Selasa, 04 Mei 2010

SANDARAN EMAS BERKAKI TIGA

I

Suatu pagi, beberapa waktu yang lalu, seorang pedagang bernama Miletus berjalan disepanjang pantai laut. Beberapa nelayan mengumpulkan jala yang besar, dan berhenti untuk melihat mereka.

“Orang-orang baikku,” katanya,”Berapa banyak ikan yang kamu harapkan untuk diambil kali ini?”

“Kami tidak dapat mengatakannya,” jawab mereka. “Kami tidak pernah menghitung ikan kami sebelum mereka di tangkap.”

Jalanya terlihat berat. Pasti ada sesuatu didalamnya. Pedagang itu cukup yakin bahwa nelayan itu memiliki hasil tangkapan yang bagus.

“Berapa harga yang kamu berikan untuk ikan yang kamu tangkap?” tanyanya.

“Berapa banyak yang akan kamu berikan?” kata nelayan.

“Baiklah saya akan memberikan tiga keping perak untuk semua yang ada dalam jala.” Jawab pedagang.

Nelayan berbicara dengan suara pelan ke nelayan yang lain sebentar, dan kemudian seseorang berkata,” ini adalah sebuah tawaran. Mereka bisa sedikit ataupun banyak, kamu dapat memiliki tiga keping perak untuk semuanya.”

Dalam beberapa menit, jala yang besar itu diangkat keatas keluar dari air. Tidak ada satupun ikan didalamnya. Tetapi jala itu berisi sebuah sandaran emas berkaki tiga yang indah yang lebih berharga dari seribu ikan.

Pedagang itu senang.”Ini adalah uangmu,” katanya.”Berikan saya sandaran emas berkaki tiga itu.”

“Tentu tidak,” kata nelayan itu.”Kamu akan memiliki semua ikan yang akan ada didalam jala dan bukan yang lainnya. Kami tidak menjual sandaran emas berkaki tiga ini padamu.”

Mereka mulai bertengkar. Mereka berbicara dan bertengkar untuk waktu yang lama dan tidak mencapai kesepakatan. Kemudian salah seorang nelayan berkata,”mari kita tanyakan ke gubernur tentang ini dan lakukan sesuai dengan perintahnya.”

“Ya, mari kita tanyakan ke gubernur,” kata pedagang. “Biarkan dia yang memutuskan masalah ini bagi kita.”

Dan mereka pun membawa sandaran emas berkaki tiga itu ke gubernur dan setiap orang mengatakan ceritanya.

Gubernur mendengarkannya, tetapi tidak dapat memutuskannya siapa yang benar. “Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting,” katanya.” Kita harus mengirimkan ke Delphi dan bertanya ke peramal apakah sandaran berkaki tiga ini akan diberikan ke nelayan atau ke pedagang. Tinggalkan sandaran berkaki tiga ini dalam penjagaan saya sampai kita mendapatkan jawabannya.”

Sekarang peramal itu ada di Delphi dan sangat bijaksana. Orang dari semua bagian dunia pergi kesana, untuk mengatakan masalahnya dan mendapatkan nasihat.

Jadi gubernur mengirimkan seorang pesuruh ke Delphi untuk menanyakan ke peramal tentang apa yang harus dilakukan dengan sandaran berkaki tiga itu. Pedagang dan nelayan menunggu dengan tidak sabar sampai jawaban itu datang, dan inilah yang dikatakan peramal itu:--
“Jangan berikan ke pedagang ataupun ke nelayan hadiah tersebut; tetapi berikan kepada seseorang yang paling bijak dari yang bijak.”

Gubernur sangat senang dengan jawaban ini.

“Hadiah itu semua akan diberikan ke orang yang paling layak,”katanya. “Ada tetangga kita, Thales, yang semua orang tahu dan cintai. Dia terkenal diseluruh dunia. Orang datang dari berbagai negara untuk mencari dan dan belajar darinya. Kita akan berikan hadiah itu kepadanya.”

Jadi dengan tangannya dia membawa sandaran emas berkaki tiga itu ke rumah kecil dimana Thales tinggal. Dia mengetuk pintu dan orang bijak itu sendiri yang membukanya.

Kemudian gubernur mengatakan padanya bagaimana sandaran berkaki tiga itu ditemukan, dan bagaimana peramal mengatakan bahwa sandaran berkaki tiga itu harus diberikan kepada orang yang paling bijaksana dari yang bijak.

“Dan jadi saya membawa hadiahnya kepadamu, temanku Thales.”

