Selasa, 04 Mei 2010

KALIF DAN TUKANG KEBUN

Pada suatu waktu ada seorang kalif Cordova yang bernama Al Mansoer. Suatu hari seorang pedagang asing datang padanya dengan beberapa berlian dan mutiara yang dia bawa dari seberang lautan. Kalif begitu senang dengan perhiasan yang dia bawa tersebut dan membayar pedagang itu dengan sejumlah besar uang. Pedagang itu memasukkan emas kedalam sutera ungu yang dia ikat ke ikat pinggang didalam jubah panjangnya. Kemudian dia bersiap untuk berjalan ke kota lainnya.

Itu adalah musim panas, dan hari itu sangat panas. Saat pedagang berjalan, dia mendatangi sungai yang mengalir lembut diantara tumbuhan dan pinggir sungai yang teduh.

Dia kepanasan dan dipenuhi debu. Tidak ada orang yang dekat. Sangat sedikit orang yang pernah datang di jalan itu. Kenapa tidak sebaiknya dia mendinginkan diri di air yang menyegarkan? Dia melepaskan pakaiannya dan meletakkannya di tepi sungai. Dia meletakkan tas uang diatasnya dan melompat kedalam air. Betapa dinginnya dan enaknya.

Tiba-tiba dia mendengar suara berdesir dibelakangnya. Dia berbalik cepat dan melihat sebuah elang di udara dengan kantong uangnya dalam paruh elang itu. Tidak diragukan burung itu telah salah mengenali kantung ungu sutera itu sebagai sesuatu yang enak untuk dimakan.

Pedagang berteriak. Dia melompat keluar dari air dan berteriak lagi. Tetapi tidak ada gunanya. Burung yang besar itu tinggi di udara dan terbang maju jauh ke gunung dengan semua uangnya.

Pria malang itu tidak dapat melakukan apapun kecuali berpakaian dan menjadi muram di perjalanannya.

Setahun berlalu dan kemudian pedagang itu muncul kembali di depan Al Mansoer.”O Kalif,” katanya, “ disini ada beberapa perhiasan yang saya pesan sebagai hadiah untuk isteri saya. Tetapi saya bertemu dengan nasib buruk saat saya memaksa untuk menjualnya. Saya berdoa kiranya anda menjaga mereka dan mengambilnya kembali dengan harga anda.”

Al Mansour memperhatikan bahwa pedagang itu sangat sedih dan putus asa.”Kenapa, apa yang terjadi padamu?” tanyanya.”Apakah kamu sedang sakit?”

Kemudian pedagang itu memberitahunya bagaimana elang terbang jauh dengan uangnya.

“Kenapa kau tidak datang pada kami sebelumnya?” tanyanya.” Mungkin kami akan melakukan sesuatu untuk menolongmu. Ke arah mana tempat elang itu terbang saat kamu terakhir melihatnya?”

“Dia terbang ke arah Black Mountains,” jawab pedagang.

Pagi berikutnya kalif memanggil sepuluh pegawainya ke depannya. “Menungganglah ke Black Mountains,” katanya.”Temukan semua pria tua yang tinggal di gunung atau di pedesaan dataran sekitar, dan perintahkan mereka untuk muncul didepan saya satu minggu dari hari ini.”

Pegawainya melakukan seperti yang diperintahkan. Pada hari yang ditetapkan, empat puluh berjangut abu-abu, pria tua jujur berdiri didepan kalif. Semua ditanyakan pertanyaan yang sama. “Apakah kamu mengetahui ada orang yang dulunya miskin dan tiba-tiba menjadi kaya?”

Kebanyakan orang tua itu menjawab bahwa mereka tidak tahu ada orang yang seperti itu. Beberapa orang mengatakan ada seorang dari tetangga mereka yang terlihat memiliki keberuntungan yang baik.
Orang ini tadinya adalah tukang kebun. Setahun yang lalu dimana dia memiliki sedikit pakaian untuk tubuhnya. Anak-anaknya menangis untuk makanan. Tetapi kemudian semuanya berubah dari dia. Dia dan keluarganya berpakaian bagus; mereka memiliki banyak uang untuk makan; bahkan dia membeli kuda untuk membantunya membawa yang dia hasilkan ke pasar.

