannya,” kata Robert. Dia mengambil sesuatu seperti kunci dayung dan memasangkannya ke bagian belakang kapal; kemudian dengan kayuh yang bekerja dalam kunci dayung seorang anak dapat mengarahkan kapal saat yang lain membalikkan roda dayung.

“Ini lebih baik dari pada menggalah kapal,” kata Christopher.

“Ini lebih baik dari mengayuhnya, juga,” kata Robert.”Lihat betapa cepatnya dia bergerak!”

Malam itu saat Christopher pulang ke rumah dia memiliki cerita bagus untuk diceritakan. “Bob Fulton merencanakan segala sesuatunya,” katanya,” dan saya menolongnya membuat kayuh dan meletakkannya pada kapal.

“Saya heran kenapa kita tidak memikirkan sesuatu seperti itu sejak dulu,” kata ayahnya.”Hampir semua orang tidak dapat melengkapi kapalnya seperti itu.”

“Ya, saya heran juga,”kata Christopher. “Itu terlihat cukup mudah, sekarang Bob telah menunjukkan bagaimana itu dilakukan.”


Saat Robert Fulton dewasa, dia tidak melupakan percobaannya denga kapal pancing tua. Dia terus, berencana, dan berfikir dan bekerja, sampai akhirnya dia sukses membuat sebuah perahu dengan kayuh roda yang dapat berlari melalui tenaga uap.

Sekarang dia diingat dan dihormati sebagai penemu kapal uap. Dia menjadi terkenal karena dia selalu berpikir dan belajar dan bekerja.

KENAPA DIA MEMBAWA KALKUN

Di Rihmond, Virginia, suatu sabtu pagi, seorang pria tua pergi ke pasar untuk membeli sesuatu. Pakaiannya sederhana, mantelnya hangat, dan topinya yang lusuh. Di tangannya dia membawa sebuah keranjang kecil.

“Saya berharap untuk mendapatkan seekor unggas untuk makan malam besok,” katanya.

Penjual di pasar menunjukkannya seekor kalkun yang gemuk, montok dan putih dan siap untuk dipanggang.

“Ah! Itu seperti yang saya mau ,” kata orang tua itu.” Istri saya akan sangat senang dengan itu.”

Dia menanyakan harganya dan membayarnya. Penjual membungkusnya dengan kertas disekitarnya dan meletakkannya pada keranjang.

Kemudian ada seorang pemuda melangkah keatas. “Saya akan mengambil salah satu dari kalkun-kalkun itu,” katanya. Dia berpakaian dengan gaya yang bagus dan membawa sebuah tongkat kecil.

“Apakah saya bisa membungkusnya untuk anda?” tanya penjual.

“Ya ini uangnya,” jawab pemuda lembut itu;” dan kirimkan kerumah saya.”

“Saya tidak dapat melakukannya,” kata penjual. “Pelayan saya sakit hari ini, dan tidak ada seorang pun yang akan mengirimkan. Lagipula, itu buka kebiasaan kami untuk mengantarkan barang.”
“Lalu bagaimana saya membawanya ke rumah? “tanya pemuda itu.

“Saya kira anda dapat membawanya sendiri,” kata penjual.
“Ini tidak berat.”

“Membawanya sendiri! Kamu pikir saya siapa? Semewah saya membawa seekor kalkun di sepanjang jalan!” kata pemuda itu; dan dia mulai sangat marah. Laki-laki tua yang pertama membeli kalkun berdiri cukup dekat. Dia mendengar semua percakapan itu.

“Permisi,pak,” katanya; “tetapi bolehkah saya tahu dimana kamu tinggal?”

“Saya tinggal di Nomor 39, Blank Street,” jawab pemuda itu; dan nama saya adalah Johnson.”

“Wow, betapa beruntungnya,” kata pria tua itu tersenyum. “ Saya akan pergi ke jalan itu, dan saya akan membawa kalkun anda, jika anda ijinkan.”

“Oh tentu saja!” kata Mr. Johnson.” Ini dia, kamu boleh mengikuti saya.”

Pada saat sampai di rumah Mr.Johnson, pria tua itu dengan sopan memberikan kalkunnya dan kembali pergi.

“Disini, temanku, apakah saya harus membayarmu? “ kata pemuda itu.

“Oh, tidak perlu tuan, tidak perlu,” jawab pria tua itu. “itu bukan masalah buat saya, dan terima kasih.”

Dia menunduk dan pergi. Mr.Johnson yang muda itu melihatnya dan heran.
Kemudian dia kembali dan dengan cepat kembali ke pasar.

“Siapa pria tua yang sopan itu yang sudah membawakan kalkun untuk saya? tanyanya pada penjual pasar itu.

“Itu adalah John Marshall, Kepala Hakim Amerika. Dia adalah salah satu orang terhebat di negara kita,” jawabnya.

Pemuda itu terkejut dan malu.” Kenapa dia menawarkan untuk membawa kalkun saya?” tanyanya.

“Dia berharap mengajarkanmu sebuah pelajaran,” jawab penjual.

“Pelajaran apa itu?”

“Dia berharap mengajarkanmu bahwa tidak ada seorangpun yang merasa dirinya terlalu baik untuk membawa bawaaannya sendiri.”

“Oh, bukan!” kata orang lain yang juga melihat dan mendengar semua. “Hakim Marshall membawanya karena dia berharap menjadi baik dan membantu. Itulah jalannya.”

“COBA, COBA LAGI!”

Dahulu kala ada pemimpin terkenal dari Tartary yang bernama Tamerlane. Seperti Alexander Agung, dia berharap menjadi tuan dari seluruh dunia. Sehingga dia meningkatkan pasukannya yang besar dan berperang terhadap negara lain. Dia menaklukan banyak raja dan membakar banyak kota.

Tetapi akhirnya pasukannya dikalahkan; orang-orangnya tercerai; dan Tamerlene sendiri melarikan diri dari medan pertempuran.

Untuk waktu yang lama dia berkeliling dalam ketakutan dari satu tempat ke tempat lain. Musuhnya mencari dirinya. Dia dalam keputusasaan. Dia sedang kehilangan pengharapan.

Suatu hari dia berada dibawah pohon, memikirkan kemalangannya. Dia sekarang sudah berkeliling selama dua puluh satu hari. Dia tidak dapat menahannya lebih lama. Tiba-tiba dia melihat benda kecil merambat keatas batang pohon. Dia melihatnya lebih dekat dan melihat itu adalah semut. Semut membawa benih gandum sebesar dirinya.

Seperti yang dilihat Tamerlene, dia melihat ada lubang di pohon yang hanya sedikit keatas, dan itu adalah rumah semut. “kamu adalah seorang yang berani teman, Mr. Ant” katanya; tetapi kamu punya beban yang berat untuk dibawa.”

Saat dia bicara, semut kehilangan pijakannya dan jatuh ke bawah. Tetapi dia masih memegang benih gandum itu.

Kedua kalinya dia mencoba membawa keatas ke cabang pohon. Dan kedua kalinya dia gagal.

Tamerlene melihat keberanian serangga kecil itu. Dan dia mencoba tiga kali, empat kali, dan lusinan kali, dua puluh satu kali-----tetapi selalu dengan hasil yang sama.

Kemudian dia mencoba dua puluh satu kali-pertama kalinya. Perlahan, satu langkah kecil pada suatu waktu, semut bergerak pelan-pelan ke atas dimana dia terpeleset dan jatuh begitu sering. Menit berikutnya dia berlari dengan aman ke rumahnya, membawa muatan berharga.””Selesai!” kata Tamerlane,”Kamu mengajarkan saya sesuatu. Saya juga akan mencoba, dan mencoba lagi, sampai saya berhasil.”