“Pada saya!” kata Thales dengan terkejut.” Kenapa, ada banyak orang yang lebih bijak dari saya. Ada temanku Bias dari Priene. Dia sempurna dari semua orang. Berikan hadiah indah ini kepadanya.”

Dan kemudian Gubernur memanggil dua pegawai kepercayaannya dan memberitahu mereka untuk membawa sandaran berkaki tiga itu ke Priene dan menawarkannya ke Bias.

“Katakan pada orang bijak itu kenapa kamu membawanya dan ulangi apa yang dikatakan peramal kepadanya.”
II

Sekarang seluruh dunia sudah mendengar kebijaksanaan Bias. Dia mengajarkan orang-orang harus berbuat baik bahkan kepada musuh mereka. Dia juga mengajarkan, bahwa seorang teman adalah berkat terbesar yang dapat dimiliki seseorang.

Dia adalah seorang yang miskin dan tidak berharap kaya.”Lebih baik menjadi bijaksana daripada kekayaan,” katanya.

Saat pesuruh gubernur tiba di Priene dengan sandaran berkaki tiga itu, mereka menemui Bias yang bekerja di kebunnya. Mereka mengatakan apa yang disuruh dan menunjukkan hadiah indah itu kepadanya.

Dia tidak akan mengambilnya.

“Yang peramal maksudkan bukan saya yang akan memilikinya,” katanya.”Saya bukan yang terbijak dari yang bijak.”

“Tetapi apa yang harus kami lakukan dengannya.” Dimana kami akan menemukan orang yang paling bijak?”

“Di Mitylene,”jawab Bias,” disana ada seorang yang besar yang bernama Pittacus. Dia mungkin sekarang adalah raja di negerinya, tetapi dia lebih suka untuk memberikan semua waktunya untuk mempelajari kebijaksanaan. Dia adalah orang yang dimaksudkan oleh peramal.”




III

Nama Pittacus dikenal diseluruh dunia. Dia adalah seorang prajurit yang berani dan seorang guru yang bijaksana. Orang-orang dinegerinya mejadikannya dia raja mereka; tetapi segera setelah dia membuat aturan yang bagus untuk mereka, dia menyerahkan mahkotanya.

Salah satu dari motto nya adalah:”Apapun yang kamu lakukan, lakukan dengan baik.”

Para pesuruh itu menemuinya di rumahnya sedang berbicara dengan temannya dan mengajarkan mereka kebijaksanaan. Dia melihat sandaran berkaki tiga itu.”Betapa bagusnya sandaran berkaki tiga ini!” katanya.

Kemudian pesuruh itu mengatakan bagaimana sandaran berkaki tiga itu diambil dari laut dan mereka mengulangi apa yang dikatakan oleh peramal:--

“Jangan berikan pada pedagang ataupun nelayan hadiah itu; Tetapi berikan pada seorang yang terbijak dari yang bijak.”

“Baiklah,”katanya,”tidak dari pedagang ataupun nelayan yang akan memilikinya; karena orang itu hanya memikirkan bisnis mereka dan tidak mempedulikan apapun untuk kebaikan.”

“Kami sependapat dengan anda,” kata pesuruh itu;”dan kami akan mempesembahkan hadiah ini kepada anda karena anda adalah yang terbijak dari yang bijak.”

“Kamu salah,” jawab Pittacus.”saya akan senang untuk memiliki sebuah benda yang begitu indah yang dikerjakan oleh orang yang membuatnya, tetapi saya tahu saya tidak layak.”

“Jadi kepada siapa kami harus membawanya?” tanya pesuruh.
“Bawalah ke Cleobulus Raja Rhodes, jawab orang bijak itu.”Dia adalah seorang yang paling tampan dan terkuat, dan saya yakin dia juga yang terbijak.”


IV

Pesuruh itu pergi sampai akhirnya mereka tiba di pulau Rhodes. Disana semua orang berbicara tentang Raja Cleobulus dan kebijaksanaannya yang baik. Dia sudah mempelajari semua di sekolah besar didunia dan tidak ada yang tidak dia ketahui.

“Ajarlah anak-anak,” katanya; dan karena alasan itulah namanya masih dikenang sampai sekarang.

Saat pesuruh menunjukkannya sandaran berkaki tiga, dia berkata,”itu pasti hasil karya yang indah. Apakah kamu akan menjualnya? Berapa harganya?”

Mereka memberitahunya ini tidak untuk dijual, tetapi akan diberikan pada yang paling bijak dari yang bijak.

