Selasa, 04 Mei 2010

GEMBALA SAPI YANG MENJADI PENYAIR

I

Di Inggris pada suatu waktu ada sebuah biara terkenal yang disebut Whitby. Itu sangat dekat dengan laut dan siapa yang tinggal di dalamnya dapat mendengar ombak selamanya memukul daratan. Tanah disekitarnya tidak rata, hanya dengan beberapa ladang ditengah dari hutan yang luas.

Dalam kejauhan- pada hari libur, sebuah biara menjadi setengah gereja, setengah istana. Itu adalah tempat yang baik dimana orang-orang baik, dan ketakutan, orang-orang tanpa pertolongan dapat menemukan tempat berlindung pada waktu perang. Disana mereka dapat hidup dalam damai dan aman sementara seluruh negeri diserbu oleh orang-orang kasar dan barbar.

Suatu malam yang dingin di musim dingin, para pelayan biara berkumpul di dapur yang besar. Mereka duduk mengelilingi perapian dan mencoba untuk menghangatkan diri mereka sendiri.

Diluar pintu angin bertiup. Seseorang mendengarnya sebagai siulan dari pohon dan berderik dipintu dari biara itu. Mereka datang mendekat ke perapian dan merasa bersyukur karena mereka aman dari angin yang kencang. “Siapa yang akan menyanyi sebuah lagu buat kita?” kata tuan tukang kayu yang melemparkan sebuah balok kayu ke perapian.

“Ya sebuah lagu! Sebuah lagu! Teriak yang lain,” mari kita menyayikan lagu lama yang membuat kita tetap hangat.”

“Kita semua dapat menjadi penyanyi malam ini,” kata kepala koki.”Kita akan menyanyikan sebuah lagu bergantian. Bagaimana menurutmu?”

“Setuju! Setuju!” teriak yang lain.”Dan koki itupun memulai.”


Tukang kayu menggerakkan api sampai nyala api melompat tinggi dan percikan api keluar di lubang atap. Kemudian kepala koki mulai bernyanyi. Dia bernyanyi tentang peran, dan perbuatan berani yang kasar, dan cinta dan duka.

Setelah dia, orang lain dipanggil, satu demi satu; dan setiap mereka bergantian menyanyikan lagu favoritnya. Tukang kayu bernyanyi tentang hutan liar, pembajak bernyanyi tentang ladang; gembala bernyanyi tentang dombanya; dan mereka yang mendengarkan melupakan tentang badai dan udara dingin.

Tetapi disudut, hampir tersembunyi dari teman-temannya, seorang miskin duduk tidak menikmati nyanyian itu. Dia adalah Caedmon, dia adalah seorang gembala sapi.”Apa yang harus saya lakukan jika tiba giliran saya?” katanya kepada dirinya sendiri.

“ saya tidak tahu lagu apapun. Suara saya kasar dan saya tidak dapat bernyanyi.”

Jadi dia duduk disana menggigil dan ketakutan; karena dia sangat pemalu, dan tidak suka diperhatikan.

Pada akhirnya, saat seorang pandai besi ditengah pergerakan lagu, dia naik dengan tenang dan pergi keluar ke dalam gelap. Dia menyebrangi halaman sempit dimana ternak dijaga dalam cuaca badai.

“Sapi yang lembut ini tidak akan meminta sebuah lagu dari saya,” kata orang miskin itu. dia segera menemukan sudut yang hangat, dan disana dia berbaring, menutupi dirinya dengan jerami.

Didalam dapur yang besar, disamping perapian, orang-orang bersorak dan tertawa; karena pandai besi telah selesai bernyanyi, dan itu sangat menyenangkan.

“Siapa berikutnya?” kata tukang kayu.
“Caedmon, penjaga sapi,” jawab sang kepala koki.

“Ya, Caedmon! Caedmon,” teriak mereka bersama.”Sebuah lagu dari Caedmon!”

Tetapi saat mereka mencari, mereka melihat kursinya sudah kosong.

“Kasihan, teman pemalu!” kata pandai besi.” Dia takut dan memisahkan diri dari kita.”



II

Didalam tempatnya yang aman, tempat yang hangat dengan jerami, Caedmon segera tertidur. Semua disekelilingnya adalah sapi biara, beberapa mengunyah rumput, dan yang lainnya seperti tuannya tertidur tenang. Nyanyian didapur berakhir, perapian menyala kecil dan setiap orang pergi ke tempatnya masing-masing.

Kemudian Caedmon memiliki mimpi yang aneh. Dia berpikir ada sinar indah yang bersinar disekelilingnya. Matanya terpesona dengan sinar itu. Dia menggosok dengan tangannya, dan dia berpikir dia melihat wajah yang indah melihatnya kebawah, dan dengan suara lembut berkata,--
“Caedmon, nyanyi untuk saya.”

Pertamanya dia begitu bingung dan dia tidak dapat menjawab. Kemudian dia mendengar suara itu lagi.

"Caedmon, nyanyikan sesuatu."

“Oh, saya tidak bisa benryanyi,” jawab pria miskin itu.” saya tidak tahu lagu apapun; dan suara saya kasar dan tidak menyenangkan. Itulah alasan saya kenapa saya meninggalkan teman-teman di dapur biara dan datang kesini untuk sendiri.”

“Tetapi kamu harus bernyanyi,” kata suara itu. “ Kamu harus bernyanyi.”

“Apa yang seharusnya saya nyanyikan?” tanyanya.

“Nyanyi tentang penciptaan,” adalah jawabannya

Kemudian Caedmon, hanya dengan sapi sebagai pendengarnya, membuka mulutnya dan mulai bernyanyi, dia bernyanyi tentang permulaan sesuatu; bagaimana dunia dijadikan; bagaimana matahari dan bulan terbentuk, bagaimana tanah naik dari air; bagaimana burung dan binatang liar diberikan hidup.

Walaupun sepanjang malam dia duduk diantara sapi biara, dan dia bernyanyi lagunya yang indah. Saat penjaga kandang dan gembala keluar di pagi hari, mereka mendengarnya bernyanyi; dan mereka begitu terpesona sampai mereka berdiri di timbunan salju dan mendengarkan dengan mulut ternganga.

Pada jarak itu, pelayan lain mendengarnya, dan masuk ke lagunya yang indah, dan seseorang berlari cepat dan memberitahu kepala biara wanita yang baik atau nyonya dari biara, hal aneh apa yang sedang terjadi.

“Bawa penjaga sapi itu kesini, dan saya dan semua yang ada dapat mendengarnya,” katanya.

Jadi Caedmon dibawa ke ruang besar dalam biara. Dan semua saudara perempuan dengan wajah manisnya dan wanita lainnya ditempat itu mendengarkan sementara dia menyanyikan lagi lagu yang indah tentang penciptaan.

“Tentu saja,” kata biarawati, “ ini adalah sebuah puisi, paling manis, paling benar, paling indah. Dan pasti ditulis kebawah sehingga orang-orang ditempat lain dan di lain waktu dapat mendengarnya dibaca dan dinyanyikan.”

Sehingga dia memanggil tukang tulisnya, yang merupakan seorang pelajar, dan memintanya supaya dia menuliskan lagu itu, kata demi kata, yang keluar dari bibir Caedmon. Dan dia melakukannya.

Demikianlah cara dimana puisi Inggris yang benar pertama kali ditulis. Dan Caedmon, penjaga sapi miskin di biara, adalah penyair hebat pertama di Inggris.

0 komentar:

Posting Komentar