Dan dia melakukannya.

Dari cerita lain apakah yang mengingatkan kamu?

PERBURUAN RAJA

Apa yang belum didengar anak-anak dari Raja Robert Brucedan laba-laba? Saya akan memberitahukan kamu cerita lain dengan keberanian dan raja terkenal yang sama. Dia bertempur di sebuah peperangan dengan musuhnya, Inggris, pasukannya yang kecil dikalahkan dan berserak. Banyak dari temannya yang terbunuh atau tertangkap. Raja sendiri menurut untuk bersembunyi di dalam hutan sementara musuh-musuhnya memburunya dengan anjing.

Untuk beberapa hari dia berkeliling melewati tempat yang kasar dan berbahaya. Dia menyebrangi sungai dan mendaki gunung. Kadang kala dua atau tiga temannya yang patuh bersamanya. Kadang kala dia sendiri. Kadang kala musuhnya sangat dekat dengannya.

Pada suatu larut malam dia datang ke rumah pertanian kecil di sebuah bukit yang sepi. Dia berjalan tanpa mengetuk. Seorang perempuan duduk sendirian di perapian.

“Bolehkah pelancong malang ini beristirahat dan berlindung disini untuk malam ini?” tanyanya. Wanita itu menjawab, “semua pelancong diterima demi seseorang; dan anda diterima”

“Siapa seseorang itu?” tanya raja.

“Dia adalah Robert Bruce,” kata perempuan itu. “ dia adalah raja yang benar di negeri ini. Sekarang dia sedang diburu dengan anjing, tetapi saya berharap segera melihatnya sebagai raja seluruh Skotlandia.”

“Karena kamu begitu mencintainya,” kata raja,” saya akan mengatakan padamu sesuatu. Saya adalah Robert Bruce.”

“Anda!” teriaknya dengan sangat terkejut. “Apakah kamu Bruce, dan apakah kamu sendirian?”
“Orang-orang ku telah berserak,” kata raja,” dan oleh karena itu tidak ada seorang pun dengan saya.”

“Itu tidak benar,” kata perempuan yang berani itu.” Saya memiliki dua anak laki-laki yang gagah berani dan dapat dipercaya. Mereka dapat pergi denganmu dan melayanimu.”

Dan dia memanggil kedua anaknya. Mereka pemuda yang tinggi dan kuat, dan mereka senang untuk berjanji untuk pergi dengan raja dan membantunya.

Raja duduk di perapian, dan perempuan itu bergegas menyiapkan makan malam. Kedua pemuda itu mengambil busur dan anak panah mereka, dan sibuk dengan membuat rencana untuk hari berikutnya.

Tiba-tiba keributan terdengar diluar. Mereka mendengarkan. Mereka mendengar derap kuda dan suara sejumlah orang.

“Inggris! Inggris! Kata pemuda itu.

“Jadilah berani, dan bela rajamu dengan nyawamu.” Kata ibu mereka.

Kemudian beberapa dari mereka memanggil dengan suara keras,”Apakah kamu melihat King Robert the Bruce melewati jalan ini?”

“Itu adalah suara saudaraku Edward,” kata raja.” Mereka adalah teman, bukan musuh.”

Pintu terbuka dan dia melihat ratusan orang-orang pemberani, siap untuk memberikannya bantuan. Dia melupakan laparnya; dia melupakan letihnya. Dia mulai menanyakan tentang musuhnya yang sedang memburunya.

Saya melihat dua ratus dari mereka di pedesaan di bawah kita,” kata seorang pegawainya.” Mereka beristirahat disana karena malam dan tidak takut dengan bahaya dari kita. Jika kamu berpikir untuk membuat tergesa-gesa, kita dapat mengejutkan mereka.”

“Kemudian kita menunggang dan pergi,” kata raja

Menit berikutnya mereka pergi. Mereka bergegas tiba-tiba ke pedesaan. Mereka menaklukan musuh raja dan menyerakkan mereka.

Dan Robert the Bruce tidak lagi menuruti untuk bersembunyi di hutan atau berlari dari anjing liar. Segera dia menjadi raja sejati dan pemimpin dari seluruh Skotlandia.

RAJA DAN PELAYAN

Beberapa tahun yang lalu ada raja Prussia, yang bernama Frederick; dan karena dia sangat bijaksana dan sangat berani, orang-orang memanggilnya Frederick yang Agung. Seperti raja lainnya, dia hidup di istana yang indah dan memiliki banyak pegawai dan pelayan untuk menunggunya.

Diantara pelayannya ada seorang pelayan kecil yang bernama Carl. Adalah tugas Carl untuk duduk diluar kamar raja dan siap untuk melayaninya setiap waktu.

Suatu malam raja duduk sangat malam, menulis surat dan mengirim pesan; dan pelayan kecil terus sibuk menjalankan perintah sampai lewat tengah malam.

Pagi berikutnya raja berharap mengirimkannya pada perintah yang lain. Dia membunyikan bel kecil yang dia gunakan untuk memanggil pelayan, tetapi tidak ada pelayan yang menjawab.

“Saya penasaran dengan apa yang terjadi pada bocah itu.” Katanya; dan dia membuka pintu dan melihat keluar. Disana, duduk di kursinya, adalah Carl, tidur nyenyak. Anak malang itu begitu kelelahan setelah malam bekerja dan dia tidak dapat tetap terjaga.

Raja ingin membangunkannya dengan kasar, saat dia melihat selembar kertas di lantai disampingnya. Dia mengambilnya dan membacanya.

Itu adalah surat dari ibu pelayan itu :--
-Carl tersayang; kamu adalah anak yang baik yang mengirimkan semua gajimu, supaya saya sekarang bisa membayar sewa dan membeli beberapa pakaian hangat untuk adik perempuan mu yang kecil. Saya berterima kasih untuk itu dan berdoa semoga Tuhan memberkatimu. Setialah pada raja dan pekerjaanmu._


Raja pergi kembali kekamarnya dengan berjingkat. Dia mengambil sepuluh keping emas dari mejanya dan membungkusnya dalam surat kecil. Kemudian dia pergi keluar lagi, dengan sangat tenang dan memasukkannya ke dalam kantong anak itu.

Setelah beberapa saat dia membunyikan belnya lagi, sangat keras.

Awalnya Carl terbangun dan datang dengan cepat untuk menjawab panggilan itu.

“Saya kira kamu tertidur,” kata raja.

Anak itu gemetar dan tidak tahu harus berkata apa. Dia ketakutan dan hendak menangis.

Dia meletakkan tangannya ke kantongnya, dan terkejut menemukan emas terbungkus di surat ibunya. Dan matanya dibanjiri dengan air mata dan berlutut didepan raja.

“Ada apa?” tanya Frederick.

“Oh, yang mulia!” tangis Carl. “Kasihani saya. adalah benar saya tertidur, tetapi saya tidak tahu apa-apa tentang uang ini. Seseorang mencoba menghancurkan saya.”

“Beranilah, anak ku,” kata raja.”saya tahu kamu pasti kelelahan dengan waktu yang lama melihat. Dan orang mengatakan bahwa keberuntungan datang pada kita dalam tidur kita. Kamu dapat mengirimkan emas itu ke ibumu dengan salam saya; dan katakan padanya bahwa raja akan menjaga kalian berdua kamu dan ibumu.”

CERITA TENTANG CERITA HEBAT

Dua ratus tahun yang lalu hidup seorang muda di Skotlandia yang bernama Alexander Selkirk. Dia suka bertengkar dan tidak beraturan. Dia sering membuat masalah diantara tetangganya.

