Kamis, 29 April 2010

CERITA BURUNG YANG LAIN

Peperangan yang besar telah dimulai. Meriam meledak, tidak jauh, dekat dengan tangan. Prajurit berbaris diladang tersebut. Pria dengan menunggang kuda berjalan tergesa-gase maju kedepan.

“Whiz!” sebuah bola meriam jatuh ke tanah dekat dengan kumpulan prajurit. Tetapi mereka berbaris maju kedepan. Drum dipukul, dan seruling dimainkan.

“Whiz!” bola meriam lain terbang diudara dan jatuh ke pohon yang dekat. Seorang jendral yang berani melewati ladang tersebut. Satu bola setelah yang lainnya datang berdengung didekatnya.

“Jendral, anda dalam bahaya disini,” kata seorang prajurit yang berkendara dengannya. “ anda lebih baik kebali ke tempat yang aman.”

Tetapi jendral tersebut tetap maju.
Tiba-tiba dia berhenti di kaki sebuah pohon.”Halt!” dia menangis ke pria yang bersama dengannya. Dia melompat dari kudanya dan mengambil sarang burung yang jatuh ketanah. Didalam sarang terdapat beberapa burung kecil yang baru separuh ditumbuhi bulu. Mulut mereka terbuka untuk makanan yang mereka harapkan diberikan oleh ibunya.

“ Saya tidak bisa berfikir meninggalkan burung kecil ini terinjak-injak,” kata jendral.

Dia mengangkat sarang burung dengan lembut dan menaruhnya ditempat aman pada cabang pohon.

"Whiz!" bola meriam yang lain.
Dia melompat ke sedel dan pergi dengan cepat dengan prajurit didekatnya.

"Whiz! whiz! whiz!"

Dia sudah melakukan satu pekerjaan yang baik. Dia akan mengerjakan banyak hal lainnya sebelum perang berakhir.”Boom! boom! boom!"

Meriam bergemuruh, bola meriam terbang, perang berkisar. Tetapi ditengah-tengah huru-hara dan bahaya, burung kecil berkicau bahagia di perlindungan yang aman dimana jenral besar Robert E,Lee telah tempatkan mereka.”Dia berdoa terbaik, siapa yang mencintai semua baik yang besar maupun yang kecil; untuk Tuhan yang mengasihi kita, Dia membuat dan menyayangi semua.”

0 komentar:

Posting Komentar