Kalif sekali lagi memberikan perintah supaya tukang kebun itu dibawa ke hadapannya pada hari berikutnya. Dia juga memerintahkan pedagang itu harus datang pada waktu yang sama.

Sebelum siang hari berikutnya tukang kebun diijinkan ke istina. Segera setelah dia masuk ke ruangan kalif pergi menemuinya. “Teman baik,” katanya,”jika kamu menemukan sesuatu yang hilang dari kami, apa yang akan kamu lakukan dengannya?”

Tukang kebun meletakkan tangannya dibawah jubahnya dan mengeluarkan kantong yang hilang dari pedagang itu.

“Ini dia, tuanku,” katanya

Melihat hartanya yang hilang, pedagang mulai menari dan bersorak gembira.

“Katakan pada kami,” kata Al Mansour ke tukang kebun,”katakan bagaimana kamu menemukan kantong itu.”

Tukang kebun itu menjawab: ”Setahun yang lalu, saat saya mencangkul kebun saya, saya melihat sesuatu jatuh dari kaki pohon palem. Saya berlari untuk mengambilnya dan sangat terkejut mendapatkan sebuah kantung penuh dengan emas. Saya mengatakan pada diri saya,”uang ini pasti milik tuan kami, Al Mansour. Beberapa burung besar telah mencurinya dari istananya.”

“Kalau begitu,” kata kalif, “kenapa kamu tidak mengembalikannya pada kami pada waktu itu?” “begini ceritanya,” kata tukang kebun itu: “saya melihat kepingan emas, dan kemudian berpikir tentang kebutuhan saya yang besar. Isteri saya dan anak-anak saya menderita karena ingin makanan dan pakaian, saya tidak punya sepatu dikaki saya, tidak ada mantel untuk tubuh saya. Sehingga saya berkata pada diri saya, “Tuanku Al Mansour adalah orang yang terkenal karena kebaikannya pada yang miskin. Dia tidak akan peduli.’ Jadi saya mengambil sepuluh keping dari yang banyak dalam tas itu.

“Saya bermaksud meminjamnya. Dan meletakkan kantung itu di tempat yang aman, dengan mengatakan saya akan mengembalikan sepuluh keping, dan saya akan mengembalikan semuanya ke tuanku Al Mansour. Dengan banyak bekerja dan pengaturan yang hati-hati saya hanya dapat menyimpan sedikit lima keping perak. Tetapi, saat saya datang ke istana tuan pagi ini, saya terus berkata pada diri saya sendiri,” saat tuan kami Al Mansor mendengar bagaimana kejadiannya bahwa saya meminjam emas, saya tidak ragu hatinya yang baik akan memaafkan hutang saya.”

Kalif sangat terkejut saat dia mendengar cerita pria miskin itu. Dia mengambil kantung uang dan memberikannya pada pedagang.”Ambil kantong itu dan hitung uang yang ada didalamnya.” Katanya.”jika ada sesuatu yang kurang, saya akan membayarnya padamu.”
Pedagang itu melakukan seperti yang dikatakan kalif.”Tidak ada yang kurang,”katanya, tetapi sepuluh keping yang dia katakan ; saya akan memberikannya sebagai hadiah.”

“Tidak,” kata Al Mansour,”itu untuk saya menghadiahkan orang ini sebagai yang layak yang dia terima.”
Dengan mengatakan ini, dia memerintahkan sepuluh keping emas diberikan kepada pedagang itu dimana yang menjadi kekurangannya. Kemudian dia menghadiahkan tukang kebun itu dengan sepuluh keping lagi karena kejujurannya.

“Hutangmu sudah dibayar. Jangan memikirkannya lagi,”katanya.

0 komentar:

Posting Komentar