Karena alasan itu banyak orang yang senang saat dia keluar dari rumah dan pergi berlayar.”Kami berharap dia akan mendapatkan yang layak dia terima,” kata mereka.

Dia besar dan kuat dan segera menjadi pelayar yang baik. Tetapi dia masih keras kepala dan bertemperamen jelek; dia sering bermasalah dengan pelaut lainnya.

Pada saat kapal berlayar di Laut Pasifik yang besar, itu sekitar empat ratus mil dari laut Amerika Selatan. Kemudian sesuatu terjadi saat Selkirk melakukan yang tidak suka. Dia menjadi sangat marah. Dia bertengkar dengan dengan pelaut lainnya dan bahkan dengan kaptennya.

“Saya lebih baik hidup sendiri di pulau sepi dari pada menjadi pelaut di kapal ini,” katanya.

“Baiklah,” jawab kaptennya.”Kami akan menurunkan kamu ditepi pantai pada pulau pertama yang kita lihat.”

“Lakukanlah,” kata Selkirik.”Kamu tidak dapat lebih menyenangkan saya.”

Hari berikutnya mereka datang melihat sebuah pulau hijau kecil. Ada hutan kecil dekat tepi pantai, dan bukit yang tinggi diantara mereka.

“Apa nama pulau ini?” tanya Selkirk.


“Juan Fernandez,” kata kapten.

“Turunkan saya di tepi pantai dan tinggalkan saya disana. Berikan saya beberapa alat dan beberapa makanan, dan saya akan melakukan sebaiknya,” kata pelaut.

“Itu akan dilakukan,” jawab kapten.

Jadi mereka mengisi perahu kecil dengan sesuatu yang akan paling dia butuhkan--- sebuah kapak, cangkul, ceret dan beberapa lainnya. Mereka juga menaruh beberpa roti dan daging dan makanan lainnya, cukup untuk beberapa minggu.
Kemudian empat pelaut mengayuh kapal itu ke tepi pantai dan meninggalkan dia disana.

Alexander Silkirik sendirian di pulau itu. Dia mulai melihat bagaimana kebodohon yang dia lakukan; dia pikir betapa mengerikannya hidup disana tanpa seorang teman, tanpa seseorang yang dapat dia ajak bicara.

Dia memanggil pelaut itu dengan keras dan ke kapten.” Oh, jangan tinggalkan saya disini. Bawa saya kembali, dan saya tidak akan memberikan masalah lagi.”

Tetapi mereka tidak mendengarkannya. Kapal terus berlayar dan segera hilang dari pandangan.

Kemudian Selkirk mulai bekerja untuk membuat sesuatu yang terbaik. Dia membuat pondok kecil untuknya berlindung pada malam hari dan cuaca yang berangin. Dia menanam sebuah taman kecil. Ada babi dan kambing di pulau itu, dan banyak ikan yang dapat ditangkap di tepi pantai. Kadang kala dia melihat kapal berlayar di kejauhan. Dia mencoba membuat sinyal ke mereka; dia memanggil dengan keras sebisanya; tetapi dia tidak melihat ataupun mendengar dan kapal tidak datang mendekat.

“Jika saya memiliki keberuntungan yang baik untuk keluar dari pulau ini,” katanya, “Saya akan menjadi baik dan melayani semua orang. Saya akan mencoba berteman walaupun dengan musuh.”

Setelah empat tahun dan empat bulan tinggal sendirian di pulau. Kemudian dengan kegembiraan yang besar, sebuah kapal datang mendekat dan membuang sauh di pelabuhan kecil.

Dia mengetahuinya, dan kapten dengan sepenuh hati bersedia membawanya kembali ke negrinya. Saat dia sampai Skotlandia semua orang ingin mendengar dia mengatakan petualangannya dan dia segera menjadi terkenal.

Di Inggris ada seorang yang hidup yang bernama Daniel Defoe. Dia adalah seorang penulis buku. Dia sudah menulis banyak cerita dimana pada saat itu orang suka membacanya.
Saat Daniel Defoe mendengar bagaimana Selkirk tinggal sendiri di pulau Juan Fernandez, dia mengatakan pada dirinya: ini adalah sesuatu yang berharga untuk diceritakan. Cerita Alexander Selkrik sangat menyenangkan.”

Jadi dia duduk dan menulis cerita yang indah, yang disebutnya "Petualangan Robinson Crusoe."

Semua orang sudah mendengar Robinson Crusoe. Banyak anak laki-laki dan pastinya anak perempuan yang membaca cerita ini.

Saat seorang anak, dia suka berdiri di sungai dan melihat kapal lewat berlayar. Dia penasaran kemanakah mereka akan pergi. Dia berbicara dengan beberapa pelaut. Mereka mengatakan padanya tentang pulau asing yang pernah mereka kunjungi jauh di lautan. Mereka mengatakan padanya tentang sesuatu yang indah yang mereka pernah lihat disana. Dia sangat senang.

“Oh, saya harap saya dapat menjadi pelaut!” katanya.

Dia tidak dapat memikirkan hal lainnya. Dia berfikir bagaimana sesungguhnya akan berlayar dan berlayar di laut biru yang luas. Dia berpikir bagaimana akan menyenangkannya mengunjungi negara asing dan melihat orang-orang asing.

Saat dia bertumbuh, ayahnya berharap dia belajar suatu perdagangan.

“Tidak, tidak, saya akan menjadi pelaut; saya akan pergi melihat dunia” katanya. Ibunya berkata padanya :”hidup seorang pelaut adalah hidup yang keras. Ada badai besar di laut. Banyak kapal rusak dan pelaut yang tenggelam.” “Saya tidak takut” kata Robinson Crusoe. “ Saya akan menjadi pelaut dan tidak lainnya.”

Kemudian, saat dia berumur delapan belas tahun, dia pergi keluar dari rumahnya yang menyenangkan dan pergi berlayar.

Dia segera mendapati bahwa perkataan ibunya benar.

Kehidupan pelaut tentu saja merupakan kehidupan yang keras. Tidak ada waktu untuk bermain. Setiap hari banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kadangkala ada bahaya besar.

Robinson Crusoe pertama kali berlayar di satu kapal dan kemudian kapal lainnya. Dia mengunjungi banyak pulau dan melihat banyak hal indah.

Suatu hari ada badai besar. Kapal bergerak oleh angin; dan rusak. Semua pelaut tenggelam kecuali Robinson Crusoe.

Dia berenang ke satu pulau yang tidak jauh. Dan itu merupakan pulau kecil dan tidak ada seorangpun yang tinggal. Tetapi ada burung di hutan dan beberapa kambing liar di bukit.

Untuk beberapa lama Robinson Crusoe sendirian. Dia hanya mempunyai anjing dan beberapa kucing untuk menemaninya. Kemudian dia melatih burung beo dan beberapa kambing.

Dia membangun sebuah rumah dari beberapa kayu dan tumbuhan merambat. Dia menabur padi dan memanggang roti. Dia membuat kapal untuk dirinya. Dia melakukan banyak hal besar. Dia sibuk setiap hari.

Dan akhirnya sebuah kapal melewati jalannya dan Robinson diambil ke kapal. Dia senang untuk kembali ke Inggris dan melihat rumahnya dan temannya sekali lagi.

Itulah cerita yang ditulis Mr.Defoe. Mungkin dia tidak pernah memikirkannya, dia belum pernah mendengar cerita sebenarnya dari Alexander Selkirk.

TAMU YANG MERENGUT

Suatu hari John Randolp, dari Roanoke duduk di punggung kuda menungganinya ke kota yang beberapa mil jauhnya dari rumahnya. Jalannya asing baginya dan dia bepergian sangat lambat.

