Selasa, 04 Mei 2010

CERITA TENTANG ROMA TUA

Saat itu ada kelaparan yang besar di Roma. Musim panas menjadi sangat kering dan panen jagung telah gagal, tidak ada roti didalam kota. Dan orang-orang kelaparan.

Suatu hari, ada kesukaan besar untuk semua, beberapa kapal datang dari negeri lain. Kapal tersebut dimuati dengan jagung. Disini ada cukup makanan untuk semua.

Pemimpin Kota bertemu untuk memutuskan apa yang seharusnya dilakukan dengan jagung.

“Bagikan diantara orang-orang miskin yang sangat membutuhkannya,” kata beberapa.
“Biarlah ini menjadi pemberian yang gratis untuk mereka dari kota.”

Tetapi satu dari para pemimpin tidak mau melakukannya. Namanya adalah Coriolanus, dan dia adalah seorang yang sangat kaya.

“Orang-orang itu miskin karena mereka terlalu malas untuk bekerja,” katanya. “ Mereka tidak layak untuk mendapatkan pemberian dari kota. Biarkan mereka yang berharap jagung membawa uang dan membelinya.”

Saat orang-orang mendengar tentang pidato dari orang kaya ini, Coriolanus, mereka sangat marah.

“Dia bukan orang Roma sejati,” kata beberapa orang.
“dia egois dan tidak adil,” kata yang lain
“Dia adalah musuh bagi orang miskin. Bunuh dia! Bunuh dia! “ Teriak orang banyak. Mereka tidak membunuh, tetapi gerombolan itu mengeluarkan dia dari kota dan memerintahkan dia untuk jangan pernah kembali.

Coriolanus berjalan ke kota Antium, yang tidak jauh dari Roma. Orang-orang Antium adalah musuh dari orang-orang Roma dan sering mereka sering perang. Sehingga mereka menyambut Coriolanus dengan baik dan mengangkatnya sebagai jendral pasukan mereka.

Coriolanus mulai untuk pertama kalinya siap berperang melawan Roma. Dia membujuk kota lainnya yang dekat dengan Antium untuk mengirimkan prajurit mereka untuk membantunya.

Segera, sebagai kepala dari pasukan yang sangat besar, dia bergerak maju ke kota yang pernah menjadi rumahnya. Prajurit kasar Antium mengelilingi pedesaan sekeliling Roma. Mereka membakar desa dan rumah pertanian. Mereka memenuhi daerah dengan teror.

Coriolanus berkemah cukup dekat dengan kota. Pasukannya adalah yang terbesar yang pernah dilihat orang Roma. Mereka tahu bahwa mereka tidak berdaya karena kuatnya musuh mereka.

“Serahkan kota mu pada ku,” kata Coriolanus.” Taatlah terhadap aturan yang akan saya buat untuk kamu. Lakukan ini, atau aku akan membakar Roma dan menghancurkannya bersama semua orang-orangnya.”

Orang-orang Roma menjawab,”Kami perlu waktu untuk memikirkan masalah ini. Beri kami beberapa hari untuk mempelajari aturan-aturan apa saja yang akan kamu buat bagi kami, dan kemudian kami akan mengatakan apakah kami dapat melakukannya atau tidak.”

“Saya akan beri kamu tiga puluh hari untuk mempertimbangkan masalah ini,” kata Coriolanus.

Kemudian dia memberitahukan aturan-aturan apa saja yang diminta untuk mereka taati. Aturan-aturan tersebut sangat berat kata mereka, “Lebih baik mati saja.”

Pada akhir dari tiga puluh hari, empat dari pemimpin kota pergi keluar untuk memohon belas kasihnya kepada orang-orang Roma, dengan wajah bijaksana dan janggut putih panjang. Mereka pergi keluar tanpa tutup kepala dan merendahkan hati.

Coriolanus tidak akan mendengarkan mereka. Dia menyuruh mereka kembali dengan ancaman, dan mengatakan pada mereka bahwa mereka tidak dapat mengharapkan belas kasih darinya; tetapi dia setuju untuk memberikannya tiga hari lagi untuk mempertimbangkan hal tersebut.

Hari berikutnya, semua pendeta dan orang bijak pergi keluar untuk memohon belas kasihnya. Mereka berpakaian dengan jubah panjang yang melambai-lambai dan semua berlutut dengan kerendahan hati sebelum dia datang. Tetapi dia membawa mereka kembali dengan caci maki.

Pada hari terakhir, pasukan besar yang dipimpin Coriolanus dari Antium telah menjadi kesatuan perang. Siap berbaris ke kota dan menghancurkannya.

Seluruh Roma dalam kengerian. Mereka melihat sepertinya tidak ada jalan untuk meloloskan diri dari kemarahan dari orang yang geram ini.

Kemudian para pemimpinm dengan putus asa, berkata,”mari kota pergi ke rumah dimana Coriolanus pernah tinggal saat dia menjadi bagian dari kita. Ibunya dan istrinya masih disana, mereka adalah wanita terhormat dan mereka mencintai Roma. Mari kita minta mereka untuk pergi keluar dan memohon musuh kita untuk memberikan belas kasih pada kita. Hatinya akan berat walaupun dia dapat menolak ibu dan istrinya.

Dua wanita terhormat itu mau melakukan apapun yang mereka bisa untuk menyelamatkan kota mereka. Kemudian dengan menggandeng anak nya yang kecil di tanggannya, mereka pergi keluar untuk bertemu dengan Coriolanus. Dibelakang mereka ada arak-arakkan perempuan Roma yang mengikuti. Saat dia melihat ibunya dan isterinya dan anaknya, dia dipenuhi dengan kegembiraan. Tetapi saat mereka memberi tahu pesanan mereka, wajahnya menjadi gelap dan dia menggelengkan kepalanya.

Untuk waktu yang lama ibunya memohon padanya. Untuk waktu yang lama isterinya memohon belas kasihnya. Dan anaknya yang kecil melekat ke lututnya dan mengatakan kata-kata penuh kasih padanya.

Akhirnya dia tidak dapat bertahan lebih lama lagi. “O ibu,”katanya,” ibu telah menyelamatkan negeri ibu, tetapi ibu telah kehilangan anak!” kemudian dia memerintahkan pasukannya untuk kembali ke kota Antium.
Roma selamat; tetapi Coriolanus tidak dapat kembali ke rumahnya, ibunya, isterinya dan anak-anaknya. Dia sudah kehilangan mereka.

0 komentar:

Posting Komentar