“Kalau begitu, kamu tidak akan menemukan orang itu di Rhodes,” katanya. “Dia tinggal di Corinth dan namanya adalah Periander. Bawalah hadiah itu kepadanya.







V

Semua orang sudah mendengar tentang Periander, Raja di Corinth. Beberpa mendengar tentang pembelajarannya yang hebat dan yang lainnya mendengar tentang keegoisan dan kekejamannya.

Orang asing mengagumi karena kebijaksanaannya. Orang-orangnya sendiri mengganggapnya bodoh karena kejahatannya.

Saat dia mendengar beberapa orang datang ke Corint dengan sandaran emas berkaki tiga yang sangat mahal, dia membawanya kehadapannya.

“Saya telah mendengar semua tentang sandaran berkaki tiga itu,” katanya,”dan saya tahu kenapa kamu membawanya dari satu tempat ke tempat lain. Apakah kamu berharap akan menemukan seseorang di Corinth yang layak untuk pemberian yang mahal itu?”

“Kami berharap andalah orang tersebut,” kata pesuruh itu.

“Ha! Ha! Tawa Periander.”Apakah saya terlihat seperti orang yang terbijak dari yang bijak? Tentu saja tidak. Tetapi di Lacedaemon ada seorang yang baik dan terhormat bernama Chilon. Dia mencintai negerinya, dia mencintai teman-temannya, dia suka belajar. Dalam pikiran saya dia layak menerima hadia emas itu. Saya perintahkan kamu untuk membawanya kepadanya.”

VI

Pesuruh itu terkejut. Mereka belum pernah mendengar Chilon, karena namanya sulit dikenal di negerinya. Tetapi saat mereka datang ke Lacedaemon, mereka mendengar pujian untuknya disetiap sisi.


Mereka mempelajari bahwa Chilon adalah seorang yang sangat pendiam, dan dia tidak pernah berbicara tentang dirinya sendiri dan dia mnghabiskan waktunya untuk membuat negerinya besar dan kuat dan bahagia.

Chilon sangat sibuk saat itu sehingga pesuruh-peseuh itu harus menunggu beberapa hari sebelum mereka dapat menemuinya. Akhirnya mereka diijinkan untuk pergi kehadapannya dan mengemukakan urusan mereka.

“Kami memmiliki sandaran berkaki tiga ini yang sangat indah,” kata mereka.”Peramal di Delphi mengatakan untuk memerintahkan bahwa seharusnya ini diberikan kepada orang terbijak dari yang bijak, dan karena alasan itu kami membawanya kepadamu.”

“Kamu membuat kesalahan,” kata Chilon. “Di seberang Athena, ada seorang yang bijak bernama Solon. Dia adalah seorang penyair, seorang prajurit dan seorang pembuat aturan. Dia adalah musuh terbesar saya, tetapi saya juga mengaguminya sebagai orang terbijak didunia. Kepadanya seharusnya kamu memberikan sandaran berkaki tiga itu.



VII

Pesuruh-pesuruh itu seharusnya bergegas untuk membawa hadiah emas itu ke Athena. Mereka tidak menemukan masalah untuk menemui Solon. Dia adalah pemimpin penguasa kota yang besar itu.

Semua orang yang mereka lihat berbicara memuji kebijaksanaannya.
Saat mereka memberitahunya apa yang disuruhkan pada mereka, dia diam sejenak; kemudian dia berkata:--

“Saya tidak akan berpikir bahwa saya adalah seorang yang bijaksana, dan oleh karena itu hadiah ini bukan untuk saya. Tetapi saya tahu setidaknya ada enam orang yang terkenal karena kebijaksanaan mereka, dan satu dari mereka pasti adalah yang terbijak dari yang bijak.”
“Siapa mereka? Tanya pesuruh.

"Nama mereka adalah Thales, Bias, Pittacus, Cleobulus, Periander, and
Chilon," jawab Solon.

“Kami sudah menawarkan hadiah ini kepada setiap mereka,” kata pesuruh itu, “dan mereka semua menolaknya.”

“Maka hanya ada satu hal lain yang harus dilakukan,” kata Solon.”Bawalah ini kembali ke Delphi dan tinggalkan ini di Kuil Apollo; karena Apollo adalah sumber kebijaksanaan, yang terbijak dari yang bijak.”

Dan pesuruh-pesuruh tersebut melakukannya.
Orang-orang yang terkenal yang saya ceritakan pada mu ini biasanya disebut Tujuh Orang Bijaksana Yunani. Mereka hidup kebih dari dua ribu tahun lalu dan setiap mereka membantu membuat negerinya terkenal.

0 komentar:

Posting Komentar