Pada saat malam datang dia berhenti di penginapan pinggir jalan yang bagus dan menanyakan untuk menginap. Penjaga penginapan menyambutnya dengan baik, Dia sudah sering mendengar tentang kehebatan John Randolp, dan oleh karenanya dia akan menyenangkan dia sebaik mungkin.

Makan malam yang enak sudah disiapkan dan penjaga penginapan itu sendiri menunggu tamunya. John Randolp makan dengan tenang. Penjaga penginapan berbicara tentang cuaca, jalan, tanaman panen dan politik. Tetapi tamunya yang muram mengatakan sedikit kata.

Pada pagi hari sarapan yang baik disediakan, dan kemudian Mr.Randolph mulai siap untuk perjalanannya. Dia memanggil untuk tagihannya dan membayarnya. Kudanya dibawa ke pintu dan pelayan membantu menaikinya.

Saat dia mulai berjalan, penjaga penginapan yang ramah itu berkata,” Kemana anda akan berpergian, Mr. Randolph?”

Mr.Randolph melihatnya dengan tidak lembut, dan menjawab, “Pak!”

“Saya hanya menanyakan kemana anda akan berpergian,” kata orang itu.

“Oh! Apakah saya sudah membayar tagihan saya?”
“Ya, pak.”

“Apakah saya berhutang hal lainnya lagi?”

“Tidak pak.”

“Maka, saya akan berpergian kemanapun saya ingin pergi---apakah kamu mengerti?”

Dia membalikkan kudanya dan berjalan. Dia belum berjalan jauh dari halaman penjaga penginapan, saat dia terkejut dia menemukan ada dua cabang jalan. Dia tidak tahu apakah harus mengambil yang kanan atau yang kiri.

Dia menundanya sebentar. Tidak ada papan penunjuk untuk menolongnya. Dia melihat ke belakang dan melihat penjaga penginapan masih berdiri di pintu. Dia memanggilnya:--“Temanku, jalan mana dari kedua jalan tersebut yang akan saya ambil untuk pergi Lynchburg?”

“Mr.Randolp,” jawab penjaga penginapan,” anda sudah membayar tagihan anda dan tidak berhutang pada saya sesenpun. Ambillah jalan kemana anda ingin pergi. Selamat tinggal!”

Dan betapa tidak beruntungnya, Mr.Randolp mengambil jalan yang salah. Dia pergi jauh keluar dari jalannya dan kehilangan banyak waktu, semua karena kemuramannya.


III

John Randolp, dari Roanake, tinggal di Virginia seratus tahun yang lalu. Dia adalah seorang pengacara terkenal dan negarawan. Dia adalah anggota Dewan selama beberapa tahun dan mencatat tata kramanya yang aneh dan keinginannya yang kuat.

HARI YANG GELAP

Dengarkan, dan saya akan mengatakan padamu tentang hari gelap yang terkenal di Connecticut. Ini terjadi di bulan Mei, lebih dari seratus tahun yang lalu.

Matahari bersinar terang dan kuning, dan pagi itu tanpa awan. Cuaca sangat cerah. Tidak ada angin yang kencang yang menjatuhkan daun muda dari pohon.

Kemudian, sekitar tengah hari, perlahan-lahan mulai gelap. . Matahari bersembunyi. Awan hitam terlihat menutupi bumi.

Burung-burung terbang ke sarang mereka. Ayam-ayam pergi bertengger. Sapi-sapi pulang dari merumput dan berdiri melenguh di pagar. Semakin gelap sehingga orang-orang tidak dapat melihat jalan mereka.

Dan semua orang mulai merasa takut. “Ada apa? Apa yang akan terjadi?” tanya satu dengan yang lainnya. Anak-anak menangis. Anjing mengonggong. Para perempuan menangis dan beberapa pria berdoa.

“Kiamat dunia sudah datang!” teriak beberapa; dan mereka berlari dalam kegelapan.

“Ini lah hari terakhir yang besar!” teriak yang lain; dan mereka berlutut dan menunggu.

Dalam gedung pemerintahan tua, orang-orang bijak Connecticut duduk. Mereka orang-orang yang membuat hukum dan bergantung banyak pada kebijaksanaan mereka.

Pada saat kegelapan datang, mereka terlalu awal diperingatkan. Kegelapan sangat buruk.

“Ini lah harinya Tuhan.” Kata seorang.

“Tidak ada gunanya membuat hukum,” kata yang lain,” karena mereka tidak akan dibutuhkan.”

“Saya usulkan kita tangguhkan,” kata yang ketiga.

Kemudian bangkit dari kursinya Abraham Davenport.

Suaranya jelas dan kuat, san semuanya tahu bahwa dia, setidaknya, tidak takut.

“Ini mungkin hari besar yang terakhir,” katanya. ”Saya tidak tahu apakah akhir dunia datang atau tidak. Tetapi saya yakin bahwa inilah tugas saya untuk berdiri di tempat tugas saya selama saya hidup. Jadi, mari kita ke pekerjaan awal kita. Biarkan lilin dinyalakan.”
Kata-katanya membangkitkan keberanian di semua hati. Lilin-lilin dibawa masuk. Kemudian wajahnya yang kuat bercahaya di cahayanya yang redup, dia membuat pidato untuk aturan yang akan membantu nelayan miskin.

Dan saat dia berbicara, pembuat hukum yang lain mendengarkan dengan tenang sampai kegelapan mulai berangsur hilang dan langit kembali terang lagi.

Orang-orang Connecticut masih mengenang Abraham Davenport, karena dia hakim yang bijaksana dan pembuat hukum yang berani. Penyair Whittier telah menulis sebuah puisi tentangnya, yang kamu akan suka mendengarnya.

SALAH SATU DONGENG AESOP

Seekor kucing tua akan membunuh semua tikus di gudang.

Suatu hari tikus bertemu dan berbicara tentang bahaya besar yang sedang dilakukannya pada mereka. Setiap orang megatakan beberapa rencana untuk keluar dari kucing itu.

“Lakukan seperti yang saya katakan,” kata seekor tikus tua abu-abu yang berpikir sangat bijaksana.
“Lakukan seperti yang saya katakan. Gantungkan bell di leher kucing. Kemudian, saat kita mendengarnya, kita tahu dia akan datang dan dapat segera berlari keluar dari jalannya.”” Bagus! Bagus ! kata semua tikus yang lain; dan salah satu dari mereka berlari mengambil bell. ” Sekarang siapa diantara kalian yang mau menggantung bell ini ke leher kucing?” kata tikus tua abu-abu itu.

“Tidak! Tidak!” kata semua tikus bersama-sama. Dan mereka semua segera berlari ke lubang mereka masing-masing.

SEORANG BUDAK YANG PINTAR

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang budak yang bernama Aesop. Dia seorang pria kecil dengan kepala besar dan lengan yang panjang. Mukanya putih tetapi sangat bersahaja. Matanya yang besar terang dan tajam.

Pada saat Aesop berumur sekitar dua puluh tahun, tuannya kehilangan penawaran besar dan mengharuskannya menjual budak-budaknya. Untuk melakukannya, dia harus membawa mereka ke kota besar dimana disana terdapat pasar budak.

Kota itu jauh, dan para budak harus berjalan menempuh jarak itu. Sejumlah buntelan dibuat untuk mereka bawa. Beberapa buntelan itu berisi sesuatu yang akan mereka perlukan dijalan; beberapa berisi pakaian; dan beberapa berisi barang yang akan dijual tuannya di kota.

“Pilih buntelanmu, anak-anak,” kata tuannya.”satu untuk setiap kalian.”

