Selasa, 04 Mei 2010

KAYUH-PERAHU BERODA

Lebih dari seratus tahun yang lalu, dua anak laki-laki sedang memancing di sebuah sungai kecil. Mereka duduk di sebuah kapal, setiap anak memegang sebuah kayu panjang bercabang ditangannya dan menunggu dengan semangat untuk sebuah “gigitan”.

Pada saat mereka ingin memindahkan kapal dari satu tempat ke tempat lain mereka harus mengayuhnya; mereka mendorong galah yang panjang, ke paling bawah yang mencapai aliran bawah.

“Ini bekerja lambat, Robert,” kata anak yang lebih tua saat mereka mengayuh ke sungai ke tempat memancing baru. “Kapal tua itu bergerak pelan-pelan pada air tidak lebih cepat dari seekor keong.

“Ya, Christopher; dan ini kerja yang berat juga,” jawab Robert.” Saya kira seharusnya ada cara yang lebih baik untuk menggerakkan sebuah kapal.”

“Ya, ada cara yang lebih baik, dan itu dengan mengayuh,” kata Christopher.
“Tetapi kita tidak punya dayung.”

“Baiklah, saya akan membuat beberapa dayung,” kata Robert;”tetapi saya kira sebaiknya masih ada jalan lain dan yang lebih baik. Saya akan menemukan jalannya jika saya bisa.”

Hari berikutnya bibi Robert mendengar pemukulan dan penggergajian di gudangnya. Dua orang anak laki-laki ada disana, mereka sibuk bekerja dengan palu dan gergaji, “Apa sedang kamu buat Robert?” tanyanya.

“Oh, saya berencana untuk membuat sebuah kapal bergerak tanpa menggalah atau mendayungnya,” jawabnya
Bibinya tertawa dan berkata,” Baiklah, saya harap kamu berhasil.”

Setelah mengerjakan sesuatu tanpa keahlian dan mencoba, mereka berhasil membuat dua dayung beroda. Mereka sangat kasar dan sederhana, tetapi kuat dan dapat digunakan. Mereka memasang setiap roda ke akhir dari batang besi yang mereka lewati melalui kapal sisi demi sisi. Batang itu dibengkokkan ketengah sehingga dapat dibalikkan seperti dengan engkol. Saat pekerjaan itu selesai, kapal pancing tua itu terlihat lebih aneh, dengan sebuah kayuh beroda pada setiap sisi yang dicelupkan hanya beberapa inci ke air. Anak-anak itu tidak kehilangan waktu untuk mencobanya.

“Dia mulai berjalan maju sesuai,” kata Christopher,”tetapi bagaimana kita mengarahkannya?”

“Oh, saya belum memikirkannya,” kata Robert. Dia mengambil sesuatu seperti kunci dayung dan memasangkannya ke bagian belakang kapal; kemudian dengan kayuh yang bekerja dalam kunci dayung seorang anak dapat mengarahkan kapal saat yang lain membalikkan roda dayung.

“Ini lebih baik dari pada menggalah kapal,” kata Christopher.

“Ini lebih baik dari mengayuhnya, juga,” kata Robert.”Lihat betapa cepatnya dia bergerak!”

Malam itu saat Christopher pulang ke rumah dia memiliki cerita bagus untuk diceritakan. “Bob Fulton merencanakan segala sesuatunya,” katanya,” dan saya menolongnya membuat kayuh dan meletakkannya pada kapal.

“Saya heran kenapa kita tidak memikirkan sesuatu seperti itu sejak dulu,” kata ayahnya.”Hampir semua orang tidak dapat melengkapi kapalnya seperti itu.”

“Ya, saya heran juga,”kata Christopher. “Itu terlihat cukup mudah, sekarang Bob telah menunjukkan bagaimana itu dilakukan.”


Saat Robert Fulton dewasa, dia tidak melupakan percobaannya denga kapal pancing tua. Dia terus, berencana, dan berfikir dan bekerja, sampai akhirnya dia sukses membuat sebuah perahu dengan kayuh roda yang dapat berlari melalui tenaga uap.

Sekarang dia diingat dan dihormati sebagai penemu kapal uap. Dia menjadi terkenal karena dia selalu berpikir dan belajar dan bekerja.

0 komentar:

Posting Komentar