Aesop pada saat itu memilih yang paling besar. Budak-budak yang lain mentertawakannya dan mengatakan betapa bodohnya dia. Tetapi dia melempar ke punggungnya dan terlihat cukup puas. Hari berikutnya, tawanya berubah. Karena buntelan yang dia pilih berisi makanan untuk semua orang yang ikut serta. Setelah semua memakan tiga makanan darinya, buntelannya menjadi lebih ringan. Dan sebelum akhir perjalanan Aesop tidak membawa sesuatu untuk dibawa, sementara yang lain mengeluh keberatan dengan beban beratnya.

“Aesop adalah orang yang bijak,” kata tuannya. “Orang yang membelinya harus membayar harga yang mahal.”

Seorang yang sangat kaya, bernama Xanthus datang ke pasar budak untuk membeli seorang pelayan.
Karena budak-budak berdiri didepannya dia menanyakan setiap orang pekerjaan apa yang bisa dia lakukan. Semuanya sangat ingin dibeli Xanthus karena mereka mengetahui dia akan menjadi tuan yang baik, sehingga setiap orang menyombongkan diri dengan keahlian yang bisa mereka lakukan.
Seseorang adalah tukang kebun yang baik, yang lain dapat menjaga kuda; yang ketiga pemasak handal; dan yang keempat dapat mengatur rumah.

“Dan apa yang dapat kamu lakukan, Aesop?” tanya Xanthus.

“Tidak ada,” jawabnya.

“Tidak ada? Kenapa bisa begitu?”

“Karena, sejak budak yang lain dapat melakukan semuanya, tidak ada yang tersisa untuk saya lakukan,” kata Aesop.

Jawaban ini menyenangkan orang kaya itu sehingga dia membeli Aesop, dan membawanya pulang kerumahnya di pulau Samos.

Di Samos budak kecil itu menjadi dikenal karena kebijaksanaannya dan keberaniannya. Dia sering menghibur tuannya dan teman-teman tuannya dengan menceritakan dongeng yang lucu tentang burung dan binatang buas yang dapat bicara. Mereka melihat semua dongeng ini mengajarkan kebenaran yang besar dan mereka heran bagaimana Aesop mendapatkan pemikiran tersebut.

Banyak cerita lainnya yang diceritakan oleh budak hebat ini. Tuannya sangat senang dengannya dan memberikannya kebebasan. Banyak orang-orang besar yang senang menyebutnya sebagai temannya, dan bahkan raja meminta nasihatnya dan senang dengan dongengnya.

“SAUDARA KECIL LAKI-LAKI DI UDARA”

Orang yang saya katakan pada kamu, adalah terkenal, bukan karena kekayaannya atau kekuasaan atau perbuatannya dalam perang tetapi karena kelembutannya yang besar. Dia hidup lebih dari tujuh ratus tahun lalu di kota kecil tua yang menarik di Itali. Namanya adalah Francis, dan karena kebaikannya, semua orang memanggilnya St. Francis.

St. Francis sangat baik dan sangat mengasihi ----baik dan mengasihi tidak hanya pada orang tetapi juga pada semua mahkluk hidup. Dia berbicara dengan burung sebagai saudara kecilnya diudara, dan tidak tidak akan tahan melihat mereka dilukai.

Saat natal dia menghamburkan remah-remah roti dibawah pohon, sehingga makluk kecil itu dapat makan besar dan senang.

Pada saat anak laki-laki memberinya sepasang merpati yang dia jerat, St. Francis memiliki sarang yang dibuat untuk mereka, dan ibu burung itu menelurkan telur didalamnya.
Hari demi hari, dan telur –telur itu menetas, dan sarang penuh dengan merpati kecil yang bertumbuh. Mereka sangat lemah dan mereka duduk di bahu St. Francis dan makan dari tangannya.

Dan banyak cerita lainnya yang diceritakan tentang orang yang penuh dengan cinta dan kasih terhadap makhluk kecil yang hidup di lading dan hutan.

Suatu hari saat dia berjalan diantara pohon, burung melihatnya dan terbang ke bawah untuk menyalaminya. Mereka menyanyikan lagu termanis untuk menunjukkan betapa banyaknya mereka mencintai dia. Kemudian, saat mereka melihat dia akan bicara, mereka merebahkan diri dengan lembut di rumput dan mendengarkan.

“O burung kecil,” katanya,”saya mengasihimu, karena kamu adalah saudara laki-laki dan saudara perempuan saya di udara. Biarkan saya katakan kamu sesuatu, saudara kecilku; kamu harus mencintai Tuhan dan memujiNya.

“Renungkan apa yang sudah Dia berikan padamu. Dia sudah memberikan sayap dimana kamu bisa terbang di udara. Dia memberikan kamu pakaian untuk kehangatan dan keindahan. Dia memberikan kamu udara untuk bergerak dan memiliki rumah.”

“Dan pikirkan ini, O saudara kecil; kamu tidak menabur ataupun menuai, Tuhan memberikan kamu makan. Dia memberikan kamu sungai dan selokan untuk kamu minum. Dia memberikan kamu gunung dan bukit dimana kamu dapat beristirahat. Dia memberikan kamu pohon-pohon untuk membangun sarangmu.”

“Kamu tidak bekerja keras, ataupun memintal, tetapi Tuhan menjagamu dan anakmu yang kecil. Dan ini pastinya, karena Tuhan mencintai kamu. Jadi, jangan tidak berterimakasih, tetapi nyanyi pujianNya dan berterimakasih padaNya untuk kebaikannya padamu.

Kemudian St.Francis berhenti berbicara dan melihat sekelilingnya, semua burung melompat dengan senang. Mereka melebarkan sayap mereka dan membuka mulut mereka untuk menunjukkan mereka mengerti kata-katanya.

Dan kemudian dia memberkati mereka, semua mulai bernyanyi dam seluruh hutan dipenuhi dengan kebaikan dan sukacita karena melodi indah mereka.

DISELAMATKAN SEEKOR LUMBA-LUMBA

Dalam sebuah kota Corinth, hiduplah seorang musisi hebat yang bernama Arion. Tidak ada orang lain yang dapat memainkan lirik atau bernyanyi semerdu seperti dia; dan lagu yang dia buat terkenal di banyak tempat.

Raja Corinth adalah temannya. Orang-orang Corinth tidak pernah lelah memuji musiknya yang merdu.

Suatu musim panas dia pergi menyeberangi lautan ke Italia; karena namanya yang sudah terkenal disana, dan banyak orang yang berharap mendengar dia bernyanyi.
Dia mengunjungi beberapa kota, dan setiap tempat dia dibayar baik karena musiknya.

Akhirnya, dengan memiliki kekayaan , dia memutuskan untuk pulang. Ada kapal yang baru saja siap untuk berlayar ke Corinth, dan kapten setuju untuk menjadikannya penumpang.

Laut sangat berombak. Kapal keluar dari jalannya. Beberapa hari dilalui sebelum mereka melihat daratan.

Para pelaut kasar dan tidak sopan. Kapten sendiri pernah menjadi perampok. Saat mereka mendengar bahwa Arion memiliki sejumlah besar uang, mereka berencana untuk mengambilnya.

“Cara termudah,” kata kapten,” adalah melempar dia ke laut. Kemudian tidak ada seorang pun yang akan mengatakan ceritanya.”

Arion mendengar rencana mereka.

“Kamu boleh mengambil semua yang saya miliki,” katanya,”jika kamu akan menyisakan untuk hidup saya.”

Tetapi mereka sudah memikirkan untuk melemparkan dia. Mereka takut jika menyisakan dia, jangan-jangan dia akan melaporkan masalah ini ke raja.

“Hidupmu tidak akan kami selamatkan,” kata mereka; “tetapi kami akan memberikan dua pilihan. Kamu sendiri yang harus meloncat ke laut atau dibunuh dengan pedangmu sendiri. Mana pilihanmu?”

“Saya akan melompat ke laut,” kata Arion,”tetapi saya mohon untuk berbaik hati menolong saya dahulu.”

“Apa itu?” tanya kapten.

“Ijinkan saya untuk bernyanyi lagu terbaik dan terakhir saya pada kalian. Saya berjanji segera setelah lagu saya selesai saya akan melompat ke laut.”

Para pelaut setuju; karena mereka ingin sekali mendengar lagu yang terkenal di seluruh dunia.

Arion berpakain dengan pakaian terbaiknya. Dia berdiri di depan dek, sementara para perampok pelaut berdiri setengah lingkaran didepan dia, penasaran dengan lagunya.

Dia mahir dengan liriknya dan mulai memainkan temannya. Kemudian dia bernyanyi lagu yang indah, begitu merdu, begitu hidup, dan begitu menyentuh, sehingga banyak dari pelaut yang meneteskan air mata.

Dan sekarang mereka ingin menyelamatkannya; tetapi sesuai dengan janjinya,-- segera setelah lagu itu selesai, dia melompat sendiri tanpa berpikir panjang kedalam laut.

Para pelaut membagikan uangnya diantara mereka sendiri; dan kapal terus berlayar. Dalam waktu singkat mereka tiba di Corinth dengan aman, dan raja mengirimkan seorang petugas untuk membawa kapten dan orang-orangnya ke istana.

“Apakah kamu terlambat dari Italia? Tanya nya.

“Iya, kami terlambat,” mereka menjawab.

“Berita apa yang dapat kamu berikan mengenai teman saya Arion, musisi terbaik dari semua?”
“Dia baik dan senang saat kami meninggalkan Italia,” jawab mereka.”dia memiliki pikiran untuk menghabiskan hidupnya di negara itu.”

Dengan susah mereka mengatakan kata-kata tersebut dan pintu terbuka dan Arion sendiri berdiri sebelum mereka. Dia berpakaian seperti yang mereka lihat saat melompat ke laut. Mereka sangat terkejut dam mereka jatuh pada lututnya didepan raja dan mengakui kejahatan mereka.

Sekarang, bagaimana Arion selamat dari tenggelam saat dia melompat dari kapal?

Cerita tua mengatakan bahwa dia naik di punggung ikan besar, yang disebut lumba-lumba, yang terpesona dengan musiknya dan berenang dekat kapal. Lumba-lumba membawanya dengan kecepatan tinggi ke daratan terdekat. Kemudian dengan sangat gembira, musisi bergegas ke Corinth, tidak berhenti walaupun untuk mengganti pakaiannya.
Dia mengatakan cerita indah ini ke raja; tetapi raja tidak mempercayainya.

“Tunggu,” katanya,”sampai kapal tiba, dan kemudian kita tahu kebenarannya.” Tiga jam kemudian, kapal datang ke pelabuhan, seperti yang sudah anda ketahui. Orang lain berpikir lumba-lumba yang menyelamatkan Arion bukanlah seekor ikan, tetapi kapal bernama _Lumba-Lumba_. Mereka mengatakan Arion adalah perenang handal, yang membuatnya terapung sampai kapal ini melewatinya dan menyelamatkannya dari ombak.

Anda dapat mempercayai cerita ini sesuai yang terbaik yang anda suka. Nama Arion masih dikenang sebagai musisi yang terbaik.

CERITA TENTANG ROMA TUA

Saat itu ada kelaparan yang besar di Roma. Musim panas menjadi sangat kering dan panen jagung telah gagal, tidak ada roti didalam kota. Dan orang-orang kelaparan.

Suatu hari, ada kesukaan besar untuk semua, beberapa kapal datang dari negeri lain. Kapal tersebut dimuati dengan jagung. Disini ada cukup makanan untuk semua.

Pemimpin Kota bertemu untuk memutuskan apa yang seharusnya dilakukan dengan jagung.

“Bagikan diantara orang-orang miskin yang sangat membutuhkannya,” kata beberapa.
“Biarlah ini menjadi pemberian yang gratis untuk mereka dari kota.”

Tetapi satu dari para pemimpin tidak mau melakukannya. Namanya adalah Coriolanus, dan dia adalah seorang yang sangat kaya.

“Orang-orang itu miskin karena mereka terlalu malas untuk bekerja,” katanya. “ Mereka tidak layak untuk mendapatkan pemberian dari kota. Biarkan mereka yang berharap jagung membawa uang dan membelinya.”

Saat orang-orang mendengar tentang pidato dari orang kaya ini, Coriolanus, mereka sangat marah.

“Dia bukan orang Roma sejati,” kata beberapa orang.
“dia egois dan tidak adil,” kata yang lain
“Dia adalah musuh bagi orang miskin. Bunuh dia! Bunuh dia! “ Teriak orang banyak. Mereka tidak membunuh, tetapi gerombolan itu mengeluarkan dia dari kota dan memerintahkan dia untuk jangan pernah kembali.

Coriolanus berjalan ke kota Antium, yang tidak jauh dari Roma. Orang-orang Antium adalah musuh dari orang-orang Roma dan sering mereka sering perang. Sehingga mereka menyambut Coriolanus dengan baik dan mengangkatnya sebagai jendral pasukan mereka.

Coriolanus mulai untuk pertama kalinya siap berperang melawan Roma. Dia membujuk kota lainnya yang dekat dengan Antium untuk mengirimkan prajurit mereka untuk membantunya.

Segera, sebagai kepala dari pasukan yang sangat besar, dia bergerak maju ke kota yang pernah menjadi rumahnya. Prajurit kasar Antium mengelilingi pedesaan sekeliling Roma. Mereka membakar desa dan rumah pertanian. Mereka memenuhi daerah dengan teror.

Coriolanus berkemah cukup dekat dengan kota. Pasukannya adalah yang terbesar yang pernah dilihat orang Roma. Mereka tahu bahwa mereka tidak berdaya karena kuatnya musuh mereka.

“Serahkan kota mu pada ku,” kata Coriolanus.” Taatlah terhadap aturan yang akan saya buat untuk kamu. Lakukan ini, atau aku akan membakar Roma dan menghancurkannya bersama semua orang-orangnya.”

Orang-orang Roma menjawab,”Kami perlu waktu untuk memikirkan masalah ini. Beri kami beberapa hari untuk mempelajari aturan-aturan apa saja yang akan kamu buat bagi kami, dan kemudian kami akan mengatakan apakah kami dapat melakukannya atau tidak.”

“Saya akan beri kamu tiga puluh hari untuk mempertimbangkan masalah ini,” kata Coriolanus.

Kemudian dia memberitahukan aturan-aturan apa saja yang diminta untuk mereka taati. Aturan-aturan tersebut sangat berat kata mereka, “Lebih baik mati saja.”

Pada akhir dari tiga puluh hari, empat dari pemimpin kota pergi keluar untuk memohon belas kasihnya kepada orang-orang Roma, dengan wajah bijaksana dan janggut putih panjang. Mereka pergi keluar tanpa tutup kepala dan merendahkan hati.

Coriolanus tidak akan mendengarkan mereka. Dia menyuruh mereka kembali dengan ancaman, dan mengatakan pada mereka bahwa mereka tidak dapat mengharapkan belas kasih darinya; tetapi dia setuju untuk memberikannya tiga hari lagi untuk mempertimbangkan hal tersebut.

Hari berikutnya, semua pendeta dan orang bijak pergi keluar untuk memohon belas kasihnya. Mereka berpakaian dengan jubah panjang yang melambai-lambai dan semua berlutut dengan kerendahan hati sebelum dia datang. Tetapi dia membawa mereka kembali dengan caci maki.

Pada hari terakhir, pasukan besar yang dipimpin Coriolanus dari Antium telah menjadi kesatuan perang. Siap berbaris ke kota dan menghancurkannya.

Seluruh Roma dalam kengerian. Mereka melihat sepertinya tidak ada jalan untuk meloloskan diri dari kemarahan dari orang yang geram ini.

Kemudian para pemimpinm dengan putus asa, berkata,”mari kota pergi ke rumah dimana Coriolanus pernah tinggal saat dia menjadi bagian dari kita. Ibunya dan istrinya masih disana, mereka adalah wanita terhormat dan mereka mencintai Roma. Mari kita minta mereka untuk pergi keluar dan memohon musuh kita untuk memberikan belas kasih pada kita. Hatinya akan berat walaupun dia dapat menolak ibu dan istrinya.

Dua wanita terhormat itu mau melakukan apapun yang mereka bisa untuk menyelamatkan kota mereka. Kemudian dengan menggandeng anak nya yang kecil di tanggannya, mereka pergi keluar untuk bertemu dengan Coriolanus. Dibelakang mereka ada arak-arakkan perempuan Roma yang mengikuti. Saat dia melihat ibunya dan isterinya dan anaknya, dia dipenuhi dengan kegembiraan. Tetapi saat mereka memberi tahu pesanan mereka, wajahnya menjadi gelap dan dia menggelengkan kepalanya.

Untuk waktu yang lama ibunya memohon padanya. Untuk waktu yang lama isterinya memohon belas kasihnya. Dan anaknya yang kecil melekat ke lututnya dan mengatakan kata-kata penuh kasih padanya.

Akhirnya dia tidak dapat bertahan lebih lama lagi. “O ibu,”katanya,” ibu telah menyelamatkan negeri ibu, tetapi ibu telah kehilangan anak!” kemudian dia memerintahkan pasukannya untuk kembali ke kota Antium.
Roma selamat; tetapi Coriolanus tidak dapat kembali ke rumahnya, ibunya, isterinya dan anak-anaknya. Dia sudah kehilangan mereka.

Kamis, 29 April 2010

BOM

Pernahkah kamu mendengar Raja Charles ke Dua belas, dari Swedia? Dia hidup dua ratus tahun yang lalu, dan terkenal karena keberaniannya mempertahankan negaranya.

Suatu hari dia berada ditengah peperangan yang besar. Rumah kecil yang menjadi perlindungannya hampir berada diantara dua pasukan.

Dia memanggil pegawainya dan menyuruhnya duduk dan menulis sebuah perintah pendek untuknya.

Pegawainya mulai menulis, tetapi baru saja selesai menuliskan satu kata, sebuah bom datang melalui atap rumah dan mementur lantai dekatnya. Dia menjatuhkan pena dan bangkit berdiri. Dia menjadi pucat ketakutan. “ada apa?” tanya raja.

“Oh, tuan,” dia menjawab,”bom! Bom!”

“Ya, saya tahu,” kata raja.” Tetapi apa yang bom lakukan dengan apa yang saya suruh untuk kamu tulis? Duduklah dan ambil pena mu. Saat negara dalam bahaya, kamu harus melupakan keamanan dirimu sendiri.”

JENDRAL DAN RUBAH

Disana ada seorang jendral Yunani yang bernama Aristomenes. Dia adalah seorang yang pemberani dan semua orang sebangsanya mencintainya.

Suatu kali, bagaimanapun, dalam pertempuran yang besar dengan Spartan, pasukannya dikalahkan dan dia dimasukkan penjara.

Pada hari itu, orang-orang belum belajar untuk baik terhadap musuh mereka. Dalam perang, mereka kejam dan bengis; karena perang selalu membuat orang seperti itu.

Spartans membenci Aritomenes. Dia sudah memberikan mereka persoalan besar dan mereka berharap untuk menghancurkannya.

Di sebuah gunung dekat kota mereka, ada jurang sempit atau sebuah lubang dalam batu. Itu sangat dalam, dan tidak ada jalan untuk memanjat keluar dari situ.

Para Spartan berkata satu dengan yang lainnya,”Mari kita lempar sobat ini kedalam jurang batu. Kemudian kita yakin bahwa dia tidak akan membuat masalah dengan kita lagi.”

Sehingga prajurit ikut serta naik ke gunung dan menempatkannya pada tepi lubang batu yang menganga.” Cari tempat dimana kita mengirim semua musuh kita,” kata mereka. Dan mereka melemparnya kedalam.

Tidak ada yang tahu bagaimana dia lolos dari hancur berkeping-keping. Beberapa orang Yunani mengatakan ada elang yang menangkapnya dengan paruhnya dan membawanya tidak terluka ke bawah. Tetapi itu tidak mungkin.


Saya pikir dia pasti jatuh ke beberapa semak dan tanaman merambat yang tumbuh dibeberapa bagian jurang. Dan pada perkiraan tertentu dia tidak terluka banyak.

Dia meraba-raba sekeliling pada cahaya suram, tetapi tidak menemukan jalan untuk lolos. Dinidng batu mengelilinginya disetiap sisi. Tida ada tempat dimana dia dapat meletakkan kakinya untuk memanjat keluar.

Selama tiga hari dia berada di penjara yang asing. Dia menjadi lemah karena lapar dan haus. Dia berharap mati dari kelaparan.

Tiba-tiba dia terkejut dengan suara didekatnya. Sesuatu bergerak diantara batu dan dibawah jurang. Dia melihat dengan sunguh-sungguh dan segera melihat seekor rubah besar datang kedepannya.

Dia ada dengan tenang sampai hewan itu sangat dekat. Kemudian dia muncul dengan cepat dan menangkap ekornya.

Rubah yang ketakutan itu berlari secepat yang dia bisa; dan Aristomenes mengikuti, memgang ekornya. Dia berlari ke celah yang sempit dimana dia tidak pernah lihat sebelumnya, dan walaupun panjang, jalannya gelap, sedikit lecar cukup untuk badan manusia.

Aristomenes berpegangan. Dan akhirnya melihat sinar jauh diatas kepalanya. Itu adalah cahaya matahari yang menyinari pada jalan masuk lintasan. Tetapi segera jalannya menjadi terlalu sempit untuk dilewati badannya. Apa yang harus dia lakukan? Dia melepaskan rubah itu, rubah itu berlari keluar. Dan kemudian dengan pekerjaan yang sulit, dia mulai memperlebar jalan lintasan. Disini batunya lebih kecil, dan dia segera menghilangkan mereka sampai cukup muat untuk dilalui. Dalam waktu yang singkat dia bebas dan dalam udara terbuka.

Beberapa hari setelah ini para Spartan mendengar berita asing: “Aristomenes menjadi kepala pasukan Yunani lagi. “Mereka tidak dapat percaya.

SEBUAH PELAJARAN DALAM SEBUAH KEADILAN

Alexander raja Mecedon. Berharap menjadi tuan dari seluruh dunia. Dia memimpin pasukannya melalui banyak negara. Dia merampas kota-kota, dia membakar kota, dan menghancurkan ribuan nyawa.

Pada akhirnya, jauh di timur, dia datang ke tanah yang belum pernah dia dengar sebelumnya. orang-orang disana tidak tahu tentang perang dan penaklukan. Walaupun mereka sangat kaya, mereka hidup sederhana dan damai dengan semua dunia.

Shah atau pempimpin orang-orang tersebut, pergi keluar menemui Alexander dan menyambutnya di negeri mereka. Dia memimpin raja yang besar itu ke istananya dan memohon untuk bisa makan malam dengannya.

Saat mereka duduk di meja, pelayan dari shah berdiri untuk menyajikan makanan, mereka membawa seperti buah-buahan, kacang-kacangan, kue dan yang enak lainnya; tetapi saat Alexander hendak makan, dia menemukan bahwa semua terbuat dari emas.

“Apa!” katanya,”apakah kamu makan emas dinegri ini?”

“Kami sendiri makan makanan biasa,” jawah Shah.” Tetapi kami mendengar bahwa hasrat anda adalah emas yang menyebabkan anda meninggalkan negri anda sendiri; dan dengan demikian kami berharap kami memuaskan selera anda.”

“Bukan karena emas saya datang kesini,” kata Alexander.” Saya datang untuk belajar adat istiadat dari rakyat anda.”

“Baiklah kalu begitu,: kata shah,”tinggallah dengan saya beberapa saat dan amati apa yang anda bisa.”


Sementara shah berbicara dengan raja, dua orang negarawan datang masuk.” Tuanku,” kata satunya,”kami memiliki perselisihan pendapat, dan berharap anda untuk menyudahi persoalan ini.”

“Katakan pada saya,” kata shah.

“Baiklah, ini adalah jalan,” jawab orang itu:” saya membeli sebagian tanah dari tetangga saya, dan membayarnya harga yang sesuai untuk itu. Kemarin, saat saya menggalinya, saya menemukan sebuah kotak penuh dengan emas dan permata. Harta ini bukan milik saya, karena saya hanya membeli tanah; tetapi saat saya menawarkan ke tetangga saya dia menolaknya.”

Orang kedua kemudian berbicara dan berkata,”benar saya menjual tanah padanya, tetapi saya tidak menyediakan sesuatu yang akan dia temukan didalamnya. Harta itu bukan milik saya dan karenanya saya tidak ingin mengambilnya.”

Shah duduk tenang sebentar, seperti saat dia berfikir. Kemudian katanya ke orang pertama,” apakah kamu memiliki anak?”

“Ya, seorang laki-laki muda yang menjanjikan,” jawabnya.

Shah kembali bertanya kepada orang kedua:”Apkah kamu mempunyai anak perempuan?”

“Saya punya,” jawab orang itu, --Seorang gadis yang cantik!.”

“Baiklah, kalu begitu, ini adalah penilaian saya, ijinkan anak laki-laki menikahi anak perempuan, jika keduanya setuju, dan berikan mereka harta itu sebagai pemberian pernikahan.”

Alexander mendengarnya dengan ketertarikan yang besar.” Anda sudah menghakimi dengan bijaksana dan dengan benar,” katanya pada shah, ‘ tetapi di negeri saya, kami akan melakukannya dengan berbeda.”
“Apa yang akan anda lakukan?”

“baiklah, kami akan melemparkan kedua orang itu ke penjara dan harta itu akan diberikan kepada raja.”

“Dan anda akan menyebut itu keadilan?” tanya shah.

“Kami menyebutnya kebijakan politik,” kata Alexander.

“Maka ijinkan saya bertanya satu pertanyaan,” kata shah. “Apakah matahari bersinar di negerimu?”

“Tentu saja.”

“Apakah hujan turun disana?”

“Oh, iya!”

“Apakah mungkin ! tetapi apakah ada beberapa hewan yang lembut dan tidak berbahaya di ladangmu?”

“ Ada banyak.”

“Kemudian,” kata shah,” pastilah matahari bersinar dan hujan turun demi binatang buas yang buruk; untuk orang yang tidak adil tidak layak mendapatkan berkat itu.

BOCAH DAN PERAMPOK

DI Persia saat Cyrus yang Agung menjadi raja, anak-anak diajarkan untuk mengatakan yang benar. Ini adalah pelajaran pertama mereka di rumah dan disekolah.

“Tidak satupun kecuali pengecut yang mengatakan kebohongan,”kata ayah dari Otanes muda.

“Kebenaran itu indah. Selalu menyukainya,” kata ibunya.

Saat Otanes berumur dua belas tahun, orangtuanya berharap mengirimkannya ke kota yang jauh untuk belajar disebuah sekolah terkenal yang ada disana, itu akan menjadi penjalanan yang jauh dan berbahaya. Sehingga diatur ahar sebaiknya anak itu pergi dengan rombongan kecil pedagang yang akan pergi ke tempat yang sama. “SElamat tinggal Otanes! Selalu berani dan benar,!” kata ayahnya. “Selamat tinggal, anakku! Sayangi yang indah. Pandanglah rendah hal yang hina,” kata ibunya.

Rombongan kecil ini mulai perjalanan yang panjang. Beberapa orang menunggang unta, beberapa menunggang kuda. Mereka pergi tetapi secara perlahan karena panas matahari dank arena jalannya kasar.

Tiba-tiba, malam berikutnya, segerombol perampok menukik kebawah pada mereka. Pedagang bukanlah seorang petarung. Mereka tidak dapat melakukan apa-apa kecuali memberikan semua barang dan uang.

“Baiklah, anak kecil, berapa yang kamu punya?” tanya satu perampok, saat dia mendorong Otanes dari kudanya.

“Empat puluh pcs emas” jawab anak itu.

Perampok tertawa. Dia belum pernah mendengar seorang anak dengan uang sebanyak itu.

“Itu adalah cerita yang bagus” katanya. “Dimana kamu membawa emasmu?”

“Ada didalam topiku, dibawah lapisan,” jawab Otanes.

“Oh, baiklah! Kamu tidak dapat percaya itu,” kata perampok; dan dia bergegas untuk merampok satu pedagang yang kaya.

Segera yang lain datang dan berkata,”Anakku, apakah kamu menemukan ada emas padamu?”

“Ya! Empat puluh pcs, dalam topi saya, kata Otanes.

“Kamu anak kecil yang berani untuk bergurau dengan perampok” kata orang itu; dan dia bergegas ke orang yang lebih menjanjikan.

Akhirnya pemimpin gerombolan itu memanggil ke Otanes dan berkata, “Sobat kecil apakah kamu punya barang berharga yang dibawa serta?”

Otanes menjawab,”saya sudah mengatakan dua dari orang-orangmu bahwa saya mempunyai empat puluh pcs emas dalam topi saya. Tetapi mereka tidak mempercayai saya.”

“Buka topimu,” kata pemimpin itu.

Anak itu menurut, Pemimpin itu mengusulkan untuk membuka lapisan dan menemukan emas yang tersembunyi didalamnya.

“Kenapa kamu mengatakan pada kami dimana untuk menemukannya?” tanya nya.”Tidak ada seorangpun yang berfikir anak seperti kamu akan memiliki emas hampir sepertinya.”

Jika saya menjawab pertanyaanmu dengan berbeda, saya akan mengatakan kebohongan.” Kata Otanes;”dan tidak ada seorangpun kecuali pengecut mengatakan kebohongan”

Pemimpin perampok itu terkejut dengan jawabannya. Dia pikir untuk beberapa waktu bahwa dirinya telah menjadi pengecut. Kemudian katanya,” kamu adalah anak pemberani, dan kamu dapat memegang emasmu. Ini dia. Tunggangi kudamu, dan orangku sendiri akan meunggang bersamamu sampai kamu berada diakhir perjalananmu dengan aman.”

Otanes, saat itu, menjadi seorang yang terkenal di negaranya. Dia adalah penasihat dan teman dari dua raja yang menggantikan